Selama Tiga Dekade, AS dan Israel Melakukan Operasi Pergantian Rezim di Dunia dan Paling Banyak di Negeri-Negeri Muslim

MutiaraUmat.com -- Pemimpin redaksi berita online Muslim Skeptic.com, Daniel Haqiqotju, mengungkapkan bahwa selama tiga dekade sejak Perang Dingin, AS melakukan operasi pergantian rezim di seluruh dunia. Seperti Amerika Latin, Eropa Timur, Subsahara Afrika, Afrika Selatan. Dan operasi pergantian rezim paling banyak di negara-negara Muslim. 
 
“Selama tiga dekade sejak Perang Dingin, AS melakukan operasi pergantian rezim di seluruh dunia. Amerika Latin, Eropa Timur, Subsahara Afrika, Afrika Selatan. Tetapi mereka melakukan operasi pergantian rezim paling banyak di negara-negara Muslim, yang AS sebut sebagai revolusi warna,” ungkapnya dalam dalam video yang dirilis oleh akun YouTube Muslim Skeptic, Rabu (06/03/2024)

Kata Daniel, AS melakukan demikian melalui istilah perubahan rezim. Tetapi hakikatnya, hanyalah sebuah kata diplomatik untuk memperluas cengkraman.

Ia juga menyatakan, terdapat banyak buku-buku akademik yang mendokumentasikan operasi-operasi tersebut. 

“Salah satu buku yang bagus mengambil topik khusus ini adalah Lindsay atau dengan sampul pergantian rezim America’s Secret Cold War yang diterbitkan oleh Universitas Cornell. Atau dalam dokumen lain seperti How The US Government Launched 64 Secrets, Regime Change Operations, dan Six Open Operations in The World War Period Alone Between 1947 and 1989, “ ujar Daniel. 

AS dn Israel Melakukan Pergantian Rezim di Dunia dengan Pembunuhan, Kudeta, dan Invasi Militer. Kabar buruknya lagi kata Daniel Haqiqatjou, AS melakukan operasi pergantian rezim di dunia dengan pembunuhan terhadap para pemimpin, atau mengganti mereka melalui pemberontakan (kudeta), bahkan terkadang dengan kekuatan invasi militer.

“AS melakukan pergantiann rezim melalui pembunuhan para pemimpin, atau mengganti mereka melalui pemberontakan kudeta, bahkan terkadang dengan kekuatan invasi militer,” lanjutnya. Daniel menyebutkan beberapa negara yang dimaksud seperti Indonesia. Pada tahun 1996, AS mengganti presiden Sukarno dengan menggulingkanya.

Kemudian Saudi Arabia, terjadi pembunuhan Raja Saudi Arabia, yaitu King Faisal pada tahun 1975 oleh AS. AS melakukannya karena Raja Faisal menarget untuk melakukan pengrusakan dan embargo minyak. Raja Faisal ingin menghukum Barat karena dukungan terhadap Israel yang menyerang Palestina. Raja Faisal memutus suplai minyak, lalu AS membunuhnya. 

“Iran, pada tahun 1953, AS dan UK mengganti Perdana Menteri Mohammad Mossadegh melalui kudeta. Sejak akhir tahun 1970-an, AS dan Israel terus menerus berupaya untuk menggulingkan penguasa-penguasa Iran. Dan tahun 2020 lalu, drone AS menyasar Qasem Sulaimani, pejabat penting kedua di Iran saat itu,” beber Daniel. 

Lalu di Pakistan tahun 1998, Presiden Pakistan, Muhammad Zia-ul-Haq dibunuh. Ia telah mengembagkan senjata nuklir dan menawarkan untuk membantu negeri Muslim lainnya dalam mengembangkan nuklirnya. Terdapat bukti yang signifikan bahwa pembunuhan tersebut adalah terencana dan melibatkan Israel dan India. 

“Sementara baru-baru ini, yaitu tahun 2022 ditemukan bukti bahwa AS berhasil mengeliminasi presiden Pakistan, Imran Khan,” imbuhnya lagi. 

Begitu pun dengan Irak pada tahun 2006, AS dan Israel menggulingkan serta membunuh presiden Saddam Hussein. Kejadian ini terjadi selama AS melakukan invasi dan penjajahan di Irak.

Sementara di Libia pada tahun 2011, AS dan Israel menggulingkan dan membunuh Presiden Muammar Qaddafi. Ini terjadi ketika kasus Arab spring. Dan Syria sejak tahun 2011, AS dan Israel telah berusaha dan terus berupaya untuk menggulingkan serta membunuh presien Bashar Al-Asad. 
 
“Di Mesir tahun 2013, Israel terlibat dalam penggulingan presiden Muhammad Mursi. Lalu di Tunisia, penguasa Tunisia, Rachid Ghannouchi diganti melalui sebuah serial manipulasi politik. Dan sejak tahun 2023 dipenjara dengan alasan terlibat bagian dalam kebijakan Israel-AS untuk mengeliminasi pemilihan pimpinan kelompok Islamis dalam kebangkitan Arab spring,” jelas Daniel selanjutnya. 

Sama halnya dengan Turki katanya, pada tahun 2016, terdapat sebuah bukti bahwa AS dan Israel terlibat dalam ketidaksuksesan untuk menggulingkan Erdogan dengan kerusuhan.

Terkhusus untuk wilayah Palestina kata Daniel, sejak 1940 Israel secara terus-menerus menargetkan paling banyak pemimpin Palestina degan pembunuhan.

“Pada beberapa kasus, pembunuhan-pembunuhna tersebut dilakukan dengan terbuka, seperti pembunuhan pimpinan HAMAS, Ahmad Yassin tahun 2004. Kasus lain meskipun baru terdapat sedikit kejelasan, tetapi begitu banyak bukti untuk menuduh bahwa Israel berada di belakang kematian pimpinan PLO, Yasser Arafat tahun 2004 yang kemungkinan melalui racun (diracun),” smabungnya lanjut. 

Oleh karena itu, dengan mengetahui semua sejarah tersebut, tidak mengubah kenyataan bahwa pemimpin dunia Islam sangat lemah dan korup. 

Secara jujur jelas Daniel, ketakukan para penguasa itu sudah ada sejak lama. Sehingga yang penguasa-penguasa yang terlihat hari ini tidak ubahnya seperti rongsokan. Mereka tidak punya pilihan selain masuk dalam permainan AS. 

“Para Penguasa Muslim harus terperangkap permainan AS. Mereka dipaksa untuk memberikan minyak kepada AS, lalu militernya membangun basis pertahanan. Mereka dipaksa menandatangani perjanjian dengan Isarel, dipaksa untuk tidak mengembangkan senjata. Mereka juga memaksa agar mencegah para ulama bersuara untuk mengkritik AS dan Israel,” pungkasnya. []M. Siregar

0 Komentar