Sedang Terjadi Genosida di Palestina


MutiaraUmat.com -- Sedih melihat dan mendengar melalui sosial media keadaan saudara sesama muslim di Palestina. Mereka diserang oleh Israel yang menewaskan ribuan rakyat Palestina termasuk wanita dan anak-anak. Israel tidak pandang bulu dalam melakukan penyerangan itu. Sementara, dunia diam. Negara Mesir yang berbatasan langsung dengan Rafah bahkan meninggikan temboknya agar rakyat Palestina tidak bisa menyeberangi perbatasan itu.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, setidaknya ada 30.320 orang yang tewas dan 71.533 terluka akibat serangan yang dilakukan oleh Israel sejak tanggal 7 Oktober 2023. Penduduk Palestina banyak yang mengungsi, hingga sampai ke Rafah, Jalur Gaza Selatan. Di Rafah pun tidak lepas dari pengeboman yang dilakukan oleh Israel. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun prihatin melihat pengeboman yang dilakukan terhadap tenda-tenda yang menaungi warga sipil di Rafah, yang menewaskan 11 orang dan melukai 50 orang. Petugas kesehatan, warga sipil hingga anak-anak kembali menjadi korban. Padahal mereka seharusnya dilindungi (antaranews.com, 3/3/2024).

Layaknya sebuah peperangan, harusnya antara pasukan yang satu dan lainnya saling berhadapan. Sementara yang terjadi di Palestina itu bukan perang namanya. Tapi sudah merupakan genosida, yaitu penghancuran suatu bangsa atau etnis. Di mana warga sipil, wanita, anak-anak ikut dibantai padahal mereka sama sekali tidak bersalah. Dan tidak bisa melakukan perlawanan. Tapi itulah yang terjadi di Palestina. Bahkan bantuan kemanusiaan pun berupa makanan tidak lepas dari penyerangan oleh Israel.

Sementara penguasa negeri-negeri muslim seakan menutup mata melihat hal itu. Padahal saudara seakidah sedang dibantai. Dukungan memang diberikan untuk negara Palestina tapi masih sebatas kecaman, kutukan, boikot produk yang perusahaannya diduga pro terhadap Israel. Itu pun bersifat sementara, makin lama suara makin sayup-sayup dalam menyuarakan kebebasan Palestina dari tangan penjajahan Israel.

Walaupun hanya sebatas kecaman, kutukan, dan boikot produk Israel, namun hal itu sudah merupakan bentuk solidaritas antar bangsa. Daripada tidak sama sekali. Padahal ada bantuan yang lebih penting daripada sekadar itu. Bantuan berupa pasukan militer dari negeri-negeri muslim yang akan bergabung dengan pasukan militer setempat untuk mengusir kaum penjajah dari bumi Palestina.

Namun berharap bersatunya tentara muslim di seluruh dunia untuk membantu rakyat Palestina itu ibarat jauh panggang dari api. Karena sekat-sekat nasionalis yang mencegah hal itu terjadi. Masing-masing negeri sibuk dengan urusan sendiri. Padahal, sesungguhnya kaum muslim itu bersaudara, di mana pun mereka berada. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya, selama seorang hamba itu menolong saudaranya sesama muslim (HR. Muslim).

Ada pula sebuah hadis yang menyebutkan, bahwa kaum muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan sakit juga (HR Muslim). Jika merujuk pada hadis tersebut, seharusnya para penguasa negeri-negeri muslim ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Lalu bersegera mengirimkan bantuan secara militer. Saling bahu membahu antara negeri muslim yang satu dan lainnya untuk mengusir kaum penjajah yang bercokol di Palestina. Sesungguhnya jika kaum muslim di dunia bersatu tidak ada yang bisa untuk mengalahkannya.

Bersatunya kaum muslim di seluruh dunia itu merupakan momok dan mimpi buruk bagi kaum yang mengusung sistem yang ada saat ini. Karena itu dengan berbagai macam cara, mereka berusaha mencegah hal itu terjadi. Mereka tahu dan paham, jika kaum muslim di dunia bersatu, maka hegemoni kekuasaan mereka terhadap kaum muslim berakhir. Berita gembira tentang bersatunya kaum muslim di seluruh dunia di bawah kepemimpinan seorang khalifah dalam institusi negara khilafah sudah disampaikan oleh rasul Muhammad saw. berabad-abad yang lalu. Sekarang tinggal menunggu pertolongan dari Allah Swt, sambil berusaha dan berdoa agar hal itu cepat terwujud. Jika hal itu terjadi, dan pasti terjadi, maka tidak ada lagi genosida di belahan dunia mana pun, terutama terhadap kaum muslim.

Wallahu'alam bishowab

Oleh: Yuli Juharini
Aktivis Muslimah

0 Komentar