PPN Naik Lagi, Buah Penerapan Sistem Kapitalisme


MutiaraUmat.com -- Beban rakyat makin bertambah lagi karena negara akan menaikkan PPN, sedangkan pendapatan tidak kunjung naik tetapi kenaikkan PPN selalu dirasakan rakyat.

Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), tarif PPN yang sebelumnya sebesar 10 persen diubah menjadi 11 persen mulai berlaku pada 1 April 2022. Lalu, kembali dinaikkan menjadi sebesar 12 persen paling lambat pada 1 Januari 2025. 

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membeberkan seluruh kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) akan kembali dilanjutkan oleh presiden selanjutnya. Hal itu juga termasuk kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang dipastikan naik menjadi 12 persen pada 2025.(titro.id, 8-3-2024)

Rencana pemerintah akan menaikkan PPN yaitu melanjutkan kinerja dari presiden sebelumnya. Karena walaupun sudah berganti presiden atas pilihan rakyat sendiri tetapi semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh presiden sebelumnya haruslah dilanjutkan, semua telah dirumuskan apa saja kinerja presiden yang harus berkelanjutan oleh presiden terpilih salah satunya adalah kenaikkan PPN.

Kenaikkan PPN ini dinilai sangat membebani hidup rakyat karena jika PPN naik otomatis semua harga pangan juga ikutan naik sedangkan saat ini saja kenaikkan harga pangan sudah beberapa kali mengalami kenaikkan, bagaimana nanti dan itu artinya menambah beban rakyat lagi untuk memutar otak bagaimana mencari penghasilan tambahan lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.

Kenaikkan PPN dinilai tidak diperlu karena melihat dari kondisi perekonomian rakyat saat ini yang sangat meresahkan, kenaikkan PPN hanya akan membuat daya beli masyarakat berkurang karena penghasilan yang didapat pas-pasan, banyaknya pengangguran dan tidak adanya lapangan perkerjaan, semua permasalahan ini akan mempengaruhi proses perekonomian dalam negeri karena turunnya permintaan konsumen di pasar membuat perekonomian tidak berputar.

Apalagi ditambah dengan persaingan global kemungkinan besar membuat ekonomi negara makin terpuruk dan pasti imbasnya kepada rakyat lagi. Karena sistem yang digunakan adalah kapitalisme yang mengandalkan pemasukan keuangan negara dari utang dan juga pajak, berarti negara terus akan menekan hidup rakyat karena pajak yang harus dibayar makin tinggi. Dan beban hidup rakyat bertambah sehingga menyebabkan banyaknya orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tidak kuat menahan beban hidup.

Bahkan pinjaman online yang meningkat akhir-akhir ini karena beban hidup yang bertambah dan kurangnya penghasilan sehingga rakyat pun menggunakan pinjol sebagai jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seandainya negara menjadikan sumber pemasukan keuangan negara dari SDA yang dimiliki negara ini lalu dikelola dengan baik sendiri tanpa mengandalkan para investor asing atau swasta sehingga rakyat bisa sejahtera.

Tapi karena sistem yang diterapkan di negara ini adalah kapitalisme, di mana negara hanya sebagai regulator yang tidak memiliki kedaulatan secara penuh dan yang mempunyai hak atas SDA adalah kapitalis. SDA telah dikeruk abis, rakyat tidak menikmati sedikit pun, rakyat hanya dijadikan alat untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi yang menikmati hasilnya adalah mereka para kapitalis akhirnya rakyat bekerja sendiri untuk keluar dari permasalahan hidup sehari-hari.

Berbeda sekali dengan sistem Islam yang akan mengatur dan mengelola perekonomian negara dengan baik, adil, dan jujur. Serta tidak menjadikan sumber pemasukan pendapatan negara dari utang dan pajak pembayaran pajak pun tidak untuk semua orang melainkan hanya untuk Muslim yang kaya saja dan sifatnya temporal tidak terus-menerus, serta negara memanfaatkan SDA yang dimiliki untuk kesejahteraan rakyat sehingga rakyat dapat menikmatinya.

Semua harga pangan dan SDA diberikan secara gratis ataupun dengan harga yang terjangkau. Dan tidak memonopoli SDA karena mutlak milik rakyat dan hukumnya haram, sehingga semua kebutuhan rakyat dapat terpenuhi dan tidak ada rakyat yang meminjam pinjol bahkan sampai bunuh diri karena semua kebutuhan rakyat telah terjamin.

Ini semua hanya akan terjadi bila kita kembali kepada hukum Allah, dengan menjalankan syariat Islam dan menerapkan serta menegakkan sistem Islam secara kaffah, sehingga segala kesempitan hidup dapat terurai dan kehidupan yang aman damai dan sejahtera dapat terwujud dengan hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyah.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Ermawati
Aktivis Muslimah

0 Komentar