Potret Dekadensi Moral Generasi Lahir dari Pendidikan Liberal

MutiaraUmat.com -- Hadirnya bulan Ramadhan seharusnya menjadi kekhawatiran ketika melanggar syariat Islam, tapi tidak bagi remaja yang lahir dari sistem pendidikan liberal. Beberapa hari lalu viral remaja berinisial N, pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara korban diperkosa 10 pria. Bahkan (N) ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan di sebuah gubuk di wilayah Lampung Utara.

Polisi pun turun tangan mengamankan enam pelaku yakni AD, DA, dan R yang masih di bawah umur. Serta tiga pria dewasa yakni AL alias IR, A, dan MI. Sementara empat pelaku lainnya masih buron. 

Pemerkosaan terjadi sejak Rabu (14/2/2024). Hari itu korban dijemput pelaku D untuk diajak menonton pertandingan futsal. Mirisnya di tengah jalan, D mengarahkan kendaraannya ke arah perkebunan yang ada di Desa Tanjung Baru. Di lokasi tersebut, D memaksa korban masuk ke sebuah gubuk. Ternyata di gubuk tersebut sudah ada sembilan pelaku lainnya. Korban disekap selama tiga hari tanpa diberi makan. Selain itu korban juga mengalami kekerasan seksual dari para pelaku yang berjumlah 10 orang. (kompas.com, 17/2/2024)

Fakta ini satu di antara ribuan masalah yang dihadapi generasi saat ini. Perilaku buruk yang dilakukan generasi saat ini, tentu tidak bisa terlepas dari cengkeraman pendidikan liberal. Di mana saat ini dunia dipimpin oleh kapitalisme sekularisme membuat manusia memisahkan agama dari kehidupannya. 

Kehidupan remaja saat ini diatur oleh sistem kehidupan yang liberal. Apa pun boleh dilakukan demi kesenangan diri. Mirisnya, negara yang seharusnya berperan menjamin semua itu, melalui penerapan sistem demokrasi alih-alih memberikan kebebasan nyatanya membiarkan remaja bertingkah laku bukan karena halal haram. Tentu hal ini karena lahirnya kebijakan kapitalis, justru melindungi perilaku amoral. Diksi “sexual consent” dalam beberapa pasal UU TPKS, misalnya, seakan-akan memberi ruang untuk melegalkan kumpul kebo.

Mirisnya sistem ekonomi kapitalisme turut menambah deretan perilaku remaja. Mirisnya, atas nama keuntungan bisnis, pornografi sah diperjualbelikan. Mulai dari game online, media sosial, film, semua dunia hiburan tidak pernah absen dari pornografi. Itulah kesenangan dunia yang pikatnya manusia. Dikabarkan, oleh Kominfo bahwa Indonesia masuk ke dalam pengakses situs porno terbesar ketiga di dunia. Astaghfirullah!

Mirisnya lagi muncul fenomena generasi muda terjerat pinjol ataupun prostitusi online. Inilah kondisi hidup dalam sistem kapitalisme. Mereka diposisikan sebagai target pasar yang besar. Padahal, bisnis pornografi bisa mengantarkan pada kriminalitas yang serius, seperti kasus remaja yang membunuh satu keluarga bahkan sempat memerkosa anak dan ibunya akibat terpapar pornografi dan kekerasan. Oleh karenanya, kehidupan sekuler kapitalisme liberal bertanggung jawab terhadap merosotnya moral generasi muda.


Hilangnya Perisai Umat dan Generasi

Pangkal dari semua malapetaka yang terjadi pada generasi mulai dirasakan sejak Daulah Khilafah Islamiyah runtuh pada tahun 1924. Di mana umat termasuk generasi muda, benar-benar tidak lagi memiliki pelindung yang mampu membentengi mereka dari segala macam kerusakan. Sudah hampir seabad, umat dan generasi kehilangan perisai yang melindungi mereka.

Saat ini umat dan generasi tidak mengenal akan institusi penerapan Islam (khilafah) yang makin dimonsterisasi. Mereka yang memperjuangkan untuk kembalinya penerapan Islam kaffah dalam naungan khilafah malah dilabeli sebagai radikal dan bahkan dicap sebagai makar pemberontakan. Sebagaimana dalam Al-Qur'an, khilafah adalah tajul furud (mahkota kewajiban) yang wajib untuk ditegakkan. Sungguh, hal ini telah sangat jelas tertera di dalam Al-Qur’an dan hadis, tidak ada satu pun ulama yang mengingkarinya.

Atas nama sistem demokrasi kapitalistik, ajaran Islam ditentang. Demokrasi kapitalistik nyatanya hanya mampu melahirkan para penguasa yang bergandengan tangan dengan para pengusaha. Hal yang tidak aneh, saat ini kebijakan sesungguhnya berada pada mereka si pemilik modal. Kalau sudah begitu, bisnis pornografi, narkoba, prostitusi, miras, dan bisnis maksiat lainnya akan tumbuh subur, dan diakui bahkan dianggap sebagai penopang negara.


Generasi Dambaan Umat

Permasalahan yang terjadi saat ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan merata terjadi di seluruh dunia. Selama masih dalam kepemimpinan atau sistem kufur kapitalisme, jangan berharap dunia dan generasi akan terbentuk tangguh dan mampu membangun peradaban mulia.

Segala kerusakan yang terjadi pada remaja saat ini hanya bisa dihentikan dengan Khilafah Islamiyah. Khilafah memiliki konsep komprehensif untuk mewujudkan generasi yang mampu memimpin peradaban. Sangat berbeda 180 derajat dengan sistem sekuler kapitalisme yang membentuk para generasi hanya sebatas konsumen semata.

Konsep dalam Islam untuk melahirkan generasi berkualitas lagi mulia, di antaranya:

Pertama, negara berfungsi sebagai pengurus dan pelindung umat. Di mana seluruh kebutuhan umat, mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan, dan pendidikan, dijamin oleh negara. Maka seluruh yang berkaitan dengan kebutuhan primer masyarakat berada dalam tanggung jawab negara, bukan swasta atau individu.

Kedua, di dalam Islam sistem pendidikan memiliki visi misi untuk mencetak pemuda yang bersyakhsiyah Islam. Di dalam sistem pendidikan Islam akidah dijadikan sumber utama dalam kurikulum dengan pembahasan akidah sehingga tidak akan ada pemisahan antara pendidikan agama dan dunia. Sebab agama akan dijadikan pedoman hidup manusia. Hal ini akan melahirkan para ulama dan intelektual Muslim yang mampu memberikan kontribusi terbaiknya untuk dunia.

Ketiga, negara menetapkan sistem Islam, dan media dijadikan sebagai peran yang efektif untuk mengedukasi masyarakat, demi menjaga keimanan umat, termasuk para generasi muda. Konten nonfaedah, apalagi konten haram, jelas sangat di larang untuk ditayangkan. Negara menjadi kontrol penuh masyarakat dan generasi terhadap hal apa saja yang boleh disiarkan dan yang tidak boleh disiarkan, semua dilakukan sebab ketundukan pada syariat Islam demi terciptanya kemaslahatan dunia. 

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ 

Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Lia Haryanti, S.Pd.I.
Pendidik Pengemban Dakwah Ideologis

0 Komentar