Para Penguasa Arab menjadi Penjaga Entitas Penjajah Y*hudi

MutiaraUmat.com -- Alih-Alih berhenti, Penjajah Zionis Yahudi malah menunjukkan aksinya yang makin brutal selama bulan Ramadhan,  Direktur Forum On Islamic World Studies (FIWS) Farid Wajdi mengatakan penjajahan yang terus berlangsung ini karena para penguasa Arab menjadi penjaga entitas Yahudi. 

"Karena selama ini sangat jelas, penguasa penguasa Arablah yang sesungguhnya menjaga entitas Yahudi, Bagaimana mereka menjaganya? Pertama, penguasa-penguasa Arab melakukan normalisasi yang disebut dengan pengakuan diplomatik. Ini sebenarnya upaya untuk menjaga eksistensi penjajah Yahudi. Karena kalau kita lihat normalisasi atau pengakuan diplomatik dengan entitas penjajah yahudi berarti sama saja mengakui keberadaannya," ujarnya dalam Program Kabar Petang: Bejat! Kepala Agama Israel minta IDF Habisi Seluruh Warga Gaza di Youtube Khilafah News pada Ahad, (17/3/2024). 

Ia mengungkapkan, bahaya dari pengakuan diplomatik itu membuat entitas penjajah Yahudi akan memosisikan diri mereka sebagai sebuah negara yang justru menganggap Palestina sebagai ancaman lalu merasa berhak membantai bahkan melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

"Karena itu, normalisasi yang dilakukan penguasa-penguasa Arab seperti Yordania, UEA, dan negara-negara lain termasuk Turki ini adalah bentuk upaya  eksistensi penjajah Yahudi. Penghianatan lain ditunjukkan dengan diamnya entitas, diamnya penguasa-penguasa Arab terhadap kebiadaban entitas penjajah Yahudi.  Kalaupun mereka melakukan tindakan- tindakan seperti pengiriman bantuan kemanusiaan, itu tidak menghentikan kebiadaban," jelasnya. 

Kemudian ia melanjutkan poin kedua, yaitu solusi dua negara bukanlah solusi melainkan bentuk penghianatan dari penguasa Arab yang mampu mengirimkan pasukan militer dan pesawat tempur mereka. 

Ketiga, negeri-negeri muslim masih menjalin hubungan dagang dengan penjajah Yahudi.

"Turki misalkan hingga saat ini masih mengekspor kebutuhan-kebutuhan entitas penjajah Yahudi," ungkapnya. 

Selain itu, lanjutnya, Mesir sebagai wilayah yang paling terdekat dengan Palestina pun Penguasanya saat ini justru menutup pintu Rafah. 

"Padahal pintu Rafah itu adalah satu satunya pintu yang memungkinkan masuknya bantuan pangan untuk membantu rakyat Palestina yang sekarang ini sedang terjepit di wilayah Gaza Selatan atau wilayah Rafah, ada dua juta pengungsi yang ada disana. Kota ini, kota yang tidak layak dihuni karena tanpa air, listrik, rumah sakit juga dihancurkan maka begitu banyak penduduk Rafah yang meninggal karena kelaparan kemudian sakit karena kekurangan gizi. Ada juga yang memakan pakan-pakan ternak yang tidak layak untuk manusia, yang membawa kepada penderitaan rakyat Gaza dan jelas semua ini menunjukkan penghianatan penguasa negeri-negeri Islam karena mereka tidak melakukan tindakan yang sebenarnya bisa mereka lakukan yaitu mengirimkan pasukan militer dan pesawat-pesawat tempur mereka," pungkasnya. []Tenira

0 Komentar