Krisis Moral Generasi


MutiaraUmat.com -- Negeri ini kembali digemparkan oleh berita pelecehan seksual yang melibatkan remaja. Diketahui korban adalah seorang siswi SMP di Lampung. Korban disekap dan dilecehkan secara bergilir oleh 10 orang pemuda selama tiga hari berturut turut. Suatu kejadian yang tentunya tidak pernah terpikirkan akan terjadi oleh korban dan keluarga, serta masyarakat setempat, karena memang perbuatan ini sudah di luar nalar. Pertama karena yang melakukan hal tersebut adalah remaja bahkan diberitakan bahwa tiga pelaku masih di bawah umur. Kedua, penyekapan dan pelecehan ini adalah tindakan yang tidak manusiawi, di mana letak empati para pelaku? Korban diculik dan dibiarkan kelaparan hanya diberikan miras untuk bertahan. Dan kini kejadian tersebut menorehkan luka yang begitu mendalam bagi korban dan keluarga. 
 
Berita ini hanya satu dari banyaknya kejahatan yang dilakukan oleh pemuda. Belum lama rasanya ada berita tentang seorang pemuda yang membunuh seorang remaja putri beserta keluarganya karena ditolak cintanya. Miris, sedih, bingung, marah bercampur menjadi satu saat membaca setiap berita kriminal tersebut. Lalu membentuk tanda tanya, ada apa dengan generasi kita saat ini? Remaja, pemuda, yang harusnya menjadi aset bangsa dalam membenahi kebobrokan negeri justru menjadi pelopor di banyak kejadian kriminal. Bukankah seharusnya usia muda menunjukkan kecemerlangan dalam prestasi dan karakter yang kuat? Tapi malah kerusakan berpikir dan moral bejat yang dipertontonkan oleh mereka saat ini. 
 
Hal ini menunjukkan adanya krisis moral dan juga akhlak yang sangat memprihatinkan pada generasi muda bangsa. Banyaknya jumlah kejadian menunjukkan bahwa masih ada PR yang harus diselesaikan terkait tindak kriminal para pemuda ini. Apabila kemerosotan moral ini terus berlanjut tanpa adanya upaya serius untuk mengubah haluan maka tentu hal ini bisa membahayakan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Terlebih lagi beberapa tahun mendatang Indonesia akan mengalami bonus demografi, yaitu saat penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif. Jika kualitas generasi muda mayoritas seperti yang kita lihat di portal-portal berita kriminal, apakah bonus demografi nantinya akan menjadi berkah atau musibah?
 
Tentu masalah ini tidak terjadi begitu saja. Ada hal yang melatarbelakangi dan menjadi sumber utama kemerosotan moral generasi, yaitu sistem sekuler-liberal. Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan sehari-hari termasuk dalam ranah Pendidikan menjadikan generasi muda tumbuh menjadi intelektual yang memiliki kemampuan mumpuni tapi kering dari sisi ruhani. Agama hanya dijadikan pelengkap kurikulum tanpa benar-benar dipahami keberadaannya sebagai petunjuk dan pengatur kehidupan. Standar kehidupan mereka tidak lagi mengacu pada syariat Islam. Alhasil, mereka bebas berbuat semaunya dengan standar baik-buruk versi manusia, yang mana ini akan sangat beragam. Maka tidaklah heran banyak kerusakan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat khususnya generasi muda. Mulai dari pergaulan bebas, penggunaan obat terlarang bahkan pelecehan seksual. Generasi muda semakin jauh dari Islam. Kepribadian yang terbentuk pun jauh dari kata islami. Ditambah saat ini adalah era keterbukaan media sosial yang memungkinkan masyarakat mengakses tanpa batas berbagai macam konten. Jika generasi muda ini tidak memiliki konsep diri yang benar maka mereka akan mudah terombang ambing oleh berbagai macam pemahaman asing yang masuk melalui media dengan mudahnya. 
 
Maka sudah waktunya ada pembenahan dan perubahan yang bersifat revolusioner untuk memperbaiki moral generasi penerus ini. Perubahan yang arahnya sesuai dengan syariat Islam. Dengan begitu yang perlu dibenahi bukan hanya sekadar guru, sekolah, lembaga dan orangtua tapi juga sistem yang diterapkan saat ini, yaitu sistem sekuler kapitalis. Sudah saatnya masyarakat mencampakkan sistem bobrok yang hanya menghasilkan kerusakan dan beralih kepada solusi yang hakiki, yaitu sistem Islam.

Sistem yang berasaskan keimanan kepada Allah, Sang Pencipta, akan membentuk generasi yang bertakwa. Generasi yang taat pada aturan-Nya. Sistem pendidikannya akan menghasilkan generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap islami. Dalam sistem Islam negara akan mempunyai peranan penting dalam membangun masyarakat. Selain melalui sistem pendidikan, negara bisa menerapkan aturan syariat dalam interaksi laki-laki dan perempuan begitu pun dalam urusan mengatur dan memfilter konten-konten di media sosial. Dan yang pasti negara akan menegakkan sanksi yang tegas terhadap setiap pelaku kejahatan untuk memberikan efek jera agar tidak ada kejadian yang berulang. 
 
Begitulah sistem Islam dengan serangkaian aturannya akan dapat menjaga generasi. Dan sistem Islam telah terbukti berhasil membentuk manusia-manusia unggul berkarakter yang tidak hanya cerdas tapi juga berakhlak mulia. Karena memang untuk mewujudkan generasi yang unggul membutuhkan sistem yang juga mendukung. Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Phinar Insaniputri
Aktivis Muslimah

 
Daftar Pustaka
1.     https://regional.kompas.com/read/2024/03/15/055500978/siswi-smp-di-lampung-diperkosa-10-pria-disekap-3-hari-tanpa-makan-ditemukan?page=all (https://regional.kompas.com/read/2024/03/15/055500978/siswi-smp-di-lampung-diperkosa-10-pria-disekap-3-hari-tanpa-makan-ditemukan?page=all)

0 Komentar