Keutamaan Mencintai Allah dan Rasul-Nya


MutiaraUmat.com -- Sobat. Barang siapa ingin berkesempatan melihat Rasulullah SAW, maka hendaklah ia mencintainya benar-benar. Dan tanda-tanda cinta ialah mematuhi sunnahnya yang agung dan banyak bersholawat kepadanya. Hadits bersumber dari Anas ra dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, “ Barangsiapa mencintai sunnahku, maka berarti ia mencintai aku. Dan barangsiapa mencintai aku, dia akan berada dalam surga bersamaku.”

Allah SWT berfirman:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  

“Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ (4): 69)

Sobat. Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

1. Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.

2. Para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.

3. Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir

b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.

c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

4. Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Sobat. Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.

Sobat. Diriwayatkan dari Al-Baihaqi dari Umar ibn Murrah al-Juhanni ra, bahwa dia berkata, “ Seorang laki-laki datang dari Qudha’ah kepada Nabi SAW berkata, “Ya Rasulullah, tahukah engkau jika aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwa engkau adalah Rasulullah, dan aku melakukan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melakukan sholat pada malam-malamnya, serta menunaikan zakat, maka termasuk golongan siapakah aku?” 

Maka jawab Nabi SAW kepadanya, “Barang siapa meninggal dunia sedemikian rupa, maka dia bersama para Nabi, para shiddiq, dan para syuhada pada hari kiamat seperti ini – Nabi mengakkan jarinya – Selagi dia tidak durhaka kepada ibu-bapaknya. Karena, orang yang durhaka kepada ibu-bapak, jauh dari Tuhan yang Maha Pengasih.” ( Misykatul Anwar )

Sobat. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda, “Barang siapa berpegang teguh pada sunnahku di kala rusaknya umatku, maka dia memperoleh pahala seratus orang mati syahid.”

Sobat. Hatim Az-Zahid berkata, “Barang siapa mengaku cinta kepada Tuhannya tanpa bersikap wara’, maka dia adalah pendusta. Dan barangsiapa mengaku akan masuk surga tanpa menafkahkan harta, maka dia pun pendusta. Dan barangsiapa mengaku cinta kepada Nabi SAW tanpa menuruti sunnahnya, maka dia pun pendusta. Dan barangsiapa mengaku cinta kepada derajat-derajat yang tinggi tanpa berteman dengan orang-orang fakir dan miskin, maka dia pun pendusta.” (Tanbihul Ghafilin)

Sobat. Dari Ibnu Masúd ra bahwa dia berkata; “ Seorang lelaki datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya, “ Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan mengenai seorang lelaki yang mencintai suatu kaum, apakah dia akan dipertemukan dengan mereka?” Jawab Nabi Muhammad SAW ,” Al-Marú ma’a man ahabba – “Orang itu bersama siapa saja yang dia cintai.”

Kesimpulannya sobat, bahwa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, adalah jalan untuk berteman dengan para Nabi, para wali dan orang-orang shalih.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Safari Ramadhan 1425 H Masjid Baiturrahman di PKT, Bontang Kaltim 

0 Komentar