Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan


MutiaraUmat.com -- Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Syahra Shiyam. Alhamdulillah kita masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, bulan yang diwajibkannya umat Islam untuk berpuasa. Bulan yang sepuluh hari pertama adalah rahmat, sepuluh hari kedua adalah pengampunan dan sepuluh hari ketiga adalah terhindar dari api neraka.

Sebagai Muslim kita wajib bergembira menyambut bulan suci Ramadhan. Kegembiraan itu merupakan wujud dari keimanan: "Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan hal itu mereka bergembira." (TQS. Yunus ayat 58).

Para ulama dan orang shalih terdahulu sangat merindukan dan berbahagia jika datangnya bulan Ramadhan. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, "Dahulu mereka (para salafush shalih) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima mereka (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu).” (Latha’if Al-Ma’arif hal. 232).

Adapun beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan diantaranya adalah: Pertama, bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkan didalamnya Al-Qur'an dan diperintahkan untuk berpuasa. 

Al-Qur'an merupakan pedoman bagi seorang Muslim. Petunjuk agar manusia tidak tersesat dalam menjalani kehidupan dunia. Serta pembeda antara yang hak dan yang bathil.

"Beberapa hari yang ditentukan itu (ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (TQS. Al-Baqarah ayat 185)

Sebagai Muslim puasa adalah bagian dari rukun Islam yang wajib untuk dilaksanakan ketika memasuki bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 183 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (TQS. Al-Baqarah ayat 183).

Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba yang berpuasa dan kepada orang yang membaca Al-Qur'an pada hari kiamat nanti. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari”. Al-Qur’ an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka kami mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat." (HR Ahmad).

Kedua, bulan yang dilipatgandakannya pahala amalan yang wajib sebanyak tujuh puluh kali lipat. Dan menambah 'porsi' pahala amalan sunah seperti pahala mengerjakan yang wajib di bulan-bulan lain.

"Barang siapa yang pada bulan itu (Ramadhan) mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 271)

Jika amalan baik dilipatgandakan di bulan Ramadhan begitu pula amalan buruk. Karena itu perbanyaklah amalan baik dan tinggalkanlah amalan buruk. Amalan baik adalah apa yang Allah perintahkan, sementara amalan buruk adalah apa yang Allah larang yang terdapat didalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

"Maka takutlah kalian (terhadap) bulan Ramadhan, sesungguhnya amalan-amalan kebaikan dilipatgandakan pada bulan tersebut (Ramadhan) dan begitu juga dengan amalan-amalan keburukan." (HR.Thabrani).

Ketiga, bulan yang didalamnya terdapat ampunan Allah atas segala dosa-dosa.
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

"Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).

"Jarak antara shalat lima waktu, shalat Jum'at dengan Jum'at berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada diantaranya, apabila tidak melakukan dosa-dosa besar." (HR. Muslim).

Keempat, bulan yang terdapat di dalamnya Lailatul Qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (TQS. Al-Qadar ayat 1-3).

"Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).

Para ulama bersepakat bahwa untuk mencari malam Lailatul Qadar adalah dimalam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir dari Ramadhan.

Kelima, bulan mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap Muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti akan dikabulkan." (HR. Al-Bazar).

"Ada tiga macam doa yang mustajab, yaitu doa orang yang sedang puasa, doa musafir, dan doa orang yang teraniaya." (HR. Baihaqi).

Karena itu, di bulan Ramadhan ini yaitu disaat kondisi kita sedang berpuasa, maka perbanyaklah berdoa kepada Allah agar mendapatkan kebaikan dan ampunan-Nya. Serta jangan lupa memohon kepada Allah untuk keselamatan saudara-saudara kita sesama Muslim yang sedang terzalimi dibelahan bumi lainnya. Seperti Palestina, Muslim Rohingya, Muslim Uighur, Muslim India dan lainnya. 

Di antara doa yang populer yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan adalah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad, dari Aisyah)

اَلَّهُمَّ إِنِّيْ أََسْأَلُكَ ا لْجنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dan perbanyak doa agar khilafah 'ala minhajinnubuwwah ats-tsaniyah yang merupakan mahkota kewajiban segera tegak. Karena ketiadaan khilafah banyak kewajiban yang tidak terlaksana. Seperti seruan jihad dalam rangka membebaskan al-Quds dari penjajahan zionis Yahudi Israel dan negeri-negeri Muslim yang terjajah. Pelaksanaan hudud, qishas, jinayat, dan banyak lagi lainnya yang tidak bisa dijalankan tanpa adanya khilafah.

Doa agar khilafah segera tegak:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةً إِسْلاميَّةً خِلاَفَةً رَاشِدَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، تُعِزُّ بِهَا الإِسْلامَ وَأَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَأَهْلَهُ وَتَجْعَلُنَا فِيْهَا مِنَ الدُّعَاةِ إِلَىَ طَاعَتِكَ والْقادَةِ إِلَى سَبِيْلِكَ

“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu tegaknya daulah Islamiyah, yaitu Khilafah Rasyidah yang mengikuti Manhaj Nubuwwah (Jalan Kenabian), yang akan memuliakan Islam dan pemeluknya, dan yang akan menghinakan kekufuran dan penganutnya. Dan jadikanlah kami didalam khilafah itu agar tergolong orang-orang yang mengajak manusia untuk mentaati-Mu dan agar tergolong para pemimpin yang membimbing manusia ke jalan-Mu.” Aamiin

Keenam, bulan berbagi. Bulan Ramadhan identik dengan bulan berbagi. Selain motivasi pahala yang banyak ketika berbagi di bulan ini, juga banyaknya menu yang dimasak untuk berbuka puasa biasanya memang khusus disediakan untuk dibagi-bagikan. Apalagi tradisi di bulan Ramadhan banyak yang jualan takjil yang bisa langsung dipilih untuk dibagi-bagikan.

"Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab: Sedekah di bulan Ramadhan." (HR At-Tirmidzi).

"Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut." (HR Ahmad).

Ketujuh, setan dibelenggu, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup.

"Ketika masuk bulan Ramadhan, maka setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup." (HR. Bukhari dan Muslim)

"Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedelapan, bulan perjuangan. Walaupun dalam kondisi berpuasa yaitu menahan lapar dan dahaga. Sejatinya Ramadhan adalah bulan perjuangan.

Rasulullah dan para generasi salafush shalih tidak menjadikan puasa sebagai beban sehingga harus rebahan. Tapi Rasulullah dan para generasi salafush shalih justru semakin meningkatkan perjuangan mereka. 

Dari Sirah Nabawiyah disebutkan banyak perjuangan seperti perang yang dilakukan oleh Rasulullah dan kaum Muslim justru di bulan Ramadhan. Seperti, perang Badar yang terjadi pada tahun pertama diwajibkan puasa Ramadhan yaitu tahun ke-2H, perang Khandaq dan Tabuk. Semua perang ini dilakukan oleh Rasulullah dan kaum Muslim dalam keadaan berpuasa harus menghadapi pasukan kafir yang jumlah pasukannya tiga kali lebih besar dari jumlah pasukan kaum Muslim. Begitu juga pembebasan Mekkah yang terjadi pada 10 Ramadhan tahun ke-8H

Perang Ain Jalut yang terjadi antara pasukan Muslim Mamluk (Turki) dengan bangsa Shamanis Mongol juga terjadi di bulan Ramadhan. Juga pembebasan Spanyol oleh Thariq bin Ziyad yang terjadi pada 28 Ramadhan tahun ke-92 Hijriyah.

Ali bin Abi Thalib mendakwahi penduduk Yaman di bulan Ramadhan dan penduduk Yaman memeluk Islam. Begitu juga Khalid bin Walid menghancurkan 360 berhala yang ada di sekeliling Ka'bah pada bulan Ramadhan.

Di negeri kita tercinta, Jumat, 9 Ramadhan 1364 H atau tepatnya 17 Agustus 1945 adalah hari saat masyarakat Indonesia mendeklarasikan cita-citanya yang sempat terpendam, yaitu, Kemerdekaan Indonesia. 

Khilafah sebagai mahkota kewajiban yang telah runtuh oleh Mustafa Kemal keturunan Yahudi Dunamah pada 3 Maret 1924, 100 tahun yang lalu. Sehingga, banyak kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan tidak bisa dan tidak sempurna dilaksanakan. Seperti, hudud, qishas, jihad dan lain-lain. Maka, memperjuangankannya di bulan ini adalah lebih baik lagi, lebih mulia, tentu lebih besar pahalanya. Wallahu a'lam bishshawab. []


Fadhilah Fitri, S.Pd.I.
Analis Mutiara Umat Institute

0 Komentar