Kajian Dibubarkan, Ustaz Syafiq: Yang Jelas, Kita Tidak Boleh Berhenti Berdakwah

MutiaraUmat.com -- Menanggapi berita mengenai pembubaran kajian yang dilakukan oleh GP Anshor di Surabaya, Ulama Salaf Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengatakan penolakan adalah hal yang wajar ketika berada di jalan dakwah. 

"Kalaupun ada yang tidak suka, ya wajarlah karena kita enggak mungkin membuat semua orang suka sama kita, Nabi aja dilempari batu, diusir dari kota Mekah, dari kota yang paling dicintainya. Tapi apakah beliau berhenti? Ya enggak. Yang jelas, kita enggak boleh berhenti berdakwah," ungkapnya di YouTube TvOneNews, Senin (4/3/2024).

Ia mengatakan, sebenarnya pembubaran  kajian yang beliau sendiri menjadi penceramahnya bukanlah kali pertama, tetapi sudah beberapa kali meski tidak banyak. Ia juga sangat menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi, padahal ditengah perbedaan yang ada, tetapi banyak dari saudara-saudara Muslim (jamaah) menerima apa yang ia sampaikan. 

"Dan di Surabaya, di tempat Ana dibatalkan sendiri, itu pun sudah berulang kali sebenarnya (mengadakan kajian di sana) karena selama ini enggak ada masalah, tahu- tahu kok jadi ada masalah?" ucapnya. 

Tangisnya pun pecah ketika melihat kondisi umat yang lemah, berpecah-belah dan jauh dari ajaran agamanya. 

Ia mengatakan bahwa umat Islam saat ini ada di titik ini, yakni di titik yang lemah sekali. Jumlah mereka banyak dua miliar. Saudara kita di Gaza dibantai, kita enggak bisa berbuat apapun. Kita ribut dengan perkara yang seharusnya enggak kita ributkan. Kalaupun ada perkara-perkara ilmiah yang harus didiskusikan, bisa kita diskusikan. Sedangkan ceramah yang disampaikannya bertujuan untuk mengajak orang kembali kepada agamanya. Apa tujuan lain? Enggak ada sebenarnya.

"Harapannya adalah agar seluruh ormas, yayasan dan para Ustaz mengajak umat kembali pada agamanya, bukan saling tuduh dan curiga, dan mari kita saling bergandeng-tangan dan saling mengingatkan di tengah perbedaan pendapat yang ada. Yang jelas kita semua bersaudara dalam perbedaan yang ada, selama perbedaan itu  tidak mengeluarkan orang dari Islam ya dia saudara kita," lugasnya.

Menurutnya, perbedaan itu ada, enggak bisa dinafikkan, tetapi ketika kita kumpul, maka yang harus lebih ditonjolkan itu ya persaudaraan kita sebagai sesama muslim.

"Ada dugaan, ada yang sedang gembira dan tertawa di kala posisi umat sedang berpecah seperti ini, ada juga yang sibuk memframing isu-isu yang sebenarnya tidak benar, tetapi karena umat tidak paham, maka mudah membenci dan mengeklaim sesuatu," ujarnya.

Ia mengungkapkan, kalau bicara radikal dan teroris mungkin gara-gara framing yang diberikan kepada jenggot dan cingkrang. Ketika membaca kenapa orang jadi radikal, ini analisa dari orang Barat, salah satunya itu  karena belajar agama terlalu dalam akhirnya orang jadi takut belajar agama, karena takut jadi radikal. Padahal yang jadi radikal dan teroris itu biasanya yang belajar agama sepotong-potong.

"Oleh karena itu, tuduhan yang disematkan GP Anshor melalui surat edaran yang mengatakan bahwa ceramah tersebut bersifat provokatif, adu domba, radikal dan lain sebagainya, itu akan menjadi bahan renungan sekaligus juga bisa membuka ruang diskusi yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum menyatakan penolakan atau pembubaran kajian," sesalnya.

Tapi kalau ternyata ada perkara yang memang ada ruang untuk beda pendapat, katanya, di sinilah kita saling menghormati, saling menghargai. Jadi jangan sampai Islamnya ini rusak gara-gara masalah yang memang ada ruang untuk berbeda pendapat. 

"Kalau sampai akhirnya memang enggak ketemu semua dengan pendapatnya masing-masing, ya sudah kita saling menghargai," pungkasnya. []Tenira

0 Komentar