Inilah Tiga Klasifikasi Muslimah dalam Menyambut Ramadhan

MutiaraUmat.com -- Aktivis Dakwah dan Intelektual Muslimah Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti, memaparkan tiga klasifikasi bagaimana muslimah menyambut dan menjalani ibadah Ramadhan.

"Ada tiga klasifikasi bagaimana muslimah menyambut dan menjalani ibadah Ramadhan," ungkapnya dalam acara Tarhib Ramadhan Bareng Kita, di YouTube UIY Official, Ahad (10/3/2024).

Pertama, menurutnya, adalah muslimah yang paham apa hakekat shaum, tahu tujuan shaum, tahu syariat, dan ketetapan Allah terhadap bulan Ramadhan. Muslimah yang paham ini akan fokus kepada ibadah terbaik yang mesti dilakukan pada bulan Ramadhan.

"Mereka akan berupaya membaca lagi tulisan-tulisan tentang keutamaan bulan Ramadhan, fikih shaum, kiamul lail bahkan membuat jadwal ibadah bareng keluarga, menambah ilmu, merencanakan iktikaf di mana dan lain-lain," terangnya.

Ia melanjutkan, sikap muslimah akan fokus terhadap hal itu, karena ada dorongan keberlimpahan pahala.
"Ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW ketika menyambut Ramadhan bahwa amalan sunah sama pahalanya dengan wajib, amalan wajib pahalanya dilipatgandakan hingga 70 kali lipat dan dosa-dosa diampuni.

Kedua, tuturnya, muslimah yang tidak paham, tetapi tahu bahwa pada Ramadhan itu harus puasa, tarawih, dan tadarus. Namun muslimah melakukan itu semua hanya sebagai rutinitas, karena perhatian muslimah lebih kepada penyiapan jasadiah ketimbang maknawiah.

"Seperti menyiapkan amunisi untuk sahur dan buka, menyusun daftar menu, buka resep makanan, kue lebaran, baju lebaran, mudik nanti bagaimana, giat bisnis karena memanfaatkan momen Ramadhan dan lain-lain," ujarnya.

Ketiga, lanjutnya, muslimah yang tidak paham sama sekali apa itu Ramadhan. Muslimah pada kelompok ini, tidak akan mempersiapkan apa-apa karena bagi muslimah ini tidak ada bedanya hidup di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.

"Mereka tidak ada niat untuk puasa, puasa juga tidak, tidak sholat, tidak menutup aurat, tidak belajar ilmu-ilmu Islam, semuanya mengalir saja, bahkan di sini ada muslimah yang berpikir nyeleneh, seperti "hormati dong orang yang tidak berpuasa," mirisnya.

Fakta Secara Keseluruhan

Menurutnya, itu gambaran dari sisi personalnya, adapun dari fakta secara keseluruhan apa yang menimpa dan dirasakan muslimah sebagai bagian dari masyarakat hari ini hampir sama, semua mengeluhkan kebutuhan pokok yang harga-harganya terus meningkat.

"Ini tentu akan mengurangi kebahagiaan menyambut Ramadhan, mengganggu fokus ibadah, sehingga mereka lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan dasar dibanding fokus untuk ibadah," ujarnya sedih.

Ia menilai, kondisi ini akan menjadi tugas tambahan bagi muslimah untuk menyamakan penyikapan dalam menjalani Ramadhan.

"Memang kita tidak secara praktis langsung menyelesaikan persoalan kebutuhan itu, tetapi kita harus memahamkan bahwa apa yang terjadi dan apa yang mereka rasakan itu, ada hal yang membuat kondisi ini tidak baik dan kita harus mengubahnya," tutupnya.[] Faizah

0 Komentar