Hikayat Super Power


MutiaraUmat.com -- Ada apa dengan teknologi? Ini sedikit rahasianya. Dulu mereka datang ke negara kita dan negeri yang lain dengan teknologi, lalu dinyatakan lah bahwa teknologi adalah jumlah uang yang mereka investasikan. Clear ya, investasi adalah sejumlah teknologi mahal yang mereka investasikan.

Lalu bagaimana dengan sumber daya alam? SDA itu dalam pandangan rezim technologi SDA itu bernilai nol (0), bahkan SDA itu adalah beban (pajak, ongkos lain lain dll), akan bernilai jika diolah, menjadi beban jika tidak ada investasi. 

Sekarang semua berubah, sumber daya alam itu diikat dengan lingkungan sehingga akan menjadi aset, menjadi reserve, menjadi uang, nilainya dengan teknologi yang dapat diterima, teknologi ramah lingkungan adalah 1 banding 1.

Ke depan teknologi lama itu menjadi beban, harus dimusnahkan karena tidak ramah lingkungan, kotor, menghasilkan emisi, merusak bumi, membawa kiamat lingkungan dan seterusnya. Misalnya pembangkitnya harus ditutup, pabriknya harus ditutup, atau produksinya harus ditekan karena emisi dan seterusnya.

Dulu ukuran nilai teknologi itulah yang menjadi ukuran power. Tehnologi itu kemudian menjadi dasar menciptakan jangkar uang, dasar bagi mereka membuat uang. Lalu tiba-tiba sekarang jangankan menjadi uang, menjadi asetpun tidak, malah menjadi beban yang dibiayai karena harus shutdown.

Emas sebagai jangkar keuangan berubah menjadi perhiasan semata. Lalu minyak sebagai jangkar dolar diubah sebagai bahan bakar semata yang seiring waktu dinyatakan membahayakan, beracun, padahal ini jangkar mata uang, darah yang mengalir dalam nadi ekonomi. 

Tapi apa daya, alam tak lagi bersahabat dengan manusia, mahluk hidup diambang kepunahan, hidup dalam asap CO2 dan debu, manusia di kota kota besar bngek, manusia ingin pindah ke avatar. Dunia harus dihentikan senentara, pertumbuhan harus diakhiri, uang kotor hasil seluruh pekerjaan kotor harus disita dan dijadikan alat tukar dalam rezim bersih, kalau tidak maka perlu dimusnahkan, bahaya!

Lalu sumber daya alam yang melekat pada lingkungan, berubah secara tiba tiba menjadi aset. Yang punya lahan, yang memiliki SDA berarti yang punya lingkungan berarti yang punya pohon bararti yang punya carbon reserve, maka merekalah yang punya kekuasaan. Power is money. Makanya saya mengusulkan Jakarta membuat lima Piramida raksasa untuk menjadi sumber oksigen bagi penduduk dimasa datang dan mengangkat air dari dalam tanah ke langit agar tidak banjir. Ngono mas e.

Oleh. Salamuddin Daeng
Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia 

0 Komentar