Harga Beras Naik, Menambah Beban Hidup Rakyat

MutiaraUmat.com -- Kenaikan harga beras menjadi masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Hal ini sangat tidak masuk akal karena kita merupakan negara agraris. Kenaikan harga beras sering dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cuaca yang ekstrem, permintaan dan pasokan global, kebijakan pemerintah tentang perdagangan dan subsidi, dan perubahan nilai mata uang. Sedangkan permintaan yang tinggi dari negara-negara dengan populasi besar seperti Cina, dapat mendorong kenaikan harga secara global.

Dilansir dari BBC.com Pedagang pasar dan pengamat pertanian menyebut kenaikan harga beras yang terjadi sejak empat bulan terakhir hingga menyentuh harga Rp14.000 per kilogram untuk beras medium, dan Rp18.000 per kilogram untuk beras premium adalah yang "tertinggi dalam sejarah". Akibatnya, ratusan warga di berbagai daerah rela antri berjam-jam, demi bisa mendapatkan beras murah yang digelar pemerintah lewat operasi pasar. Pengamat pertanian dari Universitas Lampung, Bustanul Arifin, memperkirakan kenaikan ini akan berlangsung hingga musim panen April 2024. Pasalnya, El Nino menyebabkan musim tanam mundur. Selain itu, produksi padi tahun 2023 turun sekitar satu juta ton.

Dikutip dari CNBC Indonesia Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga komoditas pangan akan mengalami inflasi pada bulan Ramadan mendatang. Hal ini merupakan situasi musiman seperti tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang awal tahun ini, harga beras sudah mengalami kenaikan yang tinggi. BPS menyebut tingkat inflasi secara umum pada Februari 2024 mencapai 2,75% year on year dan 0,37% month to month. BPS mencatat kenaikan beras terjadi di hampir semua provinsi di Indonesia. 

Saat ini, masyarakat merasa gelisah menghadapi masalah yang semakin kompleks. Setelah masa sulit akibat pandemi COVID-19, kini mereka dihadapkan pada tren perubahan sosial-ekonomi yang mengkhawatirkan. Salah satu masalah yang menonjol adalah kenaikan harga beras, yang sangat penting karena berhubungan dengan kebutuhan pokok. 

Kenaikan harga beras menjadi isu panas karena sulitnya menggantikannya dengan bahan pangan lain. Stabilisasi harga beras menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat, karena makanan ini dianggap tak lengkap tanpa nasi. Negara dapat gagal menstabilkan harga beras karena beberapa faktor, termasuk fluktuasi cuaca, perubahan permintaan dan penawaran, ketergantungan pada impor, ketidakstabilan politik, dan ketidakseimbangan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat bertindak cepat untuk meredam lonjakan harga beras demi memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau. Ini melibatkan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras, termasuk dampak El Nino dan kebijakan larangan ekspor beras oleh India. 

Pemerintah harus memastikan mekanisme pasar beras domestik sesuai dengan regulasi untuk menjamin keadilan bagi masyarakat . Kenaikan tarif harga beras naik akan menambah beban rakyat, terutama dengan maraknya PHK, membuat kehidupan mereka semakin sulit. Dalam sistem kapitalisme, negara tidak berperan sebagai pelindung sehingga rakyat harus bertarung sendirian. 

Memberikan izin kepada kapitalis untuk beroperasi di sektor pangan, terutama dalam perdagangan beras, memiliki dampak yang signifikan. Mereka membeli padi dari petani dengan harga sedikit di atas pasar, kemudian mengubahnya menjadi beras kemasan dengan harga jauh lebih tinggi setelah diproses di gudang. Meskipun petani mendapat keuntungan, para pengusaha jauh lebih menguntungkan. Selain itu, upaya impor beras yang dilakukan pemerintah seringkali menimbulkan keluhan dari petani, karena meskipun harga beras lokal turun akibat adanya beras impor, harga beras tetap tinggi. Hal ini membuat perusahaan impor menjadi pihak yang lebih diuntungkan daripada petani atau masyarakat umum. Semua ini terjadi karena negara tidak memenuhi perannya dengan baik sebagai pelindung kepentingan masyarakat, tetapi lebih sebagai regulator. Ini adalah contoh dari dominasi kapitalisme di mana negara terikat pada sistem pasar yang lebih menguntungkan para kapitalis.

Islam memandang negara sebagai pelindung yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat melalui mekanisme ekonomi sesuai prinsip Islam. Negara juga akan mengelola sumber daya manusi sendiri untuk memastikan pasokan yang memadai, yang hasilnya akan menguntungkan rakyat dengan harga murah bahkan gratis. 

Akar permasalahan lonjakan beras naik terletak pada penerapan sistem sekuler liberal dalam kehidupan. Namun, atas izin Allah Taala dan ikhtiar para pengembannya, insyaallah cahaya Islam akan segera menaungi umatnya. Hanya Khilafah Islam yang mampu menjaga dan melindungi umat Islam dan memberantas. Wallahualam bishowab


Oleh: Rezky Rahmadhani Syamsu S.Gz
Aktivis Muslimah

0 Komentar