Dampak Sekularisme Meresahkan


MutiaraUmat.com -- Beredarnya video di media sosial mengenai penyebab penyegelan salah satu minimarket yang berlokasi di lingkungan pondok pesantren Daarul Tauhid menuai pro dan kontra. Pasalnya, dalam video terlihat sejumlah anak muda sedang nongkrong di minimarket itu hingga larut malam. Hal ini membuat pimpinan pondok pesantren Daarul Tauhid KH Abdullah Gymnastiar atau biasa disebut Aa Gym menegurnya, sehingga viral dan berujung ke penyegelan minimarket tersebut. Di video tersebut yang disiarkan secara langsung melalui akun instagram pribadinya itu, Aa Gym menegur untuk menghargai lingkungan pondok pesantren miliknya dan segera membubarkan dikarenakan sudah larut malam. Terlebih terlihat dalam video tampak laki-laki dan perempuan campur baur dalam satu tongkrongan yang notabane-nya di lingkungan pondok pesantren antara laki-laki dan perempuan dipisahkan. Dalam video itu pun Aa Gym menanyakan status izin dari minimarket itu dan meminta tolong kepada siapa pun untuk mencari solusinya (Detik, 2024)¹.

Terkait video tersebut banyak pula netizen menyindir atas tindakan yang dilakukan Aa Gym yang berujung dengan penyegelan tersebut. Bahkan sindiran tersebut menggunakan kata-kata yang tidak pantas. Namun, ada pula netizen yang pro terhadap tindakan Aa Gym itu, karena dinilai meresahkan dan kurang beradab. Adapun izin dari minimarket itu setelah diselidiki oleh pihak yang berwenang, memang tidak memiliki izin sehingga langsung dilakukan penyegelan.

Dari kasus di atas adalah sebagian dari potret masyarakat yang masih mengganggap bahwa aturan agama tidak boleh dicampuradukkan dengan kehidupan (sekularisme). Selain itu masyarakat masih banyak yang tidak peduli dan mementingkan diri sendiri. Dengan dalih kebebasan berekspresi inilah yang menjadi dasar untuk mempertahankan kepentingannya tersebut. Maka ketika ada yang melakukan amar makruf nahi mungkar dianggap mengganggu dan kolot.

Adapun ketika di telaah lebih jauh, masyarakat yang mendukung tindakan Aa Gym adalah dikarenakan hal itu berada di lingkungan pondok pesantren yang notabane-nya kental dengan “culture” Islam. Entah jika itu terjadi di lingkungan perumahan atupun tempat lainnya. Padahal baik itu di lingkungan pondok pesantren maupun tempat lainnya seharusnya tetap dilarang.

Minimnya peran pemerintah dalam mengatur dan menjaga aturan kehidupan di masyarakat menjadi salah satu faktor utama. Bagaimana tidak, aturan yang digunakan pun menggunakan sistem demokrasi sekularisme. Sumber hukumnya berdasarkan kesepakatan, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, yang menjadikan suara rakyat disamakan dengan suara Tuhan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah juga tidak memperdulikan dan mengatur hal tersebut, sehingga dampaknya terjadi di masyarakat. Padahal mayoritas di negeri ini adalah Muslim yang seharusnya terikat oleh hukum syariat Islam.

Dalam Islam semua perkara kehidupan di atur, mulai dari hubungan dengan Sang Khaliq, hubungan dengan diri sendiri hingga hubungan dengan sesama manusia termasuk di dalamnya sistem pemerintahan. Pada sistem pemerintahan Islam akan menjalankan aturan-aturan syariat Islam secara menyeluruh. Sehingga kasus di atas seperti campur baur antara laki-laki dan perempuan tidak akan terjadi baik itu di lingkungan pondok pesantren ataupun tempat lainnya, kecuali ada hal khusus yang mengecualikannya seperti dalam ranah kesehatan atau perniagaan. Setiap pendirian bangunan termasuk jenis usaha di dalamnya harus melalui izin, dan apabila dalam jenis usahanya menjual barang haram, maka akan mendapatkan sanksi keras hingga penutupan. Masyarakat diwajibkan melakukan amar makruf nahi mungkar setiap ada tindakan yang melanggar syariat, bahkan jika itu dilakukan oleh pemerintah atau penguasa.

Oleh karena itu sebagai seorang Muslim sudah selayaknya dan menjadi konsekuensi keimanan untuk taat kepada syariat Islam. Adapun sekarang ini syariat Islam belum diterapkan secara menyeluruh, maka ini menjadi perjuangan seorang muslim untuk memperjuangkannya. Sebab hari ini umat Islam hidup di kondisi yang tidak ideal. []


Oleh: Arief Firman
Aktivis Dakwah Muslim

Catatan Kaki :
    1. https://www.detik.com/jabar/berita/d-7221249/aa-gym-resah-minimarket-dekat-masjid-dt-ramai-anak-muda-saat-tengah-malam


0 Komentar