Barat Sengaja Menciptakan Ketidakstabilan di Timur Tengah


MutiaraUmat.com -- Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan mengungkapkan, Barat senantiasa menciptakan ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah.

"Ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah sengaja diciptakan oleh Barat, di antaranya konflik di Suriah, Sudan, dan Yaman, juga melakukan invasi militer di Afganistan dan Irak, serta menanamkan kaki tangan mereka," ungkapnya di akun Facebook (04/03/2024).

Menurutnya, tidak hanya membuat kekacauan di wilayah Timur Tengah, di wilayah lain pun Barat menciptakan kenestapaan para pengungsi yang berasal dari negeri-negeri Muslim yang lain.

"Pada tahun 1924 takkan terlupakan bagi kaum Muslim karena sejak itulah Khilafah Islam di Turki telah diruntuhkan, wilayah Khilafah Utsmani dikerat-kerat dan dipecah menjadi negara bangsa (nation state). Paska runtuhnya Khilafah, Inggris dan Prancis membagi wilayah Khilafah Utsmaniyah/Ottoman di wilayah Arab," katanya.

Ia menambahkan, Prancis mendapat wilayah jajahan Suriah dan Libanon, sedangkan Inggris memperoleh wilayah jajahan Irak dan Yordania, sementara Palestina dijadikan status internasional. Mereka (Barat) selain bagi-bagi wilayah dengan sekutunya, juga membuat deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang poinnya adalah menjanjikan sebuah negara Yahudi di Palestina.

"Berdasarkan laporan badan PBB urusan pengungsi UNHCR yang dirilis tanggal 14 Juni 2023, jumlah pengungsi di seluruh dunia menembus rekor 110 juta orang. Dari data di atas, mayoritas pengungsi adalah dari negeri-negeri Muslim. Dikabarkan juga para pengungsi tersebut terancam kehilangan kewarganegaraan dan masa depan yang tidak pasti," mirisnya.

Ia menilai, karut-marut dunia dikarenakan ketiadaan Khilafah. "Kini telah 100 tahun dunia tanpa Khilafah. Khalifah sebagai perisai dan pelindung telah tiada dan kaum Muslim seperti anak ayam kehilangan induknya dan tak punya rumah lagi," tutupnya.[] Atikah Nur

0 Komentar