Bahaya Sifat Hasad

MutiaraUmar.com -- Sobat, dalam konteks Islam, "hasad" mengacu pada perasaan iri atau dengki terhadap kesuksesan, keberuntungan, atau kebahagiaan orang lain. Ini adalah sikap negatif yang tidak dianjurkan dalam ajaran Islam karena dapat merusak hubungan sosial dan memengaruhi kesejahteraan spiritual seseorang.
Hasad dianggap sebagai salah satu dari "akhlak buruk" (sifat-sifat negatif) yang harus dihindari oleh seorang Muslim. Rasulullah Muhammad SAW dalam hadis-hadisnya mengingatkan umatnya untuk menjauhi hasad dan memperbaiki akhlak mereka. Bahkan, hasad termasuk di antara dosa-dosa hati yang dapat mengganggu hubungan seseorang dengan Allah SWT.

Para ulama Islam menekankan pentingnya untuk menggantikan hasad dengan sifat-sifat yang lebih positif seperti rida (kesenangan dengan ketentuan Allah), mahabbah (kasih sayang), dan tawakkal (percaya sepenuhnya kepada Allah). Hal ini memperkuat hubungan baik dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT.
Bahkan Rasulullah menyebut sifat hasad bisa memakan kebaikan. Sebagaimana sabdanya, “Hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud )

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
 
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” ( QS. An-Nisa’ (4) : 32 ).

Sobat, orang yang beriman tidak boleh merasa iri hati terhadap orang yang lebih banyak memperoleh karunia dari Allah, karena Allah telah mengatur alam ini sedemikian rupa terjalin dengan hubungan yang rapi. Manusia pun tidak sama jenis kemampuannya, sehingga masing-masing memiliki keistimewaan dan kelebihan. Bukan saja antara laki-laki dengan perempuan, tetapi juga antar sesama laki-laki atau sesama perempuan. Selanjutnya ayat ini menerangkan bahwa laki-laki mempunyai bagian dari apa yang mereka peroleh, demikian juga perempuan mempunyai bagian dari apa yang mereka peroleh, sesuai dengan usaha dan kemampuan mereka masing-masing.

Oleh karena itu orang dilarang iri hati terhadap orang yang lebih banyak memperoleh karunia dari Allah. Namun, ia hendaknya memohon kepada Allah disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh agar Allah melimpahkan pula karunia-Nya yang lebih banyak tanpa iri hati kepada orang lain. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik tentang permohonan yang dipanjatkan kepada-Nya, maupun tentang apa yang lebih sesuai diberikan kepada hamba-Nya.

Setiap orang yang merasa tidak senang terhadap karunia yang dianugerahkan Allah kepada seseorang, atau ia ingin agar karunia itu hilang atau berpindah dari tangan orang yang memperolehnya, maka hal itu adalah iri hati yang dilarang dalam ayat ini. Namun, kalau seseorang ingin memiliki sesuatu seperti yang dimiliki orang lain, atau ingin kaya seperti kekayaan orang lain menurut pendapat yang termasyhur, hal demikian tidaklah termasuk iri hati yang terlarang.

Sobat, sifat hasad atau iri hati dan dengki memiliki dampak negatif yang signifikan pada individu dan masyarakat secara keseluruhan dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah delapan bahaya dari sifat hasad:

1. Merusak Hubungan Sosial: Hasad dapat merusak hubungan antarindividu karena orang yang iri hati cenderung merasa tidak senang dengan keberhasilan atau kebahagiaan orang lain.

2. Mengganggu Kesejahteraan Mental: Sifat hasad dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidakpuasan dengan kehidupan seseorang sendiri karena individu yang iri hati cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain secara negatif.

3. Menghambat Kebahagiaan Pribadi: Orang yang terus-menerus iri hati terhadap orang lain akan kesulitan merasa bahagia dengan pencapaian atau keberuntungan pribadinya sendiri.

4. Menghalangi Kesuksesan Pribadi: Sifat hasad dapat menghambat kemajuan pribadi seseorang karena fokusnya terarah pada keberhasilan orang lain daripada memperbaiki diri sendiri.

5. Menyebabkan Perpecahan dalam Masyarakat: Hasad dapat menyebabkan perpecahan dan ketegangan dalam masyarakat karena memicu persaingan yang tidak sehat dan permusuhan antarindividu atau kelompok.

6. Membuat Kehidupan Spiritual Terganggu: Sifat hasad bertentangan dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan kasih sayang, kerendahan hati, dan kepuasan dengan takdir Allah. Hal ini dapat mengganggu kehidupan spiritual seseorang.

7. Menghambat Kebaikan: Orang yang iri hati cenderung enggan memberikan bantuan atau menyumbang untuk kebaikan orang lain, sehingga menghambat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

8. Membawa Dosa dalam Akhirat: Dalam ajaran Islam, hasad termasuk dalam dosa-dosa hati yang dapat berdampak buruk pada kehidupan di akhirat. Allah SWT mengecam sifat hasad dalam Al-Qur'an dan memperingatkan tentang konsekuensinya di hari kiamat.

Dengan menghindari sifat hasad dan menggantinya dengan sikap yang lebih positif seperti rida, mahabbah, dan tawakkal, individu dapat mencapai kesejahteraan spiritual dan membantu membangun masyarakat yang lebih harmonis.

Sobat, menghindari sifat hasad atau iri hati dan dengki merupakan upaya yang penting dalam memperbaiki diri dan menjaga kesejahteraan spiritual. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu seseorang menghindari sifat hasad dalam kehidupan:

1. Syukur kepada Allah: Berlatih untuk bersyukur atas segala karunia dan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Mengenali dan mengapresiasi berkat-berkat yang dimiliki dapat membantu seseorang untuk memperbaiki perspektifnya terhadap kehidupan.

2. Memperbaiki Diri Sendiri: Fokuslah pada pengembangan diri sendiri daripada membandingkan diri dengan orang lain. Tetaplah berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari, tanpa harus memperhatikan apa yang dimiliki atau dicapai oleh orang lain.

3. Menghargai Kebaikan Orang Lain: Selalu menghargai kebaikan dan keberhasilan orang lain, dan berikan dukungan serta apresiasi kepada mereka. Mengakui prestasi orang lain dengan tulus akan membantu menghilangkan rasa iri hati.

4. Bersikap Rendah Hati: Pelajari untuk bersikap rendah hati dan mengakui bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Mengakui bahwa tidak ada yang sempurna akan membantu mengurangi perasaan iri terhadap orang lain.

5. Membaca Al-Qur'an dan Hadis: Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an serta hadis-hadis Rasulullah SAW yang mengajarkan tentang pentingnya menghindari sifat hasad dan memperbaiki akhlak. Ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi untuk mengubah sikap negatif menjadi positif.

6. Berkomunikasi dengan Tulus: Hindari berbicara negatif tentang orang lain atau mencari-cari kesalahan mereka. Bertuturlah dengan tulus dan hindari gossip atau fitnah yang dapat merusak hubungan antarindividu.

7. Memohon Perlindungan kepada Allah: Mohonlah perlindungan dan petunjuk kepada Allah SWT untuk menjauhkan dari sifat hasad. Memperkuat hubungan spiritual dengan Allah akan membantu seseorang untuk memperbaiki karakter dan sikapnya.

8. Mengubah Pola Pikir: Latih diri untuk melihat kesuksesan atau keberuntungan orang lain sebagai inspirasi daripada ancaman. Ubah pola pikir negatif menjadi positif dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing.
Dengan kesadaran, kesabaran, dan tekad yang kuat, seseorang dapat mengatasi sifat hasad dan menggantinya dengan sikap yang lebih positif dan produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. 
(Safari Ramadhan 1425 H , 18 Maret 2024 Badak LNG, Bontang Kaltim)

0 Komentar