Strategi Islam dalam Menanggulangi Kecurangan Pemilu


MutiaraUmat.com -- Pemilu adalah salah satu uslub memilih pemimpin. Seandainya pemilu dilakukan dalam sistem pemerintahan Islam tentunya potensi kecurangan itu akan tetap ada. Namun, pelaksanaan pemilu dalam sistem Islam dan demokrasi akan sangat berbeda karena perbedaan ideologi yang melatarbelakangi hal tersebut. Inilah yang akan membuat pemilu dalam sistem pemerintahan Islam sulit dicurangi.

Pertama, manusia sebagai khalifah yang menerapkan syariat Islam. Dalam Islam, manusia berkuasa untuk menerapkan Islam bukan untuk memenuhi hawa nafsunya. Jadi, apabila pemimpin menerapkan aturan yang diduga bertentangan dengan ajaran Islam, wajib dikoreksi dan dilakukan muhasabah terhadap mereka. Berbeda dengan sistem demokrasi kapitalisme, walaupun katanya mereka berkuasa karena dipilih rakyat, kenyataannya mereka berkuasa untuk mengakomodasi kepentingan golongan. 

Kedua, kekuasaan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Jangankan soal kekuasaan, dalam Islam segala macam bentuk perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, berkuasa motivasinya bukan untuk mengakomodasi kepentingan golongan tetapi untuk menerapkan syariat Islam. Segala bentuk keputusan diputuskan demi kemaslahatan umat bukan kemaslahatan golongan. Seumpama ditemukan indikasi-indikasi kecurangan atau pengkhianatan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya sungguh ada hukum yang ditegakkan di dunia dan jika kesalahannya tidak terendus hukum, maka akan diancam siksaan yang berat di akhirat kelak. Tidak ada celah untuk berkhianat terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya kecuali jika mereka memang sudah kehilangan rasa takut kepada Allah SWT.

Ketiga, penanaman akidah yang kukuh dalam sistem pendidikan Islam yang komprehensif diharapkan melahirkan insan yang berkepribadian Islam sehingga potensi-potensi kecurangan yang akan mereka lakukan tidak sampai terjadi karena kontrol dari internal individu kuat. Dalam sistem demokrasi kapitalisme, manusia diperbudak oleh uang, setinggi apa pun idealismenya ternyata uang pun mampu membelinya. Di sinilah potensi jual beli suara terjadi dan kecurangan marak dilakukan dan inilah perbedaan nyata dengan sistem Islam. Sekalipun potensi manusia fujur yang bisa dibeli dengan uang itu ada, tetapi penerapan sistem Islam akan memperkecil terjadinya itu semua. 

Keempat, Islam bukan sekadar agama ritual tetapi sebuah ideologi yang harus diterapkan dalam aspek individu, kelompok, dan negara. Negara Islam tidak boleh melepaskan Islam sebagai ideologi, apabila ideologi Islam sampai terlepas maka kehancuran kaum muslim ada di depan mata. Karena jika Islam dilepaskan sebagai ideologi artinya negara dan umat sedang berjalan menuju sekularisasi. Hal itu dibuktikan dalam sejarah ketika kekhilafahan Islam diterapkan, ketika Khilafah Islamiah tidak menjadikan Islam sebagai ideologi dan masuknya undang-undang pesanan Barat di situlah Khilafah Islamiah mudah sekali dihancurkan dan diruntuhkan oleh kaum kafir.

Kelima, segala bentuk uslub pemilihan khalifah karena ketundukan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, sehingga potensi-potensi kecurangan atau dugaan-dugaan kecurangan akan disanksi tegas oleh hukum Islam. Sekali lagi, dalam Islam motivasi menjadi pemimpin bukan untuk kepentingan individu atau golongan tetapi untuk menerapkan syariat Islam, ketika Islam diterapkan maka kemaslahatan dan kesejahteraan umat akan dapat diwujudkan. Selain itu, dalam Islam, umat akan diminta memilih pemimpin yang menegakkan hukum Islam, sehingga rakyat diberi pilihan yang terbaik dari yang baik. 

Sekalipun potensi kecurangan itu tetap akan ada, tetapi dalam sistem pemerintahan Islam akan sangat kecil sekali. Karena Islam akan menghukum dengan berat kepada mereka yang terbukti melakukan pengkhianatan dan kecurangan. Hanya hukum Islam yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mungkin manusia bisa diajak kongkalikong untuk membuat hukum, tetapi penerapan Islam hanya bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah. Yang membuat pemimpin sah dalam Islam adalah karena pembaiatan.[]

Ika Mawarningtyas
Direktur Mutiara Umat Institute 

0 Komentar