Remaja Pelaku Pembunuhan, Potret Buram Generasi


MutiaraUmat.com -- Belakangan ini viral berita seorang siswa SMK berusia 16 tahun inisial J yang berdomisili di Penajam Paser Utara. Pasalnya dia telah melakukan tindakan sangat keji yaitu membunuh 5 orang yang merupakan satu keluarga sekaligus. Korban adalah RJS yang merupakan kekasih pelaku, VDS dan ZAA yang merupakan adik korban, W dan SW yang merupakan ayah dan ibu korban.

Hal ini ternyata dilatarbelakangi motif asmara. Konon J tidak terima ketika W meminta RJS untuk memutuskan hubungannya dengan J sebab W dan J sering berselisih soal ayam. J pun pergi minum-minum dan pulang dini hari. Sesampainya di rumah J malah mengambil parang dan mematikan sekring listrik di rumah RJS.

Tak berselang lama W keluar untuk memeriksa sekring listrik dan J seketika langsung mengayunkan parangnya ke arah W hingga W tewas bersimbah darah. Aksinya dilanjutkan dengan membantai RJS dan seluruh anggota keluarganya yang lain. Sadisnya, mayat RJS dan ibunya yang bersimbah darah diperkosa oleh J.

Sadar telah berbuat salah, J berpura-pura melapor ke RT seolah menemukan RJS sekeluarga telah tewas bersimbah darah. Setelah diselidiki ternyata J-lah pelakunya, ia pun tak bisa mengelak dan memberontak saat digelandang ke kantor polisi.

Sungguh, kasus ini hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang membuktikan potret buram pendidikan di Indonesia yang telah gagal mewujudkan generasi berkepribadian mulia. Generasi yang lahir dari pendidikan saat ini adalah generasi bobrok yang tega melakukan perbuatan sadis dan keji.

Bagaimana tidak, kurikulum pendidikan yang berasaskan pada paham sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan agama hanya boleh mengatur aspek ritual saja telah membuat generasi kehilangan jati diri. Penanaman akidah Islam yang pasti akan melahirkan generasi gemilang justru menjadi hal yang terlewatkan bahkan diupayakan untuk dihilangkan dalam dunia pendidikan di negeri ini.

Hal ini mengakibatkan jauhnya pemahaman Islam dalam benak generasi. Akhirnya banyak sekali generasi yang tidak memahami bahwa Allah Maha Mengetahui dan amat keras siksa-Nya bagi siapa saja yang melanggar syariat-Nya. Hingga membuat generasi tak malu bahkan tak takut melakukan berbagai macam maksiat seperti berbuat asusila dan membunuh.

Selain itu, kasus ini juga menggambarkan lemahnya sistem sanksi karena tidak mampu mencegah individu melakukan kejahatan. Sistem sanksi dalam sistem kapitalis sekuler tak mampu mengatasi semua tindakan kriminal. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya kasus kriminal setiap tahunnya. Dilansir dari dataindonesia.id, Polri mencatat ada 288.472 kasus kejahatan pada akhir tahun 2023, artinya kasus kejahatan di Indonesia meningkat 4,33% dibandingkan tahun 2022.

Di sisi lain, kasus J ini juga menunjukkan efek buruk minuman keras. Padahal sangat jelas Allah telah mengharamkan khamr dalam Al-Qur'an surah An-Nisa' ayat 43. Salah satu efek buruk khamr adalah membuat siapa saja yang mengkonsumsinya menjadi rusak dan kehilangan akal. Hal ini mengakibatkan peminum khamr sangat mungkin untuk melakukan berbagai tindak kejahatan yang keji.

Islam memiliki sistem kehidupan terbaik. Hal ini terbukti dengan pernah diterapkannya Islam selama 13 abad dan berhasil menaungi 2/3 dunia dengan kesejahteraan. Sistem kehidupan Islam adalah sistem yang berasaskan pada akidah Islam. Aturannya terpancar dari wahyu yang telah Allah turunkan pada Rasulullah SAW untuk di terapkan dalam seluruh kehidupan manusia.

Salah satu bagian dari sistem Islam adalah sistem pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi berkualitas dan berkepribadian Islam. Dalam sistem pendidikan Islam akidah adalah aspek pertama yang harus di pahamkan. Sedari dini generasi dipahamkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq (Pencipta) dan Al-Mudabbir (Pengatur). Sehingga mereka menyadari betul tujuan diciptakannya manusia. Hal ini akan menciptakan generasi yang memiliki kepribadian dan pola pikir terbaik.

Tak hanya itu, Islam juga memiliki sistem sanksi yang bersifat jawabir (penebus dosa) dan jawazir (pencegah orang lain berbuat hal yang serupa). Sehingga bagi siapa saja pelaku maksiat yang telah disanksi dengan aturan Allah maka akan terbebas dari siksa neraka di akhirat. Serta bagi siapa saja yang mengetahui dan menyaksikan proses pemberian sanksi akan takut untuk berbuat hal yang serupa.

Maha Benar Allah yang telah menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan lengkap dengan seperangkat aturan agar di ambil dan dijalankan oleh seluruh umat manusia. Penghambaan secara totalitas dan penerapan hukum Allah secara menyeluruh pasti akan melahirkan generasi gemilang dan peradaban terbaik yang tak terkalahkan sepanjang masa.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Dita Isnainie, S.Pd.
Aktivis Muslimah

0 Komentar