MutiaraUmat.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Abdullah IAR, ST, MT. Mengatakan, politik hari ini bukan politik yang berpihak kepada Masyarakat.
"Politik kita ini bukan politik yang berpihak kepada masyarakat. Jadi komitmen politik para pemimpin kebanyakan mereka itu komitmen politik yang bukan mensejahterakan rakyat, tetapi justru melayani para pemodal untuk politik," tuturnya dalam video berjudul Umat Islam Bersatu Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia di kanal YouTube Dakwah Jateng, Selasa (30/1/2024).
Ia mengatakan, politik itu berbicara tentang kebijakan, termasuk kebijakan ekonomi. Politik hari ini melegitimasi sistem ekonomi kapitalis yang dengan munculnya berbagai macam undang-undang. "Aturan yang memberikan keleluasaan kepada para pemilik modal besar untuk menguasai sumber daya atau kekayaan alam yang ada di sebuah negara," ujarnya.
Oleh karenanya, Abdullah mengingatkan jika dikaitkan dengan hajatan besar (pesta demokrasi) maka itu akan sangat menentukan kebijakan politik kedepan termasuk adalah ekonomi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa ketika memilih pemimpin itu sebenarnya sedang memilih bagaimana negara ini nanti akan dikelola.
Sehingga Abdullah menegaskan kembali bahwa pemilu bukan sekadar memilih pemimpin. "Mestinya masyarakat harus memastikan bukan sekadar dia memilih pemimpin yang baik tetapi harus dipastikan memilih pemimpin yang akan memimpin dengan cara-cara yang baik, yang betul-betul memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," ungkapnya.
Abdullah mengatakan, jika kekayaan negeri ini didistribusikan dengan baik, mestinya akan terjadi pemerataan. Tetapi kalau distribusinya tidak benar ada akumulasi kepada pemilik-pemilik modal besar seperti yang terjadi saat ini maka ada segelintir orang yang memakan kekayaan jauh lebih besar. Maka akhirnya ada sekian banyak orang miskin yang tidak kebagian kekayaan itu, dan yang terjadi adalah kesenjangan antara segelintir orang kaya dengan sekian banyak masyarakat miskin.
Selanjutnya, Abdullah mengatakan, mengapa kemudian persoalan ekonomi terus terjadi dan seakan-akan masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa, ini persoalannya satu karena paradigma. Dan ini sudah ditanamkan di benak umat Islam khususnya para penguasanya.
"Bahwa mengatur ekonomi itu ya dengan cara kapitalisme itu jadi dalam pandangan kapitalis distribusi itu tergantung siapa yang terbaik, siapa yang kuat karena dia menggunakan mekanisme pasar bebas atau persaingan bebas jadi siapa yang dia punya prestasi, punya kekuatan jaringan maka dia merasa punya hak untuk menguasai sekian banyak kekayaan sementara mungkin yang kecil-kecil yang mungkin pendidikannya sangat rendah akhirnya tidak kebagian," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar