Penulis Islam Ideologis Itu Bahagia di Dunia dan Akhirat

MutiaraUmat.com -- Mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat merupakan Impian setiap muslim, dalam doa kita juga tidak pernah lupa memintanya, sampai-sampai disebut do’a sapu jagat. Penulis Islam ideologis memiliki kesempatan yang besar untuk meraih hal tersebut, karena melalui tulisannya dia bisa mempengaruhi dan merubah pandangan individu, masyarakat bahkan dunia menjadi lebih baik dan mulia dengan ideologi Islam.

Seorang penulis Islam ideologis memahami dakwah Islam sebagai kewajiban yang melekat dalam setiap aktifitasnya, dengan bekal akal yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk berfikir, ia akan berusaha bagaimana menemukan jalan untuk bisa menunaikannya dengan optimal. Meski ada perbedaan yang dimiliki manusia, tidak seharusnya itu menghalagi seseorang untuk berdakwah, ada yang memiliki keterampilan sebagai pembicara yang ulung, dengan kemampuan itu ia bisa menjelaskan Islam ditengah mayarakat dengan baik dan mudah diterima oleh siapa saja yang mendengarkannya, sampai ada yang disebut sebagai da’i sejuta umat. 

Namun tidak sedikit mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pembicara yang baik dalam berdakwah, tentu ini tidak menjadikan dakwah tidak lagi wajib baginya. Maka penjadi penulis Islam ideologis salah satu alternatif untuk menjalankan kewajiban dakwah tersebut. 

Sebuah anak panah ketika melesat dengan kecepatan berapapun, hanya akan menembus satu kepala, namun seorang penulis, lesatan tulisannya akan mampu menembus kemanapun dan siapapun yang membacanya, ratusan, ribuan bahkan jutaan kepala. Tak terhitung berapa pahala yang bisa diraih, setiap pembaca yang tergerak menjadikan Islam sebagai ideologi dalam kehidupannya, penulis akan mendapat pahala,  tentu ini kebahagiaan yang luar biasa dan menjadi pahala yang tidak pernah berhenti kepada penulis sampai hari akhir. 

Belajar dari para pendahulu kita, para sahabat Rasulullah, bagaimana mereka bersemangat dan berbahagia sebagai penulis di sisi beliau. Sahabat Zaid bin Tsabit, beliau menulis Al-Qur’an yang diturunkan, beliau juga menulis berbagai surat kepada para raja, kaisar, kepala suku diseluruh jazirah arab, untuk memeluk agama Islam,  atau menuliskan surat balasan kepada mereka,  sehingga dakwah menyebar keseluruh penjuru jazirah arab pada waktu itu melalui tulisan-tulisan beliau. 

Jauh dimasa berikutnya, As Syaikh Taqiyuddin An Nabhani  memiliki  banyak karya tulis yang luar biasa, berbagai tulisan yang menggugah kaum muslimin untuk menjadikan Islam sebagai ideologi satu-satunya, dan kehidupan ini harus dilanjutkan dengan Islam. Maka setiap karya tulis beliau yang dibaca, diamalkan dan dijadikan rujukan oleh kaum muslim di dunia, diajarkan dan didakwahkan keseluruh penjuru dunia oleh orang-orang yang yakin akan kebangkitan dan kemenangan Islam. Bisa dibayangkan berapa banyak pahala yang mengalir.

Penulis Islam ideologis merasakan kebahagiaan sebelum, ketika dan setelah menulis, kenapa demikian? Karena dengan semangat dakwah dia memulainya, kemudian setiap kata yang dirangkai dalam prosesnya ia berusaha memilih dan menyusun kata-kata yang tidak sekedar enak dibaca, tapi menjadikan pembaca berseri dan bahagia, maka terbayang  kebahagiaan para pembaca dibenaknya, dan ketika tulisan itu selesai kebagiaan itu terus berlanjut karena ada harapan besar tulisan tersebut bisa menjadikan kebaikan bagi para pembacanya, mengambil pemahaman Islam yang mulia dan lebih dari itu berharap bisa bertemu dan berbahagia bersama di surga dengan rida dari Allah SWT.

Maka teruslah menulis, jika belum bisa? Belajarlah. Dan mulailah menulis, karena kita akan menjadi penulis kalau kita mau memulainya. Menulis dari hal yang paling mudah untuk ditulis dan terus berkembang. Sampai suatu saat menulis menjadi kebiasaan dan ada perasaan kehilangan sesuatu jika belum menulis.  Semoga diistiqomahkan dalam menulis dan tidak ada kata berhenti dalam menulis, dan kita meminta kepada Allah SWT. agar diberikan keistiqomahan untuk terus bersemangat menjadi penulis dalam dakwah Islam Ideologis dan meraih kebahagiaan di dunia dan di Akhirat karena tulisan kita.


Oleh: Annur Rahman
Aktivis Muslim

0 Komentar