Pajak Kendaraan Bermotor Meningkat, Hidup Rakyat Kian Bertambah Berat


MutiaraUmat.com -- Polusi udara yang terjadi di negeri ini masih lah menjadi polemik yang tak kunjung tuntas. Banyak upaya yang telah dilakukan, baik berupa kebijakan dari pemerintah maupun usaha masyarakat. Akan tetapi entitas polusi ini bukannya berkurang malah justru semakin parah. Bagaimana tidak, indeks rusaknya kualitas udara di ibukota negeri ini sendiri telah menduduki posisi no 5 di dunia. Sebuah 'prestasi' luar biasa untuk negeri yang dikenal sebagai paru-paru dunia dengan alam semestanya yang rimbun akan hutan-hutan.
Dilansir dari Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (11/11/2023) pagi tidak sehat. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 163 AQI US pada pukul 09.00 WIB dan menempati peringkat ke-5 terburuk di dunia.
Level ini dapat diartikan udara Jakarta tidak sehat bagi masyarakat, sehingga disarankan untuk mengenakan masker saat bepergian. Adapun polusi udara terburuk di dunia hari ini berada di Kolkata, India (US AQI 247), disusul Dakha, Bangladesh (US AQI 208), Delhi, India (US AQI 177), Lahore, Pakistan (US AQI 163), Jakarta, Indonesia (US AQI 163), Ulaanbaatar, Mongolia (US AQI 162), Kuwait City, Kuwait (US AQI 160).
Di tengah itu semua berbagai solusi pun dikerahkan. Satu di antaranya terdapat wacana kenaikan pajak motor bensin. Alasannya adalah untuk mengurangi polusi udara di wilayah Jakarta. Solusi ini tidaklah tepat mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya polusi udara. Sebab faktor yang membuat polusi udara memburuk didukung oleh berdirinya PLTU di berbagai wilayah sekitar Jakarta, yang mana itu semua dimiliki oleh Perusahaan Asing/Swasta.
Wacana kenaikan pajak kendaraan motor bensin ini juga justru mengundang pertanyaan terkait adanya program konversi energi menuju penggunaan Listrik. Hal ini senada dengan industri kendaraan Listrik mulai resmi beroperasi di Indonesia. Sebagaimana BYD, merk mobil listrik dari China yang telah resmi masuk.
Dengan masuknya ke pasar Indonesia, BYD tidak hanya akan menjual mobil listriknya, tetapi juga berinvestasi untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. BYD berencana untuk membangun pabrik mobil listrik, stasiun pengisian baterai, dan pusat penelitian dan pengembangan di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 20,3 triliun. (Kabapedia, 18/01/2024).
Beginilah jika sistem kufur yang dijadikan tumpuan dalam mencari solusi untuk persoalan umat. Bukannya memberikan dampak menyelesaikan justru hanya untuk segelintir keuntungan sebahagian pihak. Dengan masuknya industri mobil ataupun kendaraan listrik, akan menambah daftar keuntungan bagi elit kapital untuk memperkaya diri dan bisnis mereka. Akhirnya rakyat hanya akan tertumbalkan dengan tuntutan hidup yang kian pelik.
Di tengah kesulitan ekonomi, baik dalam pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri, angka PHK yang tinggi maupun pengangguran, ditambah buruknya kualitas udara di ibukota maupun wilayah lainnya telah menambah beban berat di punggung rakyat.
Sia-sia memang jika mengharapkan para pemilik kekuasaan di negeri ini untuk memberikan penyelesaian masalah umat. Pasalnya yang menjadi tolak ukur setiap aktivitas mereka hanya didasari pada manfaat dan keuntungan semata. Selama itu memberikan keuntungan bagi mereka, maka akan diperjuangkan. Namun bila sebaliknya maka dengan tegas mereka akan menghindar dari semua itu.
Sangat lah berbeda dengan aturan Islam. Sebagai agama ruhhiyah yang berasaskan akidah aqliyah, Islam datang dengan solusi paripurna untuk setiap persoalan. Bahkan persoalan yang ditimbulkan oleh sistem hari ini dapat dengan sempurna diselesaikan oleh Islam. Hanya saja umat banyak yang merasa pesimis akan tegaknya kembali sistem ini di tengah-tengah mereka. Melihat bahwa sistem ini dirasa hanya cocok pada zaman kenabian dan para sahabat saja. Padahal menerapkan aturan Islam terlebih dulu diukur dari bentuk keimanan dan ketaatn kita pada Allah SWT.
Ini lah bukti bahwa umat harus segera disadarkan akan hebatnya kepemimpinan Islam dalam mengatur setiap problematika kehidupan. Agar umat turut memperjuangkan kembali tegaknya sistem ini sebagai aturan hidup, untuk menyelesaikan setiap masalah serta mendapatkan rahmat dari Allah SWT serta bagian dari umat Rasulullah SAW yang menerapkan risalah yang dibawanya.
Wallahua'alam Bisshowab

Oleh : Tri Ayu Lestari
Aktivis Dakwah

0 Komentar