Oligarki Menyengsarakan Generasi

Mutiaraumat.com -- Dalam tatanan kapitalis melahirkan sosok - sosok oligaki yang kejam dan sadis. Betapa tidak  beberapa pekan ini  hampir suhu meningkat apalagi dikota - kota besar. Kondisi cuaca ektrem ini terjadi lantaran pengalihan fungsi lahan yang mengakibatkan berbagai bencana alam.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyatakan Indonesia mengalami 4.940 kali bencana selama 2023 dengan mayoritas berupa bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

Selain itu eksploitasi besar-besaran SDA baik di darat dan di laut, dan di sisi lain meningkatkan emisi CO2 di udara (Gas Rumah Kaca). Saat ini, dunia telah menghadapai deforestasi dan emisi GRK yang menyebabkan suhu bumi semakin panas. Hal ini berdampak pada kesejahteraan dan juga ruang hidup generasi,  sebab dengan krisis iklim,  pangan,  udara bersih, lahan semakin memperburuk kehidupan.

Kondisi kesehatan anak cucu kita akan terancam sebab hilangnya ruang hidup yang ideal bagi manusia. Hal ini terjadi karena  akibat salah kelolah ruang dimana para penemgang kebijkan lah yg berkuasa,  yg membuat aturan bebas untuk melakukan pembangunan. Jadi tak heran jika kita jumpai yang dulunya ruang terbuka hijau jadi jalan tol, gedung, mall,  hunian, dan pariwarasata.

Sehingga kadar udara pun semakin menipis apalagi hutan yang dulunya jadi paru - paru dunia sekarang jadi paru - paru basah. Sehingga makin sengsara kehidupan 
manusia dan generasi selanjutnya.

Betapa banyak rakyat yang mengalami gangguan pernafasan atau ISPA,  ditambah kondisi dstunting pada anak juga kian melonjak sebab krisisnya penanganan kesehatan. Sesaat situasi negeri tidak baik -baik saja laju pembangunan semakin ugal -ugalan, belum lagi hutang negara yang luar biasa fantastis membuat sekarat rakyat jelata.

Tidak hanya itu saja akibat keserakahan para oligarki ini membuat degredasi moral generasi juga  semakin rusak, banyangkan saja ditengah pusat pendidikan  banyak dibangun mall serta wahana wisata yang dimana menimbulkan berbagai kemudaharatan.  Salah satu sifat konsumtif anak muda semakin liar tak kendali, ditambah gaya hidup hedon dan lifestlye bebas sehingga hal ini menjadai baranag utama yang harus dipenuhui.

Sebab jika tak terpehui maka dirinya tak diterima ditengah - tengah masyarakat karena tidak mengikuti trend kehidupan sekarang ini. Alhasil yang tak mampu memenuhui gaya hidupnya tadi maka dia akan insecure dan merasa paling rendah dimata orang lain,  tak bisa dipungkiri kasus bundir pun menjadi meingkat sebab tuntutan di alam kapitalisme ini. 

Hal ini memang wajar terjadi di sistem dimana standarisasi adalah cuan, dimana memghasilkan cuan disitulah diekplositasi habis- habisan. Sekalipun merusak alam,  merampas hak orang, bahkan menyengsarkan kehidupan kahlayak umum.

Watak kapitalis membuat dan merasuk pada jiwa - jiwa manusia yg serakah akan kekuasan. Sehingga nyawa rakyatlah yang menjadi tumbal para oligaki dan parahnya ini semua dibawah dikte para oligakri atau di dikuasai oleh segelintir kelompok, dimana mereka bebas untuk membuat aturan. 

Hal ini akan berbeda dengan paradigma Islam dalam mengatur kehidupan, 

Pertama, sistem politiknya atau sistem pemerintahan Khilafah akan menjadikan penguasa sebagai pengurus dan pelindung umat.

Kedua, kontestasi yang sangat sederhana disertai keimanan yang sangat tinggi pada para politisnya akan menghalangi campur tangan para oligarki.

Ketiga, sistem pemerintahan Khilafah akan mengatur hak kepemilikan berdasarkan syariat. Alhasil, tidak semua lahan bisa dikuasai individu atau swasata bahkan asing. 

Inilah gambar sistem pemerintahan dalam Islam bagaiamana pemipin mengatur kepentingan rakyat hingga tentang batas - batas kepemilikan SDA. Sehingga tidak ada alih fungsi lahan sebagai proyek pembangunan yang menimbulkan kerusakan alam dan generasi.

Sehingga sudah seharusnya mengembalikan sistem Islam (Khilafah)  karena sesuai dengan fitrah manusia dan menjadi rahmatanlilalamin. Wallaahualam bishshowwab.[]

Oleh: Luluk Ningtyas
(Aktivis muslimah Pemerhati Generasi)

0 Komentar