Negara yang Kuat, Sayangnya Tersesat
MutiaraUmat.com -- Tanah Indonesia, Tanah siapa itu? Tanah air milik rakyat yang telah diperjuangkan para pahlawan dengan mengusir para penjajah, tanah air yang telah merdeka 78 tahun lamanya, dengan lika liku perjalanan sejarahnya. Indonesia telah mengadopsi slogan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Demokrasi) dengan tujuan dan cita-cita menjadi negara yang kuat untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Namun terdapat pernyataan yang sungguh mengejutkan setelah puluhan tahun Indonesia menyatakan kemerdekaannya. "Indonesia kan sudah merdeka yah, tapi bagi kami rasanya belum merdeka." Itulah kata yang dituturkan Diah Mardiah warga Wates, Majalengka. Itu disebabkan adanya konflik agraria antara TNI Angkatan Udara (AU) dan warga Wates semenjak puluhan tahun lamanya yang menghalangi warga Wates merasakan kemerdekaan secara utuh.
Tentunya kita akan berfikir kok bisa TNI Angkatan Udara (AU) bisa berkonflik dengan rakyat. Karena tertulis dalam UU RI Nomor 34 Tahun 2004 Bab IV pasal 7 ayat 1 yang isinya melindungi segenap bangsa yang di dalamnya termasuk rakyat malah berkonflik, bukankah tugasnya untuk melindungi rakyat. Dan anehnya negara seakan mendukung TNI dengan membiarkan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka menerbitkan PERDA Nomor 11 Tahun 2011 yang menetapkan kawasan di sekitar Pangkalan Udara Sugiri Sukani sebagai kawasan peruntukkan pertahanan dan keamanan. Bukankah negara fungsinya melindungi rakyat, dan posisinya di atas TNI sehingga bisa mengatur TNI untuk tidak melakukan hal yang menyalahi aturan.
Mari kita berfikir kenapa itu bisa terjadi dan apa penyebabnya? Jika kita renungkan hal itu memanglah wajar terjadi masalah seperti itu. Jawabannya adalah karena Indonesia menganut sistem demokrasi. Jika kita teliti lebih dalam demokrasi adalah alat yang digunakan oleh Kapitalisme untuk menjaga eksistensinya. Tentunya kebijakan di negara ini akan berpihak kepada yang kuat yaitu TNI dari pada rakyat kecil yang lemah. Karena memang seperti itulah sistem Kapitalisme bekerja, yang kuat akan memakan yang lemah.
Lalu apa itu kapitalisme? Singkatnya kapitalisme adalah sebuah ideologi yang masuk dalam tiga ideologi besar dunia diantaranya adalah Sosialis Komunis dan Islam. Bukankah Indonesia ber ideologi Pancasila? Ya memang benar, tapi ideologi Pancasila tidak memiliki sistem yang jelas, karena itu mengambil demokrasi sebagai sistem hukumnya. Tentu saja karena hukum yang digunakan adalah hukum Kapitalisme, tidak heran bahwa Pancasila tergeser oleh Kapitalisme. Karena berdasarkan fakta yang terungkap dan praktik-praktik yang diperlihatkan saat ini, Indonesia adalah negara yang Kapitalis yang liberal.
Dari jawaban tersebut bisa kita simpulkan bahwa Indonesia adalah negara yang tersesat, karena memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa, tapi malah membuat rakyat sengsara dengan membuat rakyat tidak bisa merasakan kemerdekaan karena konflik yang dihadapi yang diakibatkan salah memilih sistem bernegara.
Dari awal seharusnya pendahulu kita jeli jika ingin mengambil keputusan yang sepenting itu untuk memilih sistem yang baik untuk negara. Karena semua itu untuk kelangsungan hidup sebuah bangsa. Lalu sistem atau ideologi seperti apa yang harus kita pilih kalau demokrasi dari Kapitalisme sudah terbukti buruk untuk bernegara. Kita lihat dulu alasannya kenapa demokrasi buruk. Dari sini kita sebut saja demokrasi dengan ideologinya yaitu kapitalisme.
Jika kita amati Kapitalisme adalah ideologi yang tercipta dari pemikiran manusia, tentu saja hukum-hukum dan lainnya yang ada di dalamnya "pasti" syarat akan kebatilan, karena akal manusia sifatnya terbatas. Begitu pula Sosialis Komunis juga tercipta dari pemikiran manusia untuk melawan ideologi Kapitalisme dalam sejarahnya. Lalu yang terakhir adalah ideologi Islam. Ideologi ini tercipta dari wahyu Allah SWT. Dialah Al 'Aliim yang maha mengetahui segala hal, baik yang baik maupun buruk.
Jadi dengan melihat terciptanya ketiga ideologi itu alangkah bijaksana jika kita memilih ideologi Islam untuk di terapkan di Indonesia beserta sistemnya. Karena Islam lah ideologi yang pasti benar, karena tercipta dari wahyu Allah SWT Tuhan semesta alam yang tidak mungkin melakukan kesalahan.
Menilik sejarah pula, alim ulama terdahulu juga sekuat tenaga memperjuangkan arah ideologi agung ini. Dengan kalimat "menerapkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", setelah perdebatan panjang terjadi didalam sidang BPUPKI pada 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Kemudian diperjuangkan oleh Muhammad Natsir pemimpin dari partai Masyumi. Beliaulah wakil dari umat Islam di Indonesia dalam sidang Konstituante pada 12 November 1957, memperjuangkan Islam sebagai ideologi dasar dalam bernegara. Namun tidak berhasil karena saudara kita yang lain dari Partai Nasionalis Indonesia dan lainnya menolak, dan akhirnya tetap memilih demokrasi.
Akan tetapi jika kita melihat banyaknya masalah yang ada di Indonesia saat ini, tentu kita bisa simpulkan bahwa demokrasi telah terbukti bukan pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan dari negeri kita tercinta ini. Alangkah baiknya kita memilih Islam untuk solusi menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan dan cita-cita bangsa ini. Tentu memilih Islam bukanlah tanpa alasan, karena dimasa silam telah berdiri sebuah peradaban yang mulia dan maju serta aman untuk kehidupan rakyat selama ribuan tahun dari zaman Baginda Rasulullah SAW dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin lalu Kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah dengan Islam sebagai dasar sistem pemerintahan dan sebagai Ideologi negara.
Dengan berbekal sejarah yang telah lalu itu, dapatlah kita pakai sebagai rujukan untuk mengambil sikap dan pilihan yang tepat agar tidak menyesal di kemudian hari.
Wallahu a'lam Bishowab
Oleh: Yahya Ariffudin
Aktivis Muslim
0 Komentar