Manfaat Menulis dan Membangun Semangat Menulis Sejak Dini
MutiaraUmat.com -- Percakapan antara guru dan murid menggambarkan resistensi murid terhadap menulis, namun hal ini tidak mengindikasikan kurangnya minat pada menulis di kalangan anak-anak. Sebagai guru atau orang tua, penting untuk menanamkan minat menulis sejak dini dengan mengenalkan manfaat menulis dan karya-karya ulama.
Bagi orang dewasa, khususnya muslim, pemahaman akan manfaat menulis tak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan Islam menjadi penting. Al-Qur'an menekankan keagungan pena dalam QS Al-Qalam ayat 1, menunjukkan keberkahan hasil tulisan yang didasari ibadah kepada Allah.
“Rasulullah Saw bersabda, ‘Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan oleh Allah Swt adalah al-Qalam, kemudian Dia berkata kepadanya: Tulislah! Maka ia melaksanakannya pada waktu itu sebagaimana ia diciptakan sampai hari kiamat’.”
Imam al-Ghazali menegaskan bobot satu tetes tinta ulama di sisi Allah melebihi ribuan darah syuhada'. Qatadah menyatakan bahwa menulis adalah nikmat termahal yang membantu memahami sesuatu dan menjadikan agama terarah.
Sayyid Qutb, penulis Tafsir Fi Dzilal al-Qur`an, mengingatkan bahwa satu tulisan bisa memengaruhi jutaan orang. Ulama menjadikan menulis sebagai tradisi istimewa yang merawat warisan ilmu Islam. Nama-nama seperti Imam al-Syafi’I, Imam Al-Ghazali, Imam an-Nawawi, Sayyid Qutb, dan Hamka membuktikan keberlanjutan ilmu melalui tulisan.
Menulis seperti merangkai bunga; indah, menarik, dan bermanfaat. Penulis, meski belum istiqamah, berusaha menumbuhkan semangat menulis melalui tulisan ini. Ia berkomitmen konsisten menulis di bidang pendidikan, remaja, dan politik, mencerminkan kesadaran sebagai seorang guru yang peduli terhadap dunia politik.
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." (TSQ. An-Nahl: 125)Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Oleh. Mihzam Farid
Aktivis Muslim
0 Komentar