MutiaraUmat.com -- Merespons keterlibatan Pinjaman online dalam pembayaran UKT Mahasiswa di kampus ITB, Pakar Ekonomi Islam Dr. Arim Nasim, SE., M.Si., Ak., CA. mengatakan, merupakan akibat langsung dari dua hal.
"Masalah keterlibatan pinjol dalam pembayaran cicilan UKT mahasiswa, saya melihatnya ini merupakan akibat langsung dari dua hal," ungkapnya dalam video berjudul Kisruh UKT Pakai Pinjol di kanal YouTube Khilafah News, Kamis (1/2/2024).
Pertama, dampak langsung dari kebijakan pemerintah terkait dengan liberalisasi atau swastanisasi pendidikan secara perlahan tetapi pasti pemerintah melepaskan dunia pendidikan dari segi pembiayan ke swasta,
"Perguruan Tinggi Negeri (PTN) diharuskan mencari dana sendiri sementara kalau kita bicara terkait dengan PTN mencari dana sendiri maka dana yang paling mereka mudah dapatkan itu dari mahasiswa. Dampaknya UKT mahal, di sisi lain kondisi ekonomi kita yang makin memburuk itu banyak mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan bayar, dampak langsung dari kebijakan pemerintah terkait liberalisasi dan swastanisasi pengelolaan pendidikan di Indonesia," paparnya.
Kedua, dampak langsung dari pemimpin dalam hal ini Rektor yang berpikir sekuler tdak peduli halal haram yang penting bagi mereka mungkin uang masuk enggak peduli itu haram karena pinjol itu ada ribanya.
"Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam beberapa bulan yang lalu sudah menjelaskan dengan tegas bahwa pinjaman online haram, dampak dari liberalisasi PTN harus mencari dana sendiri walaupun Sebagian masih di back up oleh APBN, kedua dampak dari pemimpin yang secular yang tidak peduli dengan halal dan haram yang penting uang masuk walaupun harus berasalkan dari pinjol," ungkapnya.
Permasalah Mahasiswa Bertambah
Arim mengatakan, yang namanya pinjaman tidak selalu lancar. Pertanyaannya dari mana mahasiswa harus membayar? Maka jelas mereka akan kesulitan untuk membayar baik pokok utang maupun bunganya. "Ini yang saya kira akan membuat mahasiswa stress dan dampak lebih lanjut dari itu akhirnya mahasiswa mungkin fokusnya bukan hanya belajar, focus mahasiswa cari dana untuk membayar utang dan akhirnya mereka terjebak dalam aktivitas pragmatism tidak paham halal haram maka mereka akan mencari uang," terangnya.
Kemudian, kata Arim, akan muncul masalah baru bagi mahasiswa. Berbicara peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang harusnya kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, maka ketika dia disibukkan dengan kegiatan dalam rangka membayar utang, cicilan pinjol maka sudah bisa dipastikan mahasiswa akan kehilangan sikap kritis terhadap rezim ini. Karena mereka disibukkan untuk membayar utang.
"Atau bisa jadi mereka akan terjebak dengan permainan deal-deal politik mungkin nanti akan dibantu membayar UKT tetapi udahlah mahasiswa tidak boleh berpikir kritis mahasiswa tidak boleh protes, demo terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang itu hanya merugikan rakyat bahkan sebenarnya merugikan mahasiswa itu sendiri," lanjutnya.
"Akan muncul masalah baru dalam konteks tatanan sosial politik di Indonesia apalagi kalau misalnya orang pinjol menggunakan pihak ketiga, melakukan intimidasi akan makin ruwet masalah yang terjadi di Tengah Masyarakat, karena selama ini pinjol dengan mekanisme intimidasinya kebanyakan itu sudah membuat resah masyarakat dan sekarang ketika itu kemudian ke mahasiswa saya duga juga akan sangat menimbulkan masalah baru di kalangan mahasiswa," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar