Dr. Abu Talha: AS Melihat Perang di Gaza Mampu Memanaskan Umat Islam dan Membawa Tuntutan Pembebasan Palestina Totalitas


MutiaraUmat.com -- Muslim Intelektual asal Yordania, Dr. Abu Talha, mengatakan bahwa AS mampu melihat panasnya  umat Islam menyaksikan perang di Gaza. Sehingga, dukungan dan tuntutan pembebasan Palestina secara keseluruhan terus muncul ke permukaan. 

“AS sebagai intelijen dunia yang beranggotakan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina, mereka menyaksikan bahwa umat Islam dari dalam itu terpanaskan. Lalu muncul tuntutan  untuk mengakhiri perang ini dan tentu saja tuntutan yang lebih besar untuk membebaskan seluruh wilayah Palestina,” ujarnya dalam diskusi dengan judul Red Sea Crisis: The War Goes Beyond Gaza, Dr. Abu Talha, di kanal YouTube Islamic Oasis, Sabtu (13/01/2024).

Menurutnya, peristiwa di Gaza merupakan objek perang regional meskipun sebelumnya AS meminta agar perang tersebut tidak seharusnya diperpanjang menjadi perang regional. 

“Kenapa AS berkata demikian? Sebab ia tidak akan mengizinkan perang ini meluas dan  mencakup negara-negara lain. Maksudnya, ada negara lain di wilayah regional yang terlibat nantinya  dalam perang seperti tetangga Palestina yaitu Lebanon, Suriah, Yordan, Mesir dan tentu saja setelah itu apa yang datang pada mereka? Turki, Iraq, dsb,” bebernya. 

Oleh karena itu katanya, dibutuhkan isu lain untuk meredam emosi dan panas umat sebagaipendingin suasana perang. Dan reaksi yang menjadi pendingin perang di Gaza adalah Yaman. Ketika kasus Palestina masih terus memanas, Yaman menjatuhkan roket dan menyerang di Laut Merah. 

"Apabila dipandang dalam perspektif yang lebih luas, setidaknya aksi Yaman telah masuk ke dalam perang regional seperti yang dikhawatirkan AS. Meskipun konteks  penyerangan di lakukan oleh kelompok Houti," ujarnya.

Maka dengan demikian menurut Ahu Talhah, setidaknya dari perpspektif yang lebih luas telah masuk ke dalam perang regional.  Oke , Yaman, kita berbincang soal Houti di sini.  Kita tidak berlebihan jika menganggap Yaman berpartisipasi dalam hal ini. Sehingga umat merasa sedikit lebih lega bahwa ada peluang kemenangan. Ya, oke memang bukan kemenangan hakiki dalam tanda kutip. Artinya kita tidak berpuas diri sampai disini.

"Perang di Gaza telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan. Dan jumlah korban terhitung puluhan ribu termasuk para suhada.  Begitu juga dampak kerusakan lainnya sangat luas. Tidak menutup kemungkinan pelanggaran peraturan perang terus dilakukan oleh Israel dan batas tanah yang dirampas akan  meluas hingga melewati perbatasan," tuntasnya []M. Siregar.

0 Komentar