MutiaraUmat.com -- Terkait dengan perkembangan situasi Palestina yang masih memanas dan tawaran solusi dua negara oleh AS, Pakar Hubungan Internasional asal Inggris, Adnan Khan, menyebut bahwa sesungguhnya hal itu hanya untuk memastikan posisi Isr4el di hadapan AS bukanlah sebagai negara yang berdaulat (
independent).
“Solusi dua negara itu adalah kedok AS untuk memastikan bahwa Israel bukanlah negara yang berdaulat, juga agar tidak menjadi arogan. Oleh karena itu jugalah alasannya kenapa Zionis Yahudi tidak pernah setuju dengan kesepaatan dua negara," ujarnya kepada Tintasiyasi.com, Sabtu (20/01/2024).
Sehingga kata Adnan Khan, tawaran AS tersebut akan selalu menjadi persoalan. Sebab solusi dua negara adalah keinginan dari negara AS yang punya kekuatan penuh dan mampu memaksakannya terhadap Israel.
“Jadi sekarang, perang ini sedang kita saksikan dalam dua perbedaan antara AS dan Israel. Dan mereka selalu mengingatkan bahwa Israel memiliki dua kapal induk untuk AS di Timur Tengah. Selama Israel mengingatkan hal itu, mereka masih berguna di hadapan AS. Jika tidak, maka tidak akan meningkatkan ketertarikan AS. Dan Israel nantinya tidak akan lama berguna untuk AS,” imbuhnya.
Namun demikian katanya, adanya perbedaan antara AS dan Israel tersebut, tentu saja Biden sebagai Presiden tidak mungkin akan mengkritik Israel secara terbuka. Karena perbuatan tersebut tidaklah baik bagi seorang Presiden AS.
"Semntara itu, adapun maksud AS ketika mennyodorkan solusi dua negara, yaitu negara Isr4el-Palestina, artinya Isr4el akan terus membutuhkan negara Asing seperti AS untuk menolongnya karena akan terus mengalami masalah kemanan," lugasnya.
Kata Adnan Khan, Israel menjadi sangat arogan sejak mengeklaim bahwa mereka bagian kekuatan AS yang terbukti dengan dukungan yang terus diberikan oleh AS kepada Isr4el.
“Tahun 1973, AS tidak terlibat dalam peperangan yang terjadi di Mesir maupun Suriah denga Isr4el. Sehingga, AS memahami bahwa Israel harus mendapatkan bantuan. Agar AS di kemudian hari bisa mengatakan kepada Israel, ibaratnya sekarang kamu mendapatakan pertolongan kami, dan kamu harus selalu ingat, tanpa AS, Israel bukan apa-apa,” terangnya.
Ia menjelaskan, sejak Amerika mengambil alih kebijakan Inggris di Timur Tengah yang sebelumnya Inggris telah menciptakan banyak kesenjangan di negara-negara Eropa, khsususnya bangsa Yahudi, maka Inggris mendirikan sebuah negara Asing untuk Yahudi Eropa yang Bernama Israel. Dan ketika AS muncul sebagai super power, AS mengambilnya dari Inggris. AS percaya bahwa dengan solusi dua negara itu baik untuk Amerika.
“Alasannya mengapa? Karena jika hanya ada satu negara yaitu Israel tidak untuk Palestina, maka Isarel tidak akan lagi menjadi kekuatan wilayah di Palestina bagi AS. Dan Isr4el tentunya kelak tidak butuh AS. Ini sebenarnya yang terjadi sejak tahun 1967 ketika perang merebut perbatasan dengan Mesir, Jordan, dan Suriah,” bebernya.
Itulah menurut Pakar Hubungan Internasional, alasan Zionis untuk tidak sepakat dengan solusi dua negara oleh AS. Karena Zionis Isr4el tetap berharap untuk menguasai seluruh tanah Palestina.
“Jadi, beberapa sayap kanan Israel menagatakan bahwa mereka menginginkan Terusan Zues seluruhnya hingga ke Iraq,” pungkasnya []M. Siregar
0 Komentar