Adnan Khan: Umat Islam Punya Peluang Besar Saat Ini di Tengah Amerika Sedang Pecah Fokus




MutiaraUmat.com -- Intelektual Inggris, Adnan Khan menyatakan bahwa di tengah kondisi Amerika yang kini menghadapi banyak permasalahan, umat Islam justru punya peluang besar untuk memperjuangkan kebangkitan Islam. 

“Meskipun tetap saja Amerika masih menjadi masalah terbesar saat ini, dan bahkan dirinya sendiri punya masalah di dalam dan luar, tetapi benar bahwa umat Islam kini punya peluang besar untuk kembali menegakkan Daulah Islam,” tuturnya kepada Tintasiyasi, Sabtu (22/01/2024). 

Menurutnya, Amerika memang sumber masalah. Karena merasa sebagai super power dan harus berada dimana pun, tetapi tidak mampu sepenuhnya menancapkan kekuatannya dengan sempurna. Itulah katanya, bentuk kelemahan Amerika yang sebenarnya menjadi kesempatan yang baik bagi umat Islam untuk memanfaatkannya. 

"Sebenarnya tidak bisa dimungkiri bahwa setiap adidaya memiliki kelemahan dan persoalannya masing-masing, begitu juga Amerika. Oleh karena itu harus mampu menentukan prioritas dalam permasalahan yang dihadapi," ujarnya.

Menurut Adnan Khan, bagi Amerika, Timur Tengah awalnya adalah prioritas yang harus tetap dijaga. Sebab segala hal yang terjadi di Timur Tengah akan berdampak langsung bagi Amerika hingga ke dalam negeri sekalipun. Tetapi, kini muncul beberapa tantangan baru dari Asia Tengah, di Eropa Timur atau Timur Jauh. 

“Ameika juga berhadapan dengan banyak masalah seperti alaminya setiap empire (kekuasan). Dan harus mampu menentukan prioritas dalam kepentingan jangka panjang. Prioritas itu bagi AS adalah Timur Tengah. Namun, sekarang ada tantangan muncul dari Asia Tengah, di Eropa Timur dan di Timur Jauh. Dan segala kejadian di Timur Tengah sangat berdampak bagi AS di dalam dan luar negerinya,“ tambahnya.

Muslim Intelektual Inggris yang juga pakar hubungan internasional itu mengatakan, jika persoalan Amerika atau krisis yang sedang menimpanya bisa saja disebabkan manajemen keungan Amerika yang tidak hanya mencakup kebutuhan domestik, melainkan hingga pendaan perang luar negeri, seperti untuk Ukraina sekarang. 

Lanjut ia katakan, dalam Kongres Partai Republik menolak untuk memberikan modal (dana) terhadap perang di Ukraina. Sebab tidak menutup kemungkinan juga berdampak pada pertimbangan bantuan untuk Israel. 

“Bantuan itu adalah bentuk dari dukungan AS tehadap Ukraina. Dengan kata lain, oke AS memberikan Ukrain senjata dan harus juga dong memberikannya kepada Israel karena saat ini sedang terjadi dua peperangan. Sehingga benar tadi pertanyaannya, perhatian AS saat ini kemana-mana. Sehingga, ketika sesuatu yang salah terjadi, maka AS tidak akan mampu melakukan kesepakatan dengan targetnya,” jelasnya.

Walaupun kekuatan pengaruh AS melemah atau berkurang, tetapi menurut Adnan, AS masih punya kekuatan yang lebih daripada negara-negara lain. Dan proses melemahnya AS tentu membutuhkan waktu setidaknya mencapai sekitar 50 tahun. China dan Rusia juga belum mampu melakukan hal yangg sama seperti AS. Keduanya, baik China dan Rusia lakukan hari ini, masih lebih kuat pengaruh yang ditancapkan AS sejak 20 atau 30 tahun lalu.

“AS tetap lebih kuat, sehingga sampai saat ini masih ingin dan berupaya untuk mengondisikan dunia. Amerika tidak ingin digantikan oleh siapa pun. Sehingga, siapa pun yang berani mencoba untuk menyaingi pengaruhnya, maka akan jadi perhitungan AS. Itulah yang dilakukan AS sebagai negara yang masih berstatus super power,” imbuhnya. 

"Beberapa kelompok yang mencoba melawan AS tetap tidak bisa bersaing. Bahkan Rusia dan Inggris juga terus melakukannya, tetapi tidak mampu. Begitu juga dengan yang ditunjukkan oleh Taliban dan Houti. Hanya bisa menjalin kesepakatan tanpa meraih kemenangan," tuntasnya []M. Siregar

0 Komentar