100 Tahun Tanpa Khilafah, Jurnalis: Islam Layak Memimpin Dunia

MutiaraUmat.com -- Menyikapi 100 tahun tanpa khilafah, Jurnalis Joko Prasetyo mengatakan bahwa hanya Islam yang layak memimpin dunia.

"Hanya Islam yang layak memimpin dunia," ujarnya kepada MutiaraUmat.com, Ahad (4/2/2024)

Ia menjelaskan bahwa Islam berbeda dengan berbagai agama yang ada di dunia yang hanya mengurusi hubungan manusia dengan Tuhannya dan dengan dirinya saja, Islam mengatur pula hubungan manusia dengan sesama manusia (muamalah) yang melingkupi berbagai sistem termasuk sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem pergaulan, sistem politik luar negeri, sistem sanksi dan lain sebagainya.  

"Adapun ideologi kapitalisme hanya mengatur masalah muamalah saja, untuk masalah ibadah dan akhlak diserahkan kepada masing-masing individu rakyat. Sedangkan komunisme melarang adanya hubungan dengan Tuhan, karena memang tidak meyakini adanya sang Pencipta," jelasnya

Ia memaparkan bahwa Islam, selain mengatur masalah muamalah, mengatur pula masalah hubungan manusia dengan Tuhannya (keimanan dan ibadah mahdah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (akhlak, makanan-minuman dan pakaian). 

"Dengan kata lain, Islam bukan hanya akidah ruhiah saja, yaitu akidah yang melahirkan aturan di bidang privat, tetapi juga akidah siyasah, yaitu akidah yang melahirkan aturan di bidang muamalah atau publik, " paparnya.

Begitulah, sang jurnalis menjelaskan salah satu letak keunggulan Islam dibanding berbagai agama yang ada di dunia, seperti Yahudi, Kristen, Budha, Hindu misalnya, tentu akan membutuhkan ideologi di luar agamanya untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

"Bila menggunakan ideologi komunisme pastilah akan memberangus eksistensi mereka dan juga umat Islam. Salah satu contohnya seperti umat Islam dan umat Kristen yang terus menerus dipersekusi dan dikriminalisasi di negara komunis Cina; semata-mata lantaran keduanya taat dengan agamanya masing-masing," lanjutnya 

Ia menerangkan, dampak diterapkannya kapitalisme adalah seperti yang terjadi pada hari ini, di mana para pemeluk agama apa pun menjadi bertentangan dengan agamanya sendiri, karena meski tidak mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, pada faktanya semua aturan yang muncul dari ideologi yang berakidah sekuler adalah rusak dan merusak manusia dan lingkungan. 

"Contoh, Banjir Kalsel 2021. Meski Presiden Jokowi berdalih banjir karena hujan, namun fakta membuktikan itu semua terjadi akibat keserakahan para kapitalis akan batu bara dan kelapa sawit tak mengindahkan kerusakan lingkungan dan menzalimi penduduk setempat," tegasnya.

"Tentu saja, secara pribadi, mereka memeluk berbagai macam agama. Ada yang Islam, Kristen dan lainnya. Apakah agama mereka mengajarkan sikap serakah, egois dan tidak bertanggung jawab seperti itu? Tak ayal lagi, itu semua akibat diterapkannya kapitalisme. Yang membuat seorang Muslim pun bila menerapkan kapitalisme menjadi sekuler," imbuhnya.

Ia membeberkan, dengan diterapkannya kapitalisme, syariat Islam di bidang muamalah jadi tidak dapat diterapkan secara kaffah. Para pendakwahnya malah dicap ekstremis, radikal bahkan teroris. Kemudian dipersekusi dan dikriminalisasi. 

"Khusus di Indonesia, ditambahi label anti ini dan anti itu. Padahal mayoritas para pejabat yang melakukan persekusi dan kriminalisasi juga mengakunya beragama Islam. Mengapa begitu? Sekali lagi, karena kapitalismelah yang mereka terapkan," yakinnya

Ia berkesimpulan, satu-satunya yang layak ditegakkan di muka bumi sebagai kepemimpinan dunia tentu saja Islam. Karena Islam jelas, mengatur semua aspek kehidupan dan juga menjamin setiap non-Muslim yang menjadi warga negara khilafah (negara Islam) untuk beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing serta mengharamkan setiap Muslim memaksa mereka memeluk Islam. 

"Dengan kata lain, hanya Islam cocok dengan pluralitas dunia yang secara faktual memang beraneka ragam agama. Sedangkan kapitalisme dan komunisme tidak. Keduanya merusak manusia dan juga alam sekitarnya," tekannya 

Ia meyakinkan bahwa pendapat yang menyebutkan Islam tidak cocok diterapkan karena tidak semua rakyat beragama Islam terbantah sudah. Tak ayal lagi, hanya Islamlah yang layak memimpin dunia.

𝐒𝐞𝐫𝐚𝐭𝐮𝐬 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧

Ia menerangkan, meskipun layak dan pernah berjaya memimpin dunia sekitar 1300 tahun diawali dengan hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, namun sejak Khilafah Utsmani runtuh seratus tahun lalu (3 Maret 1924-2024 Masehi), kaum Muslim terpuruk dan tercerai berai lebih dari 57 negara bangsa dan menjadi korban eksploitasi kafir penjajah. Padahal, Islam mewajibkan hanya bernaung di bawah satu khalifah saja untuk Muslimin sedunia, memimpin dunia agar rahmat bagi semesta alam tercipta. 

"Cukup! Seratus tahun tanpa khilafah sudah terlalu lama. Apalagi Islam mentolelir tanpa adanya khalifah hanya tiga hari saja. Saatnya kaum Muslim bangkit membuang sistem kufur jebakan penjajah seraya berjuang menegakkan khilafah warisan Rasulillah dan para khalifah rasyidah!," ajaknya.

"_i𝑡 𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑜𝑛𝑒 𝑢𝑚𝑚𝑎ℎ,_ sekaranglah waktunya untuk menjadi umat yang satu di bawah naungan 𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ '𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑖𝑛ℎ𝑎𝑗𝑖𝑛 𝑛𝑢𝑏𝑢𝑤𝑤𝑎ℎ, Allahu Akbar!" pungkasnya. []Nabila Zidane

0 Komentar