UIY: Ada Dua Masalah Utama Ketika Menghubungkan Penutup Kepala dengan Middle East

MutiaraUmat.com -- Menanggapi pernyataan rasis anti Islam yang disampaikan oleh senator Bali Arya Wedakarna dengan mengatakan bahwa gadis Bali tidak perlu memakai penutup kepala karena Bali bukan middle east, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menyampaikan dua masalah ini.

"Pernyataan yang menghubungkan menutup kepala dengan middle east terhadap ini mengandung dua masalah yang pertama, dia mempermasalahkan Islamnya yang kedua, mengidentifikasi Islam itu sebagai middle east," ujarnya dalam kanal YouTube UIY Official: Senator Asal Bali, Menyerang Islam atas Nama Budaya? Senin (8/01/23).

"Padahal di saat yang sama, banyak fashion western masuk ke Indonesia tetapi tidak pernah dipermasalahkan. Lalu kenapa begitu giliran sesuatu yang merupakan bagian dari Islam seperti pakaian muslimah lalu dia buru-buru mengatakan it is not middle east," tanyanya.

Kemudian ia menyampaikan bahwa pernyataan ini penting dipersoalkan karena dia itu sama sekalian tidak mempunyai respek terhadap ajaran agama lain dan jika dibiarkan ini akan menjadi bibit-bibit pertentangan.

"Dengan mempersoalkan middle east, loh emang agama yang ada sekarang termasuk agama Hindu itu apakah agama asli Indonesia? kan itu jadi persoalan yang bisa melebar kemana-mana," paparnya.

"Jadi jelas sekali dari pernyataan itu dia mempunyai sikap islamopobik, sesuatu yang sangat tidak menyenangkan pada dirinya. Padahal sesungguhnya itu tidak berdampak pada dirinya, apa masalahnya?" ujarnya.

Lalu, ia melanjutkan, "apa sih pengaruh signifikan antara mereka yang menutup rambutnya dengan yang tidak? kan enggak dan itu ada urusannya dengan soal middle east," lanjutnya.

Kemudian ia melanjutkan, Indonesia itu masyarakatnya beragam dan ini adalah fakta yang tak terbantahkan, maka selalu diajarkan untuk berpikir tentang keragaman.

"Oleh karena itu, ketika ada yang berpakaian berbeda apalagi kalau dia berpakaian mengikuti ketentuan agama, itu kan harus dipandang sebagai keragaman," ujarnya.

Kemudian ia mengatakan, bahwa yang bisa mengawasi permasalahan seperti ini hanyalah Islam, mengapa karena Islam itu jelas sekali. 

"Ketika kita bicara tentang budaya. Budaya itu ada di dua level. Level yang pertama itu level privat dan Kedua, level komunal. Ketika di level privat, Islam itu memberi kebebasan kepada yang bersangkutan untuk mengikuti seluruh ketentuan agamanya," jelasnya.

"Ketentuan agama itu terkait dengan keyakinan itu sendiri seperti ibadah, makanan, minuman dan pakaian. Jika pakaiannya itu memang seperti itu menurut agamanya, ya dia harus diberikan kebebasan itu,"ungkapnya.

Oleh karena, menurutnya permasalahan ini saat ini tidak akan pernah bisa selesai karena tidak adanya kemampuan dari agama-agama yang ada itu untuk menyikapi hal-hal yang bersifat personal atau privat ini.[] Emmy

0 Komentar