Isu Terorisme Upaya Menghancurkan Islam


MutiaraUmat.com -- Perang melawan terorisme telah menjadi senjata ampuh bagi Barat pimpinan AS untuk memojokkan kaum Muslim. Secara khusus isu itu digunakan Barat dan AS untuk menggiring publik dunia pada suatu perang global terhadap Islam dan kaum Muslim yang ingin kembali pada ideologi Islam.

Dengan kembalinya ideologi Islam, berarti hegemoni sistem Kapitalisme yang mencengkeram dunia saat ini akan terancam dan runtuh.

Memojokkan Islam dan kaum Muslim merupakan lagu lama yang terus dimainkan, seraya pada saat yang sama menutupi wajah AS yang sesungguhnya.

Jika kekerasan adalah bagian dari terorisme, maka AS lah sesungguhnya yang paling gemar menebar kekerasan di wilayah-wilayah yang dianggap potensial mengganggu kepentingannya.

Fakta yang terjadi, berapa korban akibat pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel yang selama ini dipersenjatai dan didukung oleh AS? Mengapa AS tidak bereaksi terhadap pembantaian yang sangat tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh zionis Israel kepada rakyat Palestina? Jelas, permusuhan AS dengan Islam sudah demikian kentaranya.

Mengapa AS sangat memusuhi Islam? Jawabannya sangat sederhana, karena Islam dianggap sebagai ancaman utama saat ini bagi ideologi kapitalisme. Kenyataan ini secara terang-terangan diungkapkan oleh Huntington dalam bukunya The Clash of Civilitation and the Remaking of World Order. Dalam buku tersebut, Huntington menyatakan musuh terbesar peradaban Barat-Kristen pasca Perang Dingin adalah Islam.

Dalam hal ideologi, pertentangan sangat nampak antara ideologi Barat yang sekuler dengan ideologi Islam. Islam sebagai sebuah ideologi dengan seperangkat aturan yang mengatur kehidupan yang khas. Pandangan hidup dan aturan dalam Islam sangat bertentangan dengan nilai-nilai sekulerisme.

Islam bukanlah sekedar agama spiritual (ruhiyyah)yang hanya mengatur hubungan yang sifatnya individual antara manusia dan Tuhannya.
Islam merupakan akidah siyasiyyah (politis) yang secara menyeluruh mengatur aspek kehidupan manusia, baik ekonomi, politik, tatanegara, kebudayaan, pertahanan-keamanan, maupun pendidikan. Dan sumber ideologi Islam adalah Tauhid, yaitu penghambaan manusia hanya kepada Allah, dan mengamalkan seluruh syariat-Nya dalam segenap aspek kehidupan.

Jelas, pemikiran Islam ini jauh berbeda dengan Barat yang tegak atas asas sekulerisme dan materialisme. Dalam pandangan sekuler, agama tidak boleh memiliki peran dalam masalah sosial-kemasyarakatan, dan dibangun atas dasar falsafah humanisme dan liberalisme. Kemudian ideologi ini menyerahkan kedaulatan membuat hukum pada akal manusia berdasarkan asas manfaat.

Dari perbedaan dan pertentangan antara  ideologi Islam dan pendukung sekulerisme inilah muncul konflik kepentingan, khususnya masalah politik.

Munculnya kekuatan politik Islam sebagai peradaban yang agung dan mulia akan menggeser status quo peradaban Barat yang  sistemnya penuh dengan kehinaan dan kebobrokan. Inilah yang ditakutkan oleh Barat, yakni munculnya Islam sebagai kekuatan politik.


Islam Kekuatan Politik

Islam pernah menjadi peradaban Tauhid yang memiliki daya pengaruh yang sangat kuat hingga mewarnai nyaris 2/3 dunia, mulai dari jazirah Arab, Afrika, Asia, sampai Eropa. Hal ini tentunya menjadi ancaman terhadap eksistensi AS dan ideologinya, jika Daulah Islam tegak, sehingga kapitalisme akan ditinggalkan dan dilupakan.
Islam sebagai kekuatan politik akan muncul dalam wujud Daulah Khilafah Islamiyah.

Dengan isu terorisme tentunya akan memunculkan permusuhan dan opini publik yang negatif terhadap pejuang-pejuang Islam yang ingin menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah.
Untuk itulah, isu terorisme sejak dini terus dimainkan.

Tapi yakinlah bahwa Allah memiliki rencana atas tipu daya orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin, sebagaimana firman-Nya, "Mereka (orang-orang kafir) memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya." (QS. al Anfal [8]: 30). []


Riyanti Muslim
Aktivis Muslimah Bogor

0 Komentar