Islam Masuk ke Indonesia karena Jaringan Internasional
MutiaraUmat.com -- Sejarawan Muda, Nicko Pandawa mengungkapkan bahwa Indonesia tercipta karena adanya jaringan-jaringan Internasional yang melintasi Indonesia dan kemudian mengenalkan Islam kepada rakyat Indonesia," tuturnya dalam Fokus Spesial Refleksi Akhir Tahun di kanal YouTube UIY Official, Ahad (31/12/2023).
"Kita tidak mungkin masuk Islam kalau tidak ada orang-orang Asing yang dalam tanda kutip orang Asing yang awalnya tidak kita kenal, tetapi kemudian mereka mengenalkan kepada kita sesuatu yang berharga yaitu Islam," terangnya.
Kemudian katanya, masyarakat tertarik dan alhamdulilah Allah SWT memberikan hidayah, sehingga mereka bisa bergabung dengan jaringan masyarakat internasional tersebut yang kemudian disebut sebagai umat.
"Nah, karakteristik umat itulah yang selanjutnya mengikat kita sebagai orang Indonesia yang beraga Islam untuk stay connect tetap berhubung dengan umat Islam yang ada di luar Indonesia, karena itulah walaupun kita punya banyak masalah di rumah, di kota, di Indonesia, tetapi kita tidak bisa menutup mata dengan apa yang terjadi di luar Indonesia," jelasnya
Misalkan katanya, bagaimana dengan soal Palestina dan bukan hanya Palestina, PR kita masih banyak, sebut saja ada Xinjiang, India, Rohingnya yang masih masuk regional daripada rumah kita ini yaitu Asia Tenggara, dan Islamophobia di Eropa.
"Lalu, bagaimana jika ada netizen yang mengatakan untuk apa susah-susah ngurusin negara lain, sedangkan di negara sendiri saja banyak persoalan yang tengah dihadapi," imbuhnya.
Bang Niko sapaan akrabnya mengatakan bahwa kita hidup di dunia ini sudah banyak kepusingan, penderitaan, baik itu di rumah sendiri atau di luar, tetapi tentu beriringan antara penderitaan dan kebahagiaan. Namun, penderitaan itu sudah pasti tidak akan lama. Meski demikian, dari skala tertentu kita harus mawas diri bahwa tantangan yang kita hadapi bukan hanya dari segi domestik, bukan hanya dari segi nasional, tetapi juga dari segi internasional.
"Contohnya, jika kita melihat Rohingnya, dalam kosakata bahasa Indonesia dikenal istilah Bengal yaitu Bangladesh, dimana di situ ada orang-orang berkulit gelap yang disebut Anak Keling. Sementara itu, masyarakat kita yang asalnya itu bukan asli Indonesia, tetapi orang Keling, sehingga banyak orang Keling di Indonesia. Sedangkan kata Keling asal mulanya dari kata Kalingga yang berada di hulu Teluk Bengal dan itu masuk wilayah India Bangladesh dan juga Arakan," urainya.
Oleh karena itu katanya, hubungan antara Indonesia khususnya Sumatera misalkan dengan Arakan dan Bengal itu sudah sangat dari dulu terkoneksi. Lantas, kenapa sekarang merasa asing? lugasnya.
"Inilah kemudian yang perlu dikoreksi dari sisi peningkatan literasi, baik dari sisi digitalisasi maupun buku," tandasnya [] Nurmilati
0 Komentar