Harkat dan Martabat Wanita dalam Islam

MutiaraUmat.com -- Bila kita cermati lebih dalam, apakah benar gerakan pembebasan atau liberalisasi perempuan akan memajukan perempuan? Atau sebaliknya, apakah justru akan menjadikan perempuan semakin terpuruk?
Kita saksikan saat ini, liberalisasi perempuan justru memberikan dampak buruk bagi perempuan, bahkan akan membawa malapetaka bagi masyarakat secara keseluruhan. 

Hal ini akibat kian rancunya relasi dan pembagian peran di antara laki-laki dan perempuan. Bahkan runtuhnya struktur keluarga, semakin meningkatnya angka perceraian, kasus penelantaran anak, meningkatnya kasus aborsi, eksploitasi perempuan, pelecehan seksual, anak-anak bermasalah, dan lain-lain. Yang semuanya itu ditengarai kuat akibat efek langsung dari isu kebebasan perempuan dan perempuan dijadikan sebagai salah satu tumbal bagi kokohnya kapitalisme. 

Yang memprihatinkan kasus perceraian di Indonesia terbilang tinggi. Setidaknya ada 516 ribu pasangan yang bercerai setiap tahun, yang tentunya akan berdampak tidak baik bagi anak-anaknya.  Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Prof Dr Kamaruddin Amin menjelaskan, jumlah perceraian terbilang fantastis.

"Ada kenaikan angka perceraian di Indonesia, menjadi 516 ribu setiap tahun. Sementara, angka pernikahan semakin menurun, dari 2 juta menjadi 1,8 juta peristiwa nikah setiap tahun," ungkapnya dalam agenda Rakornas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2023, di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Salah satunya contoh kasus perceraian di Kabupaten Pati. Memasuki awal tahun 2024, per 1-15 Januari 2024 data statistik angka perceraian di Kabupaten Pati sudah mulai terhitung meningkat fantastis.
Pihak PA Pati telah menerima sebanyak 150 perkara kasus gugatan cerai dan 183 permohonan.

"Dapat kami sampaikan untuk penerimaan kasus di bulan Januari tahun 2024 sebanyak 333 perkara", kata Humas PA Pati Syamsul Arifin, Senin 15 Januari 2024 (Mondes.co.id)

Bukan kapitalisme namanya kalau tidak berhasil membuat segala sesuatu bernilai uang, termasuk para perempuan. Karena kapitalisme tidak peduli dengan kehormatan seorang perempuan ketika menjadi seorang istri dan seorang ibu. Sehingga diciptakan propaganda kecantikan sebagai modal untuk meraih materi dan harga diri.

Peran Utama Wanita Dalam Islam

Islam dan kapitalisme jelas sangat bertolak belakang dalam menghargai peran seorang wanita. Terlebih Islam  memberikan penghargaan yang sangat tinggi pada seorang ibu. Karena dari rahim seorang ibu lah lahir anak manusia yang akan melestarikan kehidupan umat manusia. Semua perjuangan dan pengorbanan seorang ibu tak akan dapat dibayar dengan materi. Bahkan, lepasnya peran seorang ibu akan membahayakan kelestarian kehidupan umat manusia.

Islam telah mendudukkan posisi wanita pada harkat dan martabatnya yang mulia. Karena wanita adalah perhiasan dan dia sesuatu yang wajib dipelihara. Layaknya perhiasan berharga, maka penjagaan terhadap wanita pun sangat khas dan semuanya diatur dengan sangat sempurna dalam Islam. Dengan mencerdaskan agar memahami hukum syari'at Islam, sehingga para wanita akan memahami peran dan tanggungjawabnya sebagai pendidik generasi sekaligus pendidik bagi umat.

Paradigma sesat yang menyatakan bahwa ibu hebat adalah ibu yang banyak menghasilkan uang untuk kesejahteraan keluarganya harus diluruskan. Karena seorang ibu dimata Allah SWT adalah ibu yang dapat mendidik putra-putrinya menjadi generasi pejuang Islam yang tangguh. Karena Islam memberikan ruang kemuliaan dan keistimewaan, agar para ibu dapat mengemban kewajiban sebagai "ummun wa robbatul bait" walaupun mereka berkiprah ditengah masyarakat, tapi para ibu tidak mengabaikan tugas utamanya di rumah.

Dan supaya para wanita muslimah mampu melaksanakan semua perannya dengan optimal, maka perlu campur tangan/ri'ayah dari negara. Dan negara yang akan dapat mengurus/meria'yah rakyatnya adalah Daulah Islam dalam naungan Khilafah Islamiyyah.

Wallahu a'lam bi ash-showab []


Oleh: Yanti Muslim
Aktivis Dakwah Muslimah Bogor

0 Komentar