Di Balik Pemberdayaan Perempuan


MutiaraUmat.com -- Meningkatnya indeks pembangunan gender menunjukkan perempuan semakin berdaya. Begitu yang disampaikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) rentang waktu selama tahun 2023. Perempuan dianggap mampu memberikan sumbangan pendapatan yang signifikan karena menduduki berbagai posisi strategis dalam setiap lini lembaga legislatif dan di berbagai tempat kerja. (Republika.co, 6 Januari 2024).

Tak ayal perempuan menjadi target peningkatan kualitas dan peran dalam pembangunan bangsa pada 2024.

Dengan adanya indeks tersebut maka perempuan menjadi harapan terbesar mengisi berbagai peran dalam pembangunan legislatif mulai desa hingga pusat. Otomatis peran perempuan sebagai madrasah bagi putra putrinya makin mempunyai ruang yang sempit. Bagaimana akhirnya generasi mendatang jika peran ibu sebagai pendidik dan tempat berkeluh kesah anak, akibatnya anak semakin jauh dari orang tua. 

Di balik pemberdayaan perempuan, ternyata kasus kekerasan rumah tangga kian masif dan menjadi momok bagi perempuan dan anak. Bentuk kekerasannya pun beragam. Mulai kekerasan fisik, psikis, seksual hingga penelantaran ekonomi. Adapun dampak dari korban KDRT adalah luka fisik, trauma emosional, depresi, kecemasan hingga penyakit mental lainnya. Tak jarang pada kasus KDRT yang berat berujung pada kematian atau bunuh diri. Ternyata UU KDRT pun tidak bisa mencegah. (Kompas.id, 21 September 2023).

Di balik pemberdayaan perempuan, banyak kenakalan remaja yang kian tak terkendali. Rapuhnya mental anak-anak remaja bagaikan buah stroberi yang mudah hancur oleh kondisi yang tidak terjaga. Berapa banyak generasi yang memilih jalan bunuh diri, hanya karena putus cinta, hanya tidak di beri gadget atau karena bullying dari teman sebayanya. 

Di balik pemberdayaan perempuan, ada kisah pilu perampasan lahan yang memberikan dampak perempuan dan anak traumatis, tidak mempunyai ruang hidup atau hilangnya kenangan masa kecilnya akibat lahan yang dirampas oleh proyek strategis nasional.

Di balik pemberdayaan perempuan ada sistem rusak yang telah diadopsi oleh negara ini. Yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Peran perempuan tercerabut atas nama persamaan gender, feminisme dan hedonisme.

Di balik pemberdayaan perempuan, seolah-olah perempuan mulia dengan berbagai aturan kebebasan dirinya. Aksi pornografi dan pornoaksi aksi membuat perempuan kian direndahkan. Ajang kontes kecantikan menambah panjang pelecehan terhadap perempuan. 

Hanya saja kita dininabobokan oleh pemberdayaan perempuan yang semu ini. Pemberdayaan perempuan tambah merusak peran sebenarnya. Yaitu ibu peradaban, istri yang muliakan dan anak yang menjadi wasilah amal saleh.

Di balik pemberdayaan perempuan ada sistem rusak yang telah diadopsi oleh negara ini. Yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Peran perempuan tercerabut atas nama persamaan gender, feminisme dan hedonisme.

Masihkah mau menerapkan sistem yang telah memporak-porandakan perempuan dan anak? Jangan terulang lagi. Kembali kepada syari'at Allah dalam setiap lini adalah solusi sejati. 
Karena, hanya dengan islamlah pemberdayaan perempuan melahirkan generasi pejuang Islam, melahirkan generasi peradaban mulia dengan tegaknya syariat Islam di muka bumi.

Di balik pemberdayaan perempuan dalam Islam lahirlah para ilmuwan, ahli hadits, ahli tafsir dan para pemimpin Islam. Sebut saja Al Khansa ibu dari empat putranya yang syahid dimedan perang Qadisiyah ada Fathiyah ibunda imam Syafi'i, Nusaibah, dan banyak lagi para ibunda imam besar. Mereka mampu mendidik anak-anaknya dengan takwa dan penuh ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasulNya. Mengemban risalah Islam sampai akhir hayatnya, hingga mampu melahirkan berbagai ilmu tafsir dan fiqih yang kita adopsi saat ini. 
 
Wahai perempuan berdayalah dengan Islam.

Allahu a'lam bishshawab. []


Endang Mustikasari
Aktivis Muslimah

0 Komentar