Berulangnya Kecelakaan Transportasi Mengharuskan Pemerintah Serius Mengantisipasinya


MutiaraUmat.com -- Kembali terjadi kecelakaan kereta api, kali ini tabrakan kereta Api Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya terjadi di jalur tunggal antara stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, Jumat (05/01) pagi. (BBC news Indonesia, 5 Januari 2024)

Isu keselamatan dan proyek pembanguan jalur gandapun mencuat. Otoritas perhubungan menyebut bahwa proyek jalur baru kereta baru itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna kereta, yaitu memangkas waktu tempuh. Sementara aspek keselamatan tidak pernah dijadikan sebagai tujuan utama pembangunan jalur ganda. (BBC news Indonesia, 5 Januari 2024)

Berulangnya kecelakaan yang terjadi di negeri ini menjadikan sorotan media asing seperti AFP (Agence France Presse) yang menyebut bahwa kecelakaan transportasi adalah hal yang lumrah terjadi di Indonesia. Negara kepualuan yang luas dimana bus, kereta api bahkan pesawat sering kali sudah tua dan tidak dirawat dengan baik.(CNBN, 5 Januari 2024)

Media asing yang lain di Hong Kong, BNN Breaking, menyebutkan bahwa kecelakaan yang terjadi di negeri ini karena infrastruktur yang sudah menua. Apa yang disampaikan oleh media asing dalam menyoroti sering terjadinya kecelakaan di negeri ini ada benarnya. Sistem perkeretaapian kita sudah tua. Banyak infrastruktur dibangun pada masa penjajahan Belanda. Artinya infrastruktur perkeretaapian sudah sangat tua sehingga wajar jika kerap terjadi error. 

Sungguh miris, saat ini pemerintah sedang membangun proyek-proyek prestisius yang tidak teralalu penting bagi rakyat dengan dana triliunan, sementara infrastruktur kereta api masih sangat tua, padahal kereta api merupakan sektor yang butuh diperhatikan demi kepentingan rakyat, baik keselamatan penumpang, petugas maupun masyarakat sekitar.
 
Dalam hal ini pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap terjadinya kecelakaan. Sehingga pemerintah bertanggung jawab melakukan mitigasi, sebagai upaya untuk mengurangi resiko kecelakaan, untuk memberikan jaminan keselamatan dan keamanan transportasi bagi rakyat. Keamanan merupakan hal dasar bagi rakyat yang wajib dipenuhi oleh negara, sehingga negara tidak boleh abai dalam urusan ini.

Pemerintah adalah pemimpin rakyat maka dia akan dimintai pertanggungjawaban urusan rakyatnya. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Ingatlah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, penguasa yang memimpin rakyat dia akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Terkait dengan sarana transportasi yaitu jalan, setiap orang yang jatuh tersebab karena buruknya jalan maka penguasa akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karena itu, khalifah Umar bin Khathab khawatir dituntut di akhirat jika jalan di wilayah yang ia pimpin ada yang berlubang. Beliau berkata, "Andaikan ada seekor binatang melata di wilayah Irak yang kakinya teroperosok di jalan, aku sangat takut Allah akan meminta pertanggungjawaban karena aku tidak memperbaikinya". Hanya seekor binatang yang terperosok Umar sangat ketakutan, bagaimana dengan kondisi saat ini banyak rakyat yang mengalami kecelakaan.
 
Islam menghormati nyawa manusia, sehingga negara dalam islam akan menjamin keselamatan penumpang dalam berbagai kondisi, termasuk dalam moda transportasi. Negara bertanggung jawab menyediakan sistem dan sarana transportasi yang aman. Maka negara wajib mewujudkannya karena penguasa sebagai pemimpin negara akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun di akhirat.

Hal ini sudah diterapkan pada masa kekhilafahan, diantaranya pembangunan jalan beraspal di Baghdad dimulai oleh Kholifah Al Mansur pada tahun 762 M, sedangkan peradaban barat baru mengenal jalan aspal pada tahun 1824 M. Demikianlah perhatian Islam terhadap keselamatan transportasi. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Dewi Asiya
Aktivis Muslimah

0 Komentar