Apa Gunanya Punya Militer, Kalau Tidak Bisa Menghentikan Genosida?


MutiaraUmat.com -- Jurnalis dan Aktivis Kemanusiaan Ustadz Muhammad Husein Gaza mengatakan
Apa gunanya punya militer kalau tidak bisa menghentikan pembantaian genosida di depan mata. 

"Apa gunanya punya militer kalau tidak bisa menghentikan pembantaian genosida di depan mata. Untuk apa banyak tentara kalau hanya bisa menonton jarak jauh menangis seperti anak kecil," ujarnya dalam tajuk Mengapa Harus Gaza Wahai Bapak? Muhammad Husein Gaza Menjawab, tayang di Chanel YouTube Muhammad Husein Gaza, Selasa (09/01/2024).

"Seharusnya kita itu simpati terhadap Gaza, ini malah dijadikan contoh negara yang ditindas karena tidak ada militer," tambahnya.

Ustadz Muhammad Husein Gaza juga mengatakan salah apa Gaza sampai harus dibawa-bawa masalah pemilihan presiden? Untuk apa banyak tentara kalau hanya bisa menonton dari jarak jauh menangis seperti anak kecil? 

"Bapak Prabowo, jangan bangga kalau punya militer tetapi tidak bisa bergerak membantu warga Palestina yang mana disana anak-anak dibunuhi, ibu-ibu dibantai semua dibumi hanguskan. Enggak usah koar-koar bahwa, 'tentara tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti Gaza sekarang,'" tegasnya. 

"Kenapa sih Pak, harus bawa Gaza, kenapa engga yang lain gitu dan emang Gaza itu enggak ada militernya apa gimana? Emang Gaza itu selemah itu sampai ditindas karena tidak ada militernya?" tanyanya.

"Bahasan tentang Gaza dan militer di Gaza memang tidak ada tentara resmi pemerintah, mereka tidak ada tentara resmi karena Palestina bukan negara berdaulat, mereka dijajah, pusat pemerintahan Palestina itu ada di tepi Barat di kota Ramalah," jelasnya.

"Namanya polisi ada tetapi enggak ada tentara, kenapa mereka terjajah? Tetapi bukan berarti di Gaza ini enggak ada militer ya pak (Prabowo)," tegasnya.

"Anda (Pak Prabowo) pasti lebih pahamlah masalah-masalah seperti ini, kita tahu di Gaza ada banyak partai politik, ada partai politik Fatah, ada partai politik Hamas, ada ormas jihad Islami, partai politik front populer, ada partai demokrat palestina dan setiap partai politik itu punya sayap militer sekali lagi mereka punya Janah Asykari, itu sayap militer. Jadi jangan bilang enggak ada militer!" celetuknya.

Marilah kita merenung dan kritis apa gunanya pak (Prabowo) kalau punya militer tetapi tidak bisa menghentikan pembantaian genosida yang terjadi di depan mata kita, apa gunanya? Jadi bukanya kita simpati dengan Gaza kok malah Gaza dijadikan contoh negara ditindas? tanyanya.

"Saya rasa itu enggak tepat juga ingin memperlihatkan bahwa Gaza ditindas karena tidak ada militer karena lemah kalau masih ada yang berfikir bahwa Gaza ini lemah dengan kekuatan mereka yang tegar ini enggak sembarangan lho, Gaza ini sudah dibombardir selama 90 hari lebih dan dikeroyok oleh Israel, Inggris, Amerika ini ketiga kekuatan super power. Tiga negara adi daya yang sekarang sedang mengawasi dunia," tegas dia.

Jurnalis juga menjelaskan bahwa Gaza dibombardir selama 90 hari dan mereka enggak tunduk, mereka tidak takhluk sampai sejauh ini, sampai saat ini para pejuang-pejuang Gaza masih bertahan, masih terus konsisten menghancurkan puluhan tank-tank baja bulldozer dan kendaraan Jeep militer Israel setiap hari.

"Bagaimana kita mengatakan Gaza ini lemah, tertindas ini bukan perkara biasa! Kita belajar dari sejarah kota Hiroshima itu sebuah kota di Jepang yang luasnya tiga kali lipat Gaza, dibombardir oleh Amerika dengan 12.000 ton langsung nyerah, itu sekelas Jepang lho, sebuah negara. Sedangkan Gaza ini luasnya cuman 360 km Pak (Prabowo) dibombardir selama 3 tahun berapa ton yang sudah jatuh ke Gaza bukan sekedar 12.000 ton seperti di Hiroshima, sudah lebih dari 70.000 ton. Tetapi Gaza belum menyerah. Enggak ada para pejuang-pejuang Gaza mengangkat bendera putih dan kita jangan salah kaprah," jelasnya

Kitalah Yang Terjajah

"Memang secara kasat mata sekarang Gaza yang tertindas, Gaza yang dibantai, puluhan ribu warga dibunuh. Tetapi sebetulnya pada hakikatnya kita yang tertindas. Dulu kita pikir bahwa dunia ini merdeka semua. Negara-negara dunia merdeka kecuali Gaza yang terjajah tetapi hari ini kita lagi dibangunkan ternyata kita yang terjajah, kita yang tertindas, kita yang tersandra, kita yang terbelenggu," jelasnya. 

"Gaza adalah salah-satunya masyarakat yang merdeka hari ini, buktinya apa? Kita sebagai umat Muslim yang meyakini bahwa Masjidil Aqsha di Palestina yang sedang dijajah Zionis itu masjid kita, masjid orang Muslim, masjid umat Islam seluruh dunia dan kita setiap tahun dipertontonkan bagaimana Masjidil Aqsha ini setiap bulan Ramadhan diserang, ditembaki, jamaah shalat tarawihnya ini dibubarkan dengan paksa, Al-Qur'an dibakar, karpet tempat sujud umat Islam di Masjid Al-Aqsha diinjak-injak oleh sepatu kotor," jelasnya.

Husein mempertanyakan, kebiadaban Zionis dengan semua kekacau balauannya, dengan semua penghinaannya di Masjidil Aqsha, masjid umat Islam. Di mana tentara umat Muslim dunia? Di mana tentara Nasional Indonesia? Di mana tentara Malaysia? Tentara Turki ada yang bergerak ke Palestina?

Menurutnya, inilah bukti bahwa hari ini kaum Muslim di luar Gaza terjajah, tertindas, mereka punya tentara, punya tank baja, punya pusat latihan tempur untuk apa kalau tidak bisa bergerak mempertahankan kesucian Masjidil Aqsha di sana? Untuk apa tentara ini hanya menonton jarak jauh dan menangis seperti anak kecil, seperti warga sipil menangisi Masjidil Aqsha. 

"Seharusnya kita malu Pak hanya bisa melihat saudara Muslim yang tertindas, bahkan Masjidil Aqsha adalah masjid seluruh umat Muslim sedunia, faktanya seluruh negara diam saja justru Gaza lah yang berjuang untuk Masjidil Aqsha, maka patut dipertanyakan keimanan kita jangan-jangan ada yang salah dengan iman kita, jangan-jangan ada yang salah dengan Islam kita, jangan-jangan Allah sudah cabut rasa kebanggaan kita terhadap Masjidil Aqsha mengerikan sekali." tegasnya.

Ustadz Muhammad Husein Gaza juga mengatakan untuk apa kita bangga punya militer kalau tidak bisa apa-apa. Pada hakikatnya dunia inilah yang terjajah! Yang tidak terjajah, yang bisa bergerak leluasa menghukum kebiadaban Zionis Israel yang telah menodai Masjidil Aqsha siapa mereka itu? Warga Gaza, para pejuang Gaza yang melontarkan roket-roket sejak tahun 2006 sampai saat ini, kalau Gaza lemah seharusnya hari pertama dibombardir pasti sudah kalah. [] Indah Setyorini

0 Komentar