100 Hari Perang Gaza: Selama Tidak Kembali Kepada Al-Qur'an, Kita Tidak Bisa Memerdekakan Al-Aqsa

MutiaraUmat.com -- Menanggapi perang antara para pejuang Gaza, Palestina menghadapi penjajah Zionis Yahudi yang genap memasuki hari ke-100 pada Ahad, 14 Januari 2024, Ulama Aswaja Ustaz Bachtiar Nasir, Lc. M.M.  menegaskan bahwa kemenangan untuk Baitul Maqdis dan memerdekakan Al-Aqsa yakni masjid suci ketiga umat Islam tidak bisa diraih selama umat tidak kembali kepada Al-Qur'an.

"Selama kita tidak kembali kepada Al-Qur'an, maka selama itu pula kita tidak akan pernah bisa memerdekakan tanah suci kita yang ketiga, bumi Mi'raj Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kiblat pertama umat Islam itu hanya bisa kita selamatkan ketika kita menjadikan surah Al-Isra sebagai road map," tegasnya di kanal YouTube Bachtiar Nasir: Khutbah Jum'at K.H. Bachtiar Nasir, Jumat (12 Januari 2024).

Ia menjelaskan, di balik perang Palestina saat ini, Allah tunjukkan bahwa tahapan pertama dari tiga tahap kehancuran Bani Israel yang kedua sedang berjalan. Semua itu sudah dijelaskan dalam surah Al-Isra'. Oleh karenanya agar umat merujuk kepada Al-Qur'an dan memperhatikan Masjidil Aqsa sebagaimana Rasulullah SAW.

"Minimal kita baca dari ayat 4 sampai ayat 8. Dan road map untuk kemenangan Palestina, kemenangan Baitul Maqdis, dan memerdekakan dia dari kaum najis itu adalah dengan membaca surat Al-Isra. Tidak ada jalan lain. Tidak ada teori lain," ungkapnya.

Ia mengingatkan, Al-Qur'an menerangkan bahwa Allah dahulu telah menghancurkan Bani Israel setelah mereka melakukan kerusakan dengan kesombongannya. Allah kemudian menurunkan rahmat-Nya dan memberi mereka kekuatan karena mereka bertaubat dan menjalankan syariat isi Al-Kitab yang diturunkan kepada mereka. 

"Kemudian Bani Israil yang ditakdirkan oleh Allah akan melakukan dua kali kerusakan di muka bumi karena kesombongannya itu, akan kembali dihancurkan oleh Allah dan kejadian hari ini adalah janji Allah yang kedua," ujarnya.

Tiga Kekuatan Sekaligus Kelemahan Bani Israel

Ustaz Bachtiar Nasir menerangkan, Bani Israel yang hampir dimusnahkan itu, Allah kuatkan kembali dengan tiga kekuatan. Yaitu, harta benda, keturunan, dan pasukan yang kuat.

"Inilah tiga kekuatan Bani Israil yang Allah katakan diberikan kepada mereka. Pertama dengan harta yang banyak. Kedua dengan keturunan. Dengan dua hal ini mereka mange dengan baik. Baik itu pendidikan, sains, dan teknologi. Dan akhirnya mereka sekarang punya pasukan yang banyak yang didatangkan ke Gaza," ungkapnya.

Namun demikian menurutnya, ketiga kekuatan tersebut semuanya bersifat materi, sehingga sekaligus menjadi kelemahan mereka. Kekuatan tersebut bersifat materi, pendek, dan tidak memiliki keajaiban. Karenanya, ini pula yang menjadi titik kelemahan mereka. Dan ini pula yang menjadi pelajaran bagi kita semua.

"Karena itu, untuk mengalahkan kekuatan materi yang mereka menghamba kepada materi tersebut, yang pertama harus dilakukan umat Islam mestilah tidak menghamba kepada materi, melainkan meningkatkan iman dan takwa dengan mengikuti sunah Nabi SAW dengan setia kepada konstitusi suci (Al-Qur'an)," tegasnya.

Kemudian lebih lanjut ia menerangkan, dalam hal menjaga kekuatan kedua yang diberikan Allah, yaitu keturunan. Bani Israil melakukan berbagai upaya menghancurkan kemanusiaan dan keturunan umat.

"Untuk itu, kembalikan produk-produk mereka untuk mereka gunakan sendiri, terutama produk-produk yang bisa menghancurkan keturunan kita, generasi kita. Apakah itu food, film, fashion, finance, farmasi, beauty, dan health, semua yang mereka kirimkan ke kita untuk menghancurkan keturunan kita, biarlah mereka sendiri yang mengonsumsinya," imbuhnya.

Lalu katanya, dalam hal pasukan yang kuat, sekutu yang mereka miliki, hal itu karena mereka menguasai harta, sistem keuangan, dan teknologi. Akan tetapi, dalam hal ini, kondisi di Gaza hari ini menunjukkan mereka tengah menuju kehancuran sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an tentang tiga tahapan kehancuran Bani Israel.

Tiga Tahap Kehancuran 

Ustaz Bachtiar Nasir mengungkapkan, ada tiga tahapan kehancuran Bani Israel yang dijelaskan di surah Al-Isra'. 

"Pertama, (Allah berfirman), "Akan Aku datangkan kepadamu kaum yang akan membuat wajahmu muram karena hatimu sedih, wajahmu muram karena hatimu takut, wajahmu muram karena hatimu duka,". Dan sekarang, wajah Israel itu, baik wajah politik, wajah kemanusiaan, wajah budaya, wajah militer, wajah ekonomi, dan wajah-wajah lainnya, hancur di mata dunia," jelasnya.

Menurutnya, genosida yang membantai hampir 30.000 warga sipil di Gaza hari ini adalah bentuk kepanikan dan ketakutan karena tidak berhasil melawan satu kekuatan milisi yang dianggap kecil, sekali pun negara-negara mereka bersekutu. Sementara itu, hal itu justru menjadikan Gaza sebagai episentrum global people power yang tampak dari aksi di berbagai negara yang menyuarakan kebebasan Palestina.

"Pertanda perubahan peradaban dunia yang ditandai dengan global people power dan pusat episentrumnya adalah di Gaza. Dunia yang tadinya tidak mengenal Islam, sekarang melihat akhlak Islam dan kekuatan Islam yang sesungguhnya. Dan dunia menyaksikan banyak orang yang convert pindah ke Islam pada hari ini," ungkapnya.

Tahapan kehancuran kedua yang dijelaskan Al-Qur'an, lanjut Ustaz Bachtiar adalah akan ada satu gerakan umat Islam di dunia masuk ke Palestina, salat di Masjidil Aqsa. Akan ada gerakan suatu hari nanti muslim sedunia akan masuk ke Palestina untuk melaksanakan salat di sana. Dan sebentar lagi gerakan itu akan ada di muka bumi.

"Ketiga, jika yang kedua terjadi, Bani Israel akan dihancurkan, balasan Allah pun akan turun kepada mereka," tambahnya.

Namun menurutnya, untuk menyambut janji Allah tersebut, yaitu giliran untuk bisa mengalahkan mereka lagi, maka betapa pentingnya persatuan umat sebagaimana dicontohkan Nabi SAW.

"Ini misi besar sebagai seorang Muslim yang bertanggung jawab yang ingin menjaga perdamaian dunia. Jiwa-jiwa besar dan pemikiran pemikiran besar ini. Allah SWT sudah contohkan secara langsung kepada Nabi SAW Tinggal kita mengikutinya," jelasnya


Ia menegaskan, selama umat tidak kembali kepada Al-Qu'ran, maka perpecahan yang terjadi seperti saat ini, dunia Arab, dunia Islam yang terpecah-belah. Selama kaum Muslim tidak kembali kepada Al-Qur'an, maka selama itu pula tidak akan pernah bisa memerdekakan tanah suci yang ketiga.

"Umar bin Khattab dalam atsar-nya berkata "Bahwa dengan Islam-lah, umat Islam menjadi kaum yang dimuliakan Allah. Kami adalah kaum yang sudah dimuliakan oleh Allah dengan Islam. Jika kami mencari kemuliaan selain Islam, maka kami akan dihinakan oleh Allah'," pungkasnya.[] Saptaningtyas

0 Komentar