Wajib Hukumnya Menolong Muslim Rohingya


MutiaraUmat.com -- Pakar Fiqih Kontemporer K.H. M. Shiddiq Al-Jawi menegaskan bahwa wajib hukumnya kita menolong Muslim Rohingya.

“Wajib hukumnya kita menolong Muslim Rohingya,” tegasnya di acara Live Khilafah Channel Reborn dengan tema Wajib Hukumnya Menolong Muslim Rohingya, di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn. Jumat (15/12/2023).

Menurut Kiai Shiddiq, alasan menolong Muslim Rohingya, karena mereka tertindas di negaranya dan tidak diakui sebagai warga negara. Selain itu menurutnya, Muslim Rohingya dianggap ilegal, mereka diperlakukan buruk, dicari-cari, ditangkap, disiksa, dipenjara dan dibunuh.

Oleh karena itu menurutnya, Muslim Rohingya lari dari negaranya (Myanmar), mereka lewat dari jalur darat ke Bangladesh, ada yang lewat jalur laut, sebagian dari mereka sampai di Aceh di negara Indonesia. 

Ia menegaskan sekali lagi bahwa kondisi Muslim Rohingya saat ini, tertindas di negaranya sendiri.

“Sekarang pertanyaannya kenapa mereka tertindas? Karena mereka itu Muslim. Jadi karena mereka itu muslim, maka rezim Budha, cenderung memprioritaskan agama Budha, maka ketika melihat ada warganya yang tidak beragama Budha, melainkan beragama Islam, mereka melakukan sikap-sikap diskriminatif,” ujarnya.

Menurut Kiai Shiddiq, warga negara Budha mendapatkan hak-hak layaknya warga negara di Myanmar, tetapi sebaliknya, Muslim disana di tiadakan. mereka dibunuh, dikejar, disiksa dan sebagainya. 

“Nah begitulah kondisi kaum etnis Rohingya di Myanmar. Maka kemudian mereka eksodus, ada lewat jalan darat, lewat jalan laut salah satunya ke Aceh,” ujarnya.

Selain itu, ia menyayangkan sikap kaum Muslim di Aceh menolak kedatangan Muslim Rohingya. “Pertanyaannya kenapa kok kemudian menolak? kaum Muslim Rohingya itu tertindas di negaranya, tersiksa di perjalanan terlunta-lunta, ketika sampai di Aceh itu mengharapkan suaka sebenarnya, mengharapkan pertolongan. Lho ini malah di tolak,” ujarnya.

“Itu logikanya di mana? Hati nuraninya di mana? Aneh itu, sebagai muslim saya heran itu, di mana letak ukhuwah Islamiyah persaudaraan sesama Muslim yang menjadi bagian dari ajaran Islam. dan ingat kaum Muslimin di Aceh itu mayoritas, kenapa anda sebagai kaum Muslim di Aceh, memberlakukan sesama saudaramu dari Rohingya seperti itu?,” tambahnya.

Kiai Shiddiq mengkritik sebagian saudara-saudara di Aceh yang menolak. mestinya tidak termakan profokasi untuk menolak. 

Ia pun menyampaikan hadits dari Rasulullah saw tentang perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai dan dalam saling menyayangi. 

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). ' (HR. Bukhari dan Muslim),” terangnya

Ia menegaskan, bahwa umat Islam itu satu tubuh, orang Indonesia dengan orang Rohingya walau beda bangsa, bahasa dan suku, akan tetapi tetap sama-sama Muslim. Mereka menderita, Muslim di Indonesia juga ukut merasakan penderitaannya, bukan malah di tolak.

“Ini mohon maaf saudara-saudara yang khususnya berada di Aceh, apa yang sebenarnya yang terjadi padamu, sampai-sampai melupakan ajaran Islam, melupakan sabda Rasulullah saw. Jadi kalau ada saudara sesama Muslim kita biarkan, sehingga dia itu berada di bawah musuhnya atau berada dalam bahaya, ini menjadi pertanyaan, kenapa begitu?" tanyanya

“Kita tolak apa yang terjadi mereka kembali terlunta lunta, apakah memang begitu tujuannya? Apakah yang menolak itu tujuannya memang ingin menyiksa mereka? Apakah yang menolak itu tujuannya ingin membunuh mereka supaya mati di laut? Kejam sekali,” tegasnya

Kiai Shiddiq menekankan, andai kata mereka etnis Rohingya bukan Muslim, secara syariah wajib ditolong. Di sinilah harusnya memiliki sikap yang benar, diwajibkan oleh Allah swt untuk menolong mereka, 

“Jadi Rasulullah saw dalam berbagai hadisnya itu mewajibkan kita menolong sesama kaum Muslim yang menderita, ketika mereka menderita itu kita turut merasakan, dan ketika kita turut merasakan, maka kita menolong supaya penderitaannya tu berakhir, bukan kemudian itu penderitaannya bertambah lagi,” pungkasnya. [] Aslan La Asamu

0 Komentar