Upaya Mengelola Rasa Dendam Menurut Islam


MutiaraUmat.com -- Pemerhati Keluarga dan Generasi, Ustazah Dedeh Wahidah menjelaskan bagaimana upaya mengelola rasa dendam menurut Islam dalam Tsaqafah Islam bertajuk Mengelola Rasa Dendam di kanal YouTube Muslimah Media Center (MMC), Senin (25/12/2023).

Ia menjelaskan, dendam adalah sesuatu yang ada pada diri seseorang, sehingga menginginkan keburukan terjadi pada orang yang ia dendam. Ia ingin keburukan yang terjadi pada dirinya, juga terjadi pada orang lain.

"Di dalam Islam, sikap dendam itu adalah sesuatu yang sangat dibenci. Ini sesuai hadits Rasulullah SAW.

  إِن أَبْغَض الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ

"Orang yang paling Allah benci adalah orang yang keras kepala lagi suka bermusuhan." (HR. Muslim).

Maka di dalam Islam jika ada dorongan atau lintasan untuk dendam, itu harus dihindari karena akan mendatangkan kebencian di sisi Allah SWT," terangnya.

Oleh karena itu menurutnya, untuk bisa menghindari perasaan dendam, maka seseorang harus bisa memahami apa yang biasanya menjadi pemicu memendam dendam. Salah satunya adalah mungkin merasa dikhianati, dipermalukan atau tidak dihargai. Misalkan ketika seorang istri meminta nafkah kepada suami dan berharap mencari pekerjaan lain yang penghasilannya lebih baik karena kebutuhan sudah lebih banyak. Jika pernyataan tersebut diterima sebagai masukkan oleh suaminya, maka suami akan merasa senang. Namun, kalau itu dirasakan sebagai menghilangkan eksistensi sebagai suami, maka suami akan tersinggung.

"Perasaan tidak dihargai sebagai suami mungkin akan memicu rasa dendam. Begitupun misalnya jika seorang anak ketika merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tuanya, boleh jadi itu akan memicu rasa dendam," tambahnya.

Sehingga dengan demikian katanya, ketika sudah tahu apa penyebabnya, maka berikutnya adalah apa yang harus dilakukan ketika ada dorongan-dorongan atau lintasan-lintasan yang boleh jadi menghinggapi pikiran, maka itu harus segera dihentikan, tidak boleh rasa dendam itu berpengaruh pada perilaku.

"Ketika kita menyadari ada indikasi perasaan tidak suka, bencinya tidak bisa dihilangkan, maka segera berlindung kepada Allah SWT dengan berdoa "Ya Allah, lindungi saya dari godaan-godaan setan, jangan sampai rasa benci itu menjadi sesuatu yang akan melahirkan dendam, jangan sampai kekesalan itu berujung kepada sikap yang tidak semestinya," ucapnya.

Ia menegaskan, ketika kita merasa dendam, maka harus dipahami bahwa dia juga manusia, siapa pun itu orangnya. Yang namanya manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Sehingga, ketika seseorang bersalah kepada kita, bukan seharusnya kita dendam, tetapi memaklumi karena dia manusia. Ketika menganggap bahwa dia adalah manusia yang bisa berbuat kesalahan, kemudian yang akan muncul pada diri kita adalah bagaimana supaya kesalahan itu tidak berulang. Jadi, bukan bagaimana kita melampiaskan atau membalas kesalahan itu.

"Prinsip seorang Muslim bukan membalas kesalahan orang lain, tetapi bagaimana menyadarkan supaya kesalahan itu tidak terjadi lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan, ketika kita tahu dia melakukan kesalahan, maka sikap yang harus disuburkan dan dikembangkan adalah memaafkan. Sikap memaafkan itu memang sulit, karena memang seseorang itu inginnya dihargai dan diperlakukan adil. Namun, ketika melihat seseorang bahwa dia sebagai manusia yang mungkin khilaf, maka kita juga ringan untuk memaafkan, bahkan boleh jadi ketika sudah memaafkan, kita pun akan mendoakannya.

"Selain itu kita juga harus mengingat dampak buruk dari rasa dendam tersebut. Ketika memahami dampak negatifnya, ini akan menjadi salah satu rem yang akan menjadi kendali kita dalam melakukan sesuatu yang sudah kita ketahui keburukannya atau dampak negatifnya. Yakni, dendam itu akan melahirkan rasa dengki, maka dalam pikirannya itu selalu negatif dan menginginkan lawannya mendapatkan kesulitan," lugasnya.

Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْ كُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

"Hendaknya kamu menjauhi sifat hasad  karena sifat hasad itu merusak kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar,"

"Dampak lain dari dendam adalah akan menjauhkan kasih sayang, sehingga menghilangkan fitrah. Maka, orang yang mendendam tidak ada lagi rasa kasih sayang," katanya.

Ustazah mengungkapkan, boleh jadi rasa dendam itu dihilangkan dengan mengeluarkan emosi yaitu menyampaikan perasaan dengan emosi, biasanya emosi yang tersimpan akan menjadi pemicu rasa dendam. Maka untuk menghindari emosi, sampaikan saja perasaan tersebut, tetapi yang penting cara menyampaikannya dengan cara yang baik. Semoga ketika perasaan itu sudah dikeluarkan, akan menurunkan rasa itu. Sehingga kecewa, kesal, dan marah tidak berujung dendam.

"Kemudian jika kita tak mampu juga mengelola rasa itu, mungkin kita butuh bantuan orang lain. Tentunya orang-orang yang bisa memberikan arahan dan nasihat," imbuhnya.

Maka ia berpesan, carilah teman atau komunitas yang bisa saling menguatkan, bukan bergaul dengan komunitas yang justru makin memicu atau memperbesar rasa dendam.

"Komunitas yang diperlukan adalah mereka yang takut kepada Allah SWT, yakni mereka yang akan mengingatkan kita, memberikan nasihat, yang tahu prinsip hidupnya untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Seperti komunitas kajian Islam, tetapi bukan mengkaji Islam hanya sebagai ilmu, melainkan Islam yang harus diamalkan, yakni komunitas Islam ideologis yang menerapkan Islam secara kaffah," tandasnya [] Nurmilati

0 Komentar