MutiaraUmat.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto beberkan fenomena maraknya generasi stroberi.
"Hanya gara-gara tidak diberi uang jajan dia mutung, gantung diri. Hanya karena nilai pelajarannya jelek terus bunuh diri atau ada yang lebih konyol lagi yaitu hanya karena putus cinta dengan kekasihnya di kalangan SMP dia bunuh diri. Seperti itu sebenarnya sesuatu yang sangat menyedihkan betapa generasi sudah rapuh disebut generasi stroberi.
Ia menilai penyebab munculnya generasi rapuh diantaranya, pertama, generasi sekarang adalah generasi yang sudah lepas dari persoalan-persoalan dasar. Tidak seperti yang dialami oleh ayahnya atau mungkin kakeknya.
"Kalau kita mendengar kisah ayah kita, kakek kita atau nenek moyang kita yang hidup pada tahun 1940 sampai tahun 1970 itu masih bisa kita rasakan bagaimana kesusahan mereka. Jangan lagi makan mewah, sekedar makan biasa saja itu tidak mudah. Berpakaian itu tidak mudah, apalagi kemudian membayangkan dia itu akan berlibur kesana kemari," jelas UIY sapaan akrabnya.
Dia juga menceritakan pengalamannya ketika sekolah tidak memakai alas kaki. Hal ini tidak dijumpai pada generasi sekarang.
Ustaz Ismail juga menegaskan bahwa apa yang disampaikan oleh orang tua pada zaman dahulu berupa cerita yang terkesan seperti cerita biasa dan dialami olehnya pula adalah salah satu bentuk pembinaan. Jadi, generasi di zamannya itu dibina dan dibentuk oleh keadaan.
"Mereka itu hidup dalam situasi yang tidak mudah. Kemana mana itu selalu naik angkot, angkot penuh sampai berdiri menggantung-gantung atau gandulan itu biasa. Hujan-hujan kepanasan itu biasa," ujarnya.
Sebaliknya, ia mengatakan, anak-anak hari ini sudah tidak mengalami situasi seperti itu. Mereka pergi kemana saja selalu diantar pakai ojek atau kendaraan sewa yang bisa dipanggil kemudian muncul di depan rumahnya. "Enggak ada effort sama sekali.
Kalau dulu harus jalan sampai tempat kendaraan angkutan umum melintas, sekarang sudah enggak ada yang kayak begitu," tuturnya.
Jadi, menurut UIY situasi itu telah menempa atau membawa mereka kepada suatu kehidupan yang sudah di luar dari tantangan-tantangan tadi beyond the challenge.
Kedua, ia menegaskan ada perkara yang lebih penting yaitu mindset. Mindset tentang bagaimana orang itu menghadapi situasi.
Situasi sesulit apapun, menurutnya, kalau di dalam kerangka berpikir yang benar itu pasti ada kemudahan, bahwa ikhtiar itu harus dilakukan dengan maksimal.
"Bila itu tidak ditanamkan, maka hampir-hampir mereka itu tidak memiliki basis atau landasan untuk membangun mental yang kuat berdasarkan pemikiran atau mindset yang benar," tegas UIY.
UIY menyayangkan kondisi pengajaran pendidikan agama hari ini yang lebih menekankan kepada aspek-aspek ubudiyah atau aspek-aspek akhlaqiyah. "Itu bukan tidak penting, penting! Tetapi ketika itu berhenti sampai disitu tidak sampai kepada satu kerangka berpikir yang kokoh. Maka agama itu tidak berpengaruh apa-apa di dalam membangun mental manusia," bebernya.
Hal itu dikuatkan oleh fakta siapa saja yang bunuh diri, imbuh Ustaz Ismail, ternyata juga bukan orang-orang yang tidak mengerti agama kan.
"Ada juga yang mengerti agama tetapi dia tetap saja melakukan itu. Nah ini berarti kan soal yang lebih dalam lagi daripada dalam tanda petik agama itu," terang dia.
UIY menyebut, disitulah fungsi dan peranan agamanya di dalam membangun dirinya dengan mental yang kokoh itu.
Ia kemudian mengutip beberapa ayat di dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَ خِيْهِ وَلَا تَا۟يْـئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 87)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا •اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا•
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6)
Terakhir, ia menjelaskan bahwa ayat-ayat di atas itu penting sekali untuk di introduce kan kepada anak-anak muda bahwa mereka itu harus memiliki mentality yang kuat.
"Karena tidak ada cita-cita yang mudah, tidak ada hidup yang mudah, tidak ada hidup tanpa persoalan, tidak ada persoalan yang tidak terselesaikan. Begitu seharusnya kerangka berpikirnya dibentuk," tandasnya.[] Heni
0 Komentar