Tak Bisa dengan Kampanye, Kekerasan terhadap Perempuan Akan Tuntas dengan Islam


MutiaraUmat.com -- Kekerasan terhadap perempuan terus terjadi bahkan cenderung makin meningkat. Perempuan tetap menjadi sasaran kekerasan dari orang-orang di sekitarnya, bahkan orang terdekatnya. Suami menganiaya istri, orang tua menganiaya anak, laki-laki menganiaya perempuan atau perempuan menganiaya perempuan yang lain. Banyak faktor yang menjadi pemicunya. Ada yang karena motif ekonomi, perselingkuhan, dorongan seksual, pembulian, ataupun sebab yang lainnya. Yang pasti kekerasan terhadap perempuan masih menjadi berita sehari-hari di masyarakat kita.

Inilah yang melandasi Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menginisiasi dan memfasilitasi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) di Indonesia.

HAKTP sendiri sebenarnya adalah kampanye internasional untuk mendorong upaya- upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Kampanye ini berlangsung selama 16 hari dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia Internasional. Rentang waktu tersebut dipilih dalam rangka menghubungkan secara simbolik antara kekerasan terhadap perempuan dan HAM, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah salah satu bentuk-bentuk pelanggaran HAM.

Di Indonesia sendiri, kampanye HAKTP ini dilakukan dalam berbagai kegiatan yang beragam, disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah; politik, ekonomi, sosial dan budayanya (http:/Komnas perempuan.go.id).

Jika ditilik dari sejarah lahirnya Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan maupun Hari Hak Asasi Manusia, kejadian-kejadian pemicunya terjadi di negara Barat yang notabene negara kufur penganut ideologi sekularisme kapitalisme. Ideologi rusak buatan manusia ini terbukti merusak tatanan kehidupan dan mengakibatkan terjadinya kekerasan terhadap perempuan.

Hal ini wajar, mengingat sekularisme kapitalisme dengan berbagai pemikiran kufur turunannya: liberalisme, hedonisme dan juga hak asasi manusia, membuat manusia bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Atas nama hak asasi manusia, ia bebas berperilaku meski akhirnya harus melanggar hak orang lain. Gaya hidup bebas misalnya, rentan menimbulkan perilaku kebablasan yang akhirnya bisa mengantarkan pada perilaku negatif hingga melakukan kekerasan kepada orang lain, termasuk perempuan.

Berbeda dengan Islam. Islam memiliki seperangkat aturan lengkap yang akan mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan sekaligus berbagai solusi untuk menyelesaikan segala permasalahan perempuan yang terjadi hari ini.

Ini berangkat dari pandangan Islam bahwasanya perempuan adalah kehormatan yang harus dijaga. Ia adalah tiang negara. Ia adalah ibu yang akan melahirkan generasi penerus Islam. Kehormatan, kemuliaan dan keselamatannya menjadi perhatian penting di dalam Islam.

Sebagai contoh, Islam menetapkan bahwasanya hukum asal kehidupan perempuan dan laki-laki adalah terpisah, kecuali dalam kondisi-kondisi yang memang diperbolehkan syarak untuk berkumpul, misalnya dalam hal pendidikan, kesehatan, persaksian dan muamalah lainnya. Tidak akan ada ikhtilat apalagi khalwat yang rentan menimbulkan kemaksiatan yang bisa berujung pada kekerasan terhadap perempuan.

Islam juga memuliakan perempuan dengan kewajiban untuk menutup auratnya dengan sempurna. Dengan begitu perempuan akan selalu terjaga keindahan dan perhiasannya sehingga tidak akan mengundang hal-hal yang tidak diinginkan, sebagaimana yang terjadi saat ini. Dimana perempuan membuka aurat mereka di depan umum bahkan di depan laki-laki yang bukan mahramnya, yang akhirnya malah mengundang kemaksiatan yang berujung pada kekerasan. Na'udzu billahi min dzalik.

Dan masih banyak lagi aturan-aturan di dalam Islam yang benar-benar menjaga kemuliaan dan kehormatan perempuan sehingga tidak ada celah untuk melecehkan mereka. Kita semua sangat merindukan diterapkan aturan Islam ini. Aturan yang akan menjamin kemuliaan Islam dan kaum muslimin termasuk perempuan. Semoga kita bisa segera menerapkannya. Aamiin.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Salma
Aktivis Muslimah

0 Komentar