Nasionalisme, Akar Masalah Muslim Rohingnya


MutiaraUmat.com -- Pengamat Kebijakan Publik Luthfi Afandi menjelaskan masalah utama pengungsi Rohingya adalah karena masyarakat dan pemerintah masih memandanya dengan kacamata  nasionalisme. 

"Nah problemnya adalah bahwa pemerintah dan masyarakat umum, masih memandang persoalan pengungsi Rohingya dengan kacamata nasionalisme," tuturnya dalam video berjudul Pemerintah Harus Simak! Ini Cara Atasi Gelombang Pengungsi Rohingya di kanal YouTube Khilafah News, Senin (11/12/2023). 

Ia menyesalkan sikap masyarakat dan pemerintah yang masih memandang permasalahan Rohingnya dari kacamata nasionalisme. Sehingga para pengungsi Rohingya dianggap sebagai masalah baru bukan permasalahan orang Indonesia. 

Lebih lanjut dia menegaskan bahwa nasionalisme dan negara bangsa (nation state) tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan umat seperti halnya masalah Rohingya. 

"Saya sangat miris, inilah bahaya rezim nasionalis, mereka hanya akan memandang sebagai manusia jika mereka terdaftar secara administrative, sebagai warga negara baru kemudian mereka dipandang, itupun bisa kita lihat jangankan pengungsi dari luar rakyat sendiri saja itu masih belum terurus. Artinya itu masalah," cetusnya. 

"Jika bukan warga negara di dalam konteks nasionalisme betapapun dia manusia maka mereka tidak akan pernah mendapatkan hak sebagaimana halnya manusia, seperti halnya hak hidup, hak tempat tinggal. Mereka dianggap seperti seorang kriminal yang tidak diharapkan kehadirannya. Ini masala," inbuhnya. 

Solusi Muslim Rohingnya 

Ia menjelaskan seharusnya masalah Rohingnya dilihat dari kaca mata Islam. "Kalau dilihat, dibaca dengan kaca mata Islam maka tentu mereka itu saudara kita, mereka itu sesama Muslim, jangankan sesama Muslim sesama umat manusia saja kita wajib menolong mereka kalau memang mereka membutuhkan pertolongan. Terlebih ini sesama saudara Muslim," tuturnya

Oleh karenanya ia menjelaskan, solusi Rohingnya dilihat dari ideologi yang ada seperti halnya saat ini yang berlaku ideologi kapitalisme atau kemudian ideologi sosialisme itu tidak mampu menyelesaikan permasalahan pengungsian. "Yang saya lihat, yang hanya mampu menyelesaikan permasalahan seperti ini hanya ideologi Islam, kenapa? Karena dalam Islam, sekat-sekat nasionalisme dan negara-negara bangsa itu akan dihapus dan harus dihapuskan tidak boleh lagi ada yang namanya sekat-sekat negara bangsa atau sekat-sekat nasionalisme," jelasnya. 

Lebih lanjut dia jelasjab bahwa Islam itu bersifat universal. Tidak hanya berlaku untuk orang Indonesia, Malaysia, ataupun Timur Tengah. Dalam negara Islam yakni khilafah bukanlah negara bangsa yang memiliki batas territorial yang fix dan kaku. Batas negara akan terus berkembang dan meluas, mengikuti meluasnya dakwah dan jihad itu ciri khas negara Islam atau khilafah. 

"Islam, dia akan meluas, dia akan berkembang menyesuaikan dengan perkembangan dakwah dan jihad nah itu dalam Islam selama dia manusia apalagi seorang muslim maka Ketika mereka membutuhkan pertolongan maka wajib untuk ditolong, wajib untuk dilindungi dan diberikan haknya sebagai seorang manusia di dalam Islam siapa orang yang memelihara kehidupan manusia quran menyebutkan siapa yang membunuh manusia seperti membunuh seluruh manusia, tetapi disebutkan berikutnya siapa yang memelihara kehidupan manusia umat manusia maka dia seolah-olah telah memelihara kehidupan manusia seluruh dunia," paparnya. 

"Saya katakan tadi bukan hanya alih-alih misalnya dia muslim dia sudah barang pasti harus wajib ditolong yang non muslimpun selama dia manusia wajib ditolong, jadi masalah Rohingya ini tidak akan jadi masalah kalau negara ini kemudian menerapkan aturan Islam, tidak akan terjadi masalah kalau negara diatur oleh aturan Islam yang menjadi masalah Ketika negara yang ada saat ini adalah sekuler dan dibatasi dengan sekat-sekat nasionalisme menambah masalah," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

0 Komentar