Merindu Figur Ayah


MutiaraUmat.com -- Ayah adalah pelindung keluarga. Apalah daya, ketika di tangannya anggota keluarga merasakan kesakitan akibat tindakan kekerasan yang dilakukannya. Tak sedikit berujung pada menghilangnya nyawa. Kasus pembunuhan empat anak, istri yang dibakar hidup-hidup atau dicor di kamar mandi. Merupakan sedikit dari kasus kekerasan dengan ayah sebagai pelakunya.

Beratnya beban hidup yang ditanggung sang ayah. Besarnya pengeluaran keuangan untuk sewa rumah, biaya makan, sekolah, listrik, akomodasi harian seperti bensin dan pulsa. Tidak seimbang dengan pendapatan. Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, ditambah banyaknya tuntutan gaya hidup. Minimnya kesadaran akan pengawasan Allah menyebabkan ayah mudah terpancing emosi, kekerasan verbal pun dilakukan, bahkan berujung pada tindakan kekerasan fisik. Tidak adanya sanksi tegas mengakibatkan kasus ini berulang-ulang terjadi.

Allah SWT menobatkan para ayah sebagai pemimpin dalam kehidupan rumah tangga. Memiliki sikap kasih sayang dan memperlakukan anggota keluarganya dengan baik. Duhai ayah, ingatkah engkau firman Allah dan nasihat nabimu.

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (TQS an Nisa: 34).

"Siapa yang tidak sayang kepada sesama manusia, maka Allah Azza wa Jalla tidak akan menyayanginya." (HR. Muslim).

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku orang yang paling baik kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi).

Masalah kekerasan yang terjadi di negri ini baik di rumah maupun di sekolah bisa bermuara pada satu titik yakni hilangnya figur ayah. Laki-laki  hanya bergelar ayah biologis, bukan Ayah yang menjalankan perannya sebagai mana petunjuk Allah. Ayah hanya menjalankan fungsi pencari nafkah. Urusan rumah dan anak dia lepas tangan. Tidak bisa disalahkan juga, beratnya beban hidup membuat para ayah pontang-panting mencari nafkah sebanyak mungkin agar bisa menutupi semua pengeluaran keluarga.

Negara tidak menjalankan fungsinya sebagai pengatur urusan rakyatnya. Kebijakan yang diterapkan di negri ini mengakibatkan biaya pendidikan dan kesehatan mahal karena ditanggung pasien. Kebijakan cabut subsidi mengakibatkan biaya listrik dan minyak meninggi dan berefek pada kenaikan harga kebutuhan pokok. Kebijakan mengimpor tenag kerja asing menyebabkan lapangan pekerjaan bagi penduduk hilang, belum lagi kebijakan investasi banyak penduduk kehilangan sumber penghidupannya.

Semua itu terjadi ketika Islam dicampakkan dari kehidupan. Oleh karena itu kembalikan Islam pada tempatnya sebagai pedoman dalam kehidupan baik dalam keluarga maupun negara. []


Oleh: Ma'muroha Vidya Anggreyani
Aktivis Muslimah

0 Komentar