Menghapuskan Ketimpangan Infrastruktur Pendidikan


MutiaraUmat.com -- Tak dapat dimungkiri bahwa infrastruktur merupakan salah satu sarana yang bisa meningkatkan kemajuan dunia pendidikan. Dengan infrastruktur yang memadai, pendidik dapat menjalankan secara optimal proses pembelajaran yang dilakukan sehingga menghasilkan output yang maksimal.

Namun sayang, Indonesia yang memiliki ribuan pulau dengan segala kekayaan alamnya belum mampu meratakan infrastruktur pendidikan secara sempurna. Salah satunya adalah perkembangan teknologi. Tidak semua guru di Indonesia bisa mengakses teknologi terkini. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, tentang ketimpangan infrastruktur pendidikan. Jokowi mengatakan tentang adanya kesenjangan yang besar dalam sarana prasaran pendidikan. Jokowi kemudian menyatakan bahwa itu menjadi tanggung jawab Menteri Pendidikan. (cnnindonesia.com, 25/11/2023),


Pendidikan Ujung Tombak Kemajuan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan mampu menghasilkan generasi cemerlang yang dengannya mampu membangun peradaban yang gemilang.

Sudah seharusnya negara menjadikan persoalan pendidikan sebagai perhatian utama dalam semua aspeknya. Negara harus mendukung sepenuhnya dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, tersedianya SDM, terutama guru yang berkualitas sebagai ujung tombak pendidik generasi.

Tak seharusnya ketimpangan ketersediaan infrastruktur antara pusat dan daerah terjadi. Pemerintah harus benar-benar mengusahakan pemerataan pendidikan di seluruh negeri sehingga semua rakyat bisa merasakan pendidikan yang layak.


Negara Abai

Walaupun negara telah menganggarkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), faktanya hal ini belum mampu meratakan infrastruktur yang memadai di seluruh pelosok negeri. Pasalnya, dana yang diberikan hanya cukup diperuntukkan gaji guru dan karyawan. Sementara, kebutuhan belajar mengajar seperti buku dan alat tulis, serta keperluan lainnya seperti biaya listrik, air, dan perawatan gedung sekolah masih belum maksimal terpenuhi.

Hal ini tentulah berimbas pada kualitas pendidikan. Masih banyak persoalan dunia pendidikan, utamanya di daerah pelosok yang belum terselesaikan. Namun, negara seolah sudah menjalankan amanah. Sayang, hal ini hanya pemanis saja. Negara tidak bersungguh-sungguh mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan. APBN yang berjalan terbukti jebol untuk menutup utang dan bunganya. Sementara SDA yang melimpah ruah justru diobral kepada swasta, baik lokal maupun asing. Lagi-lagi rakyat harus gigit jari menyaksikan perampokan kekayaan negeri di tengah keterbatasan fasilitas pendidikan yang ada.


Pendidikan dalam Islam

Islam memandang bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok rakyat yang harus dipenuhi negara secara layak. Tak hanya bagi kalangan berduit, tetapi juga kalangan yang terlilit. Tak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk rakyat di seluruh pelosok negeri.

Negara harus benar-benar memastikan pendidikan terlaksana dengan baik di seluruh wilayahnya tanpa terkecuali. Tak ada kata sayang menghabiskan anggaran untuk pendidikan rakyat. Baitulmal mampu mencukupi kebutuhan pokok tanpa harus terseok dan terseret oleh jebakan utang ribawi.

Dengan pendidikan berkualitas dan maju inilah tercipta peradaban gemilang untuk kejayaan negara. Banyak ilmuwan besar yang lahir dari gemilangnya peradaban Islam. Mereka menghasilkan karya luar biasa yang bahkan masih digunakan sampai saat ini.

Hal ini tentu ditopang dengan sistem Islam. Pemerataan infrastruktur pendidikan sehingga bisa menghasilkan yang berkualitas hanya bisa terwujud ketika negara menerapkan aturan Islam secara sempurna.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Esti Dwi
(Aktivis Muslimah)

0 Komentar