Mengembalikan Peran Ibu yang Sebenarnya

MutiaraUmat.com -- Tahun ini Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemen PPPAI) 
bekerja sama dengan Lions Clubs Jakarta Selatan, memberikan 250 paket bantuan pada anak-anak kampung pemulung Cinere, Depok. Ditempat lain menyediakan pemeriksaan kesehatan secara gratis. Dalam rangka memperingati hari ibu yang ke-95.

Menurut Kemen PPPAI bantuan tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab untuk pemenuhan hak dasar anak, seperti hak hidup, hak tumbuh kembang dan hak perlindungan. Yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan daerah. Juga masyarakat, dunia usaha dan media. Kata Kemen PPPAI di kantor Kecamatan Limo, kota Depok. Kemenpppa.go.id, 14/12/2023

Jika berbicara mengenai hak anak, hak hidup, hak tumbuh kembang dan hak perlindungan terhadap anak,  pertama pastilah dari ibu. Maksudnya anak akan mendapatkan semua hak-hak tersebut dari seorang ibu. Yang pasti Ibu yang faham akan kewajiban dan tanggung jawab, ibu yang sehat baik secara fisik  maupun mental, sehingga ibu bisa optimal dalam memberikan hak dan kewajiban terhadap anak.

Namun faktanya kondisi ibu saat ini sangat kesulitan dalam memberikan semua hak tersebut. Karena tekanan ekonomi dan demi karier, yang mengharuskan seorang ibu mencari nafkah atau materi. Bahkan sampai ada yang kerja diluar negeri menjadi TKW. Dengan begitu ibu jelas tidak bisa memberikan hak-hak anak yang seharusnya mereka dapatkan. 

Jadi wajar jika saat ini banyak anak-anak yang rusak, rusak akhlak dan rusak pemikiran. Anak-anak yang rapuh dan lemah. Anak-anak yang mager dan baper. Penyebabnya adalah karena mereka tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Sehingga anak-anak merasa bebas dan tidak terkontrol. Tidak faham antara keinginan dan kebutuhan. Mirisnya sampai ada kasus anak yang mudah memutuskan untuk bunuh diri hanya karena masalah sepele. Seperti kasus anak yang dilarang main hp, kemudian nekat gantung diri, di Pekalongan, Jawa Tengah. (detikbali.com, 24/11/2023). 

Itulah akibat dari ibu yang melalaikan kewajibannya. Ibu yang seharusnya menjadi pelindung dan pendidik. Namun kini ibu lebih memilih kerja. Dan rela mengabaikan semua kewajiban dan tanggung jawabnya. Sehingga secara perlahan-lahan posisi ibu  beralih menjadi tulang punggung keluarga. Begitu berat beban ibu saat ini. Meskipun ada menteri khusus perlindungan anak dan perempuan, nyatanya tidak mampu membuat hidup mereka sejahtera. Itulah gambaran sistem demokrasi sekuler yang kita adopsi. Sistem rusak yang menjauhkan agama dari kehidupan. Asas sekularisme yang bathil, yang justru membuat anak dan perempuan sengsara.

Islam hadir untuk memberi solusi semua problematika kehidupan. Karena syariat Islam merupakan aturan dari yang pencipta. Termasuk masalah ibu dan anak. Dalam Islam ibu adalah sosok wanita mulia. Saking mulianya Rasulullah menyampaikan bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu, dan posisi ibu tiga kali lebih tinggi di banding ayah.

"Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata, "Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?" Beliau mengatakan, "Ibumu." Dia berkata lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau mengatakan, "Ibumu." Dia berkata lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau mengatakan, "Ibumu." Dia berkata lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau mengatakan, "Ayahmu." (HR Bukhari dan Muslim).

Peran utama seorang ibu adalah memberikan hak dan kewajiban pada anak. Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak. Agar bisa melahirkan generasi kuat yang berkualitas. Karena itu semua termasuk perintah dari pada agama. 

Jadi dalam momen hari ibu saat ini marilah menjadikan para ibu-ibu hebat, ibu-ibu yang bertanggung jawab. Ibu seperti itu hanya ada dalam sistem Islam yang mampu mengembalikan peran ibu yang sebenarnya. Dan mampu mencetak generasi kuat dan berkualitas. Mengembalikan peran ibu yang mulia, dan menjamin terpenuhinya hak anak. Sehingga kehidupan ibu dan anak benar-benar aman dan sejahtera.

Wallahu 'alam bishowab.


Oleh: Muflihatul Chusnia
Aktivis Muslimah

0 Komentar