Mahathir Mohamad: Barat Mengabaikan Hak-Hak Palestina dengan Keputusan Berdirinya Negara Zionis


MutiaraUmat.com -- Menanggapi situasi Palestina terkini, Mantan Perdan Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berkata bahwa Barat telah mengabaikan hak-hak orang lain dan memutuskan negara Zionis  harus didirikan dalam wilayah Palestina.

“Barat mengabaikan hak-hak orang lain dan memutuskan bahwa Israel harus didirikan dalam wilayah Palestina. Jadi, inilah salah satu bentuk karakter Barat yang tanpa mandat mereka menetapkan nasib negara lain dan akan mengangap perlakuan Barat tersebut adalah hebat dan baik,” ujarnya dalam wawancara ekslusif di kanal YouTube The Thinking Muslim, bertema Gaza: Dr. Mahathir Mohamad on Kissinger, China, and US Hegemony, The Thinking Muslim, Jumat (08/12/2023).

Seharusnya kata Mahathir, terkait dengan peristiwa genosida yang menimpa warga Gaza, negara-negara Barat tidak bisa membenarkan hal itu terjadi. Tetapi, sejak awal, mereka sudah mendukung semua dengan pendirian negara Zionis. 

"Meskipun tidak mengantongi pengakuan (pengakuan) berdiri di tanah Palestina, Barat dengan mudah mengambil sebagian tanah Palestina dan memberikannya kepada Israel. Dan menyebutnya sebagai negara Yahudi," ujarnya.

Ketika Mahathir ditanya terkait Barat yang selalu memainkan politik double standar, ia menjelaskan dengan mengungkap sejarah perlakuan Barat terhadap warga Yahudi di masa lalu. Barat membangun narasi ketidaksetaraan dengan Yahudi, mendiskiriminasi, dan menyerang Yahudi. 

"Lalu kemudian menggaungkan ide kesetaraan dan tidak mengakui bahwa mereka pernah mendiskriminasi dan menyerang warga Yahudi," imbuhnya

Mahatir menjelaskan, begitulah kebiasaan bangsa Eropa selama berabad-abad. Lebih dalam mari lihat sejarah, bahwa tidak ada kesetaraan antara Yahudi dengan warga Eropa. Mereka menggunakan narasi tersebut untuk melawan Yahudi. Tetapi kemudian muncul ide kesetaraan dan diterima sekali.  Mereka kemudian tidak mau dikatakan mendiskriminasi atau menyerang Yahudi. Itulah kebijakan Eropa yang disebarkan selama beberapa dekade.

"Negara Israel diambil dari wilayah Palestina ketika masa kekuasaan Eropa. Padahal, menurut Eropa (Barat), tidka boleh merampas tanah yang punya pemilik, dan merupakan bentuk tirani jika dilakukan," ungkapnya.

Namun katanya, Eropa (Barat) mengabaikan pemikiran tersebut dan merampas banyak tanah yang diklaim sebagai tanah yang tidak dimiliki oleh siapa pun, sehingga leluasa untuk dirampas. Seperti  termasuk wilayah Utara dan Selatan Amerika.

"Eropa juga mengambil Amerika, New Zealand, dan banyak wilayah lainnya. Eropa menguasai dunia dan bebas melakukan apa pun yang disukai. Inilah karakter Barat yang terlihat sekarang," ujarnya.

Mantan Perdana Menteri Malaysia itu juga meyakin sekali bahwa mereka merampas utara Amerika setelah menancapkan genosida, melawan Indian kulit merah. Sekarang sama dengan yang dilakukan Israel, melakukann genosida terhadap warga Palestina dan sebagian wilayah Gaza. Dan kemudian bahwa hal itu akan dianggap selesai setelah mampu melumpuhkan atau menghabisi Hamas.

Lebih jauh ia mengatakan dan juga meragukan pemberitaan yang melaporkan korban serangan HAMAS, Oktober lalu. Karena katanya, media tidak mampu menampilkan bukti gambar autentik terkait kerusakan maupun korban-korban warga Israel seperti yang dibertakan beberapa media. Malah pemberitahuan seperti itu hanyalah jadi alasan yang dibenarkan bagi Israel untuk mengambil langkah penyerangan. Seperti halnya yang terjadi di Irak. 

“Dengan mengatatakan Iraq mempunyai senjata pemusnah masal, dan pada akhirnya mengakui bahwa tidak ada senjata tersebut di Iraq. Utuk mengatakan demikian, mereka tidak boleh tidak percaya kepada CIA tentang segala hal.  Karena itu adalah tugas mereka,” ungkap Mahathir. 

Selanjutnya ia sebutkan bahwa budaya liberalisme Barat yang dianggap dan dipercaya masyarakat Eropa sebelumnya, mampu menjadikan hidup manusia lebih humanis, malah mendatangkan berbagai masalah. 

Mahatir menyebutkan, Eropa memiliki kelihaian dalam menciptakan perkara baru, termasuk sistem pemerintahan. Kebanyakan negara-negara Barat dahulunya menggunaka sistem monarki. Tetapi ketika Prancis memutuskan untuk menjadi sebuah Negara Republik, semua mengikuti. Sehingga, mereka menukar nilai-nilai mereka, sistem, juga budaya.

“Saat dimana mereka harus liberal, mereka juga menyerang dan membunuh demi mempertahankan keobjektifan mereka. Mereka liberal dalam kasus terterntu, tetapi juga tidak liberal dalam kasus lain. Hari ini kita lihat pendukung Israel melakukan genosida,” pungkasnya. []M. Siregar.

0 Komentar