Kereta Api Tanpa Palang Pintu, Keselamatan Bukan Jadi Prioritas Lagi?

MutiaraUmat.com -- Sering rasanya kita mendengar kecelakaan transportasi umum, terutama travel, bus atau kereta api. Korbannya juga bukan hanya mengalami luka ringan, tapi juga banyak yang meninggal. Selain sudah menjadi qada nya Allah Swt, kecelakaan sering terjadi akibat jalan yang rusak, berlubang, tidak adanya pembatas jalan, atau palang pintu rel kereta api, bahkan karena pengemudi ugal-ugalan yang tidak sabar menunggu kendaraan lain melintas, sehingga terjadilah tabrakan.

Dalam laman Cnnindonesia.com 15/12/2023. Telah terjadi kecelakaan maut yakni mobil minibus menabrak kereta cepat Whoosh di perlintasan Desa Cilame, Ngamprah, Kabupaten Bandung barat. Mobil tersebut sempat terseret oleh kereta  yang melaju dari arah padalarang menuju bandung sejauh 500m, akibat melewati perlintasan kereta tanpa palang pintu. 4 dari 6 orang didalam mobil meninggal dunia sementara 2 korban lainnya masih di rawat di rumah sakit.

Pembangunan Infrastruktur Demi Cuan

Dikatakan diatas bahwa perlintasan kereta cepat tersebut tidak memiliki palang pintu, hal ini tentu sangat membahayakan, sebab pengemudi mungkin memperkirakan jarak kereta yang masih jauh sehingga berani menyebrang perlintasan, namun laju kereta yang sangat cepat mengikis jarak sehingga tanpa sempat melintas sudah terjadi tabrakan.

Jumlah kecelakaan di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya, bukan hanya kerugian materi yang dialami korban tapi juga luka-luka hingga kehilangan nyawa. Hal ini disebabkan sistem sekuler kapitalis yang menjadikan setiap pembangunan dilaksanakan untuk meraih keuntungan, tanpa memikirkan keselamatan pengguna jalan. Meski negara sudah memberikan penyuluhan tentang keselamatan berkendara, menugaskan polisi lalu lintas untuk berjaga, atau memberikan pembatas hingga rambu-rambu disetiap jalan, tetap saja kecelakaan terjadi dan terus terjadi hingga begitu banyaknya.

Negara hanya bertugas membuat aturan, sedangkan pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada pihak operator. Negara berlepas tangan terhadap jaminan keselamatan transportasi umum, hingga tidak ada jaminan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan dibidang transportasi sebab operator tadi hanya menjalankan tugasnya sesuai materi atau kepentingannya, jadi tidak akan mungkin akan melayani sepenuh hati atau mengorbankan dirinya sendiri.

Banyak jalan didalam kota bahkan jalan lintas antar Provinsi yang masih rusak parah, berlubang, bergelombang, tanpa pembatas jalan, tidak adanya penerangan, bahkan menjadi banjir ketika hujan. Padahal dana yang dikeluarkan untuk infrastruktur pembangunan jalan setiap tahunnya sangatlah banyak sekali. Kondisi jalan yang seperti ini tentu sangat bisa mengakibatkan kecelakaan bahkan berujung maut. Namun entah apa yang ada difikiran penguasa sehingga berlama-lama membiarkan kondisi jalan dalam keadaan rusak parah.

Islam Solusi Tuntas Kecelakaan Lalulintas

Dalam negara Islam, seluruh aspek kehidupan masyarakat diperhatikan dengan detail, bukan hanya kebutuhan pokok, tapi juga kondisi kesehatan, pendidikan, hingga pekerjaan masyarakat. Termasuk pelayanan dalam bidang transportasi umum, seperti yang pernah terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab yang menangis saat ajudannya memberi kabar yang terjadi di Iraq, yakni seekor keledai tergelincir kakinya sehingga masuk ke jurang akibat melewati jalanan rusak yang berlubang.

Ajudannya bertanya "Wahai Khalifah mengapa engkau menangis? Padahal yang mati hanya seekor keledai?", lalu Umar menjawab "Apakah engkau sanggup menjawab ketika Allah nanti bertanya apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu? Mengapa engkau tidak meratakan jalan untuk nya?". Umar begitu perduli dengan nyawa seekor keledai yang mati ketika dia menjabat sebagai pemerintah, namun saat ini begitu banyak nyawa manusia yang melayang akibat kondisi jalan yang sangat memprihatinkan, namun tak ada terlihat penyesalan dan ketakutan pada mereka yang duduk dikursi pemerintahan.

Negara Islam memberikan pelayanan bukan berdasarkan untung rugi, tapi sepenuhnya demi keselamatan umat itu sendiri, sebab seluruh pembiayaan penuh berasal dari negara yang mengelola sendiri SDA nya, bukan dikelola Asing seperti saat ini.

Khatimah

Sudah saatnya kembali pada sistem Islam. Negara yang menerapkan sistem Islam tidak akan mungkin menyengsarakan rakyatnya, sebab kelak setiap pemimpin akan ditanya dan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.
"Pemerintah adalah pengurus rakyat, dan ia akan bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya". (HR. Al-Bukhori).


Oleh: Audina Putri
Aktivis Muslimah

0 Komentar