Inilah Bukti Pengkhianatan Pemimpin Negeri Muslim


MutiaraUmat.com -- Mubaligah Ustazah Rif'ah Kholidah memaparkan bukti pengkhianatan pemimpin negeri Muslim terhadap Palestina. 

"Inilah bukti-bukti dari pengkhianatan pemimpin negeri-negeri Muslim kepada warga Palestina dan masih banyak lagi bukti-bukti yang lainnya" ungkapnya dalam video Apa Saja Bukti Pengkhianatan para Pemimpin Negeri Muslim terhadap Palestina?| Islam Menjawab di kanal YouTube Muslimah Media Center, Ahad (3/12/2023). 

Pertama, para pemimpin negeri Muslim masih membuka hubungan bilateral dengan zionis laknatullah seperti penguasa Yordania, Qatar, Mesir, Saudi Arabia. Bahkan mereka menolak usulan embargo minyak ke negara Yahudi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh pada 11 November 2023. 

"Ini menunjukkan bahwa para pemimpin negeri Muslim turut memberikan bahan bakar untuk kendaraan tempur Zionis laknatullah dalam menggempur Gaza dan membunuh para wanita dan anak-anak," sesalnya. 

Kedua, para pemimpin negeri Muslim rela menjadikan negara-negara mereka sebagai jalur perlintasan militer Amerika yang membantu entitas Yahudi. Bahkan Amerika Serikat telah membangun sejumlah pangkalan militer di beberapa negeri Muslim seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Turki, Emirad Arab dan lainnya. "Dari pangkalan militer inilah digunakan oleh Amerika Serikat untuk memobilisasi militernya ke Timur Tengah," ungkapnya. 

Ketiga, para pemimpin negeri Muslim menjadi penyokong ekonomi terhadap zionis Yahudi, negeri-negeri Muslim seperti Azerbaijan, Turki dan Kazakhstan telah mensupllay kebutuhan minyak bumi ke negeri zionis laknatullah, zionis juga telah mengandalkan pasokan air dari Yordania dan Turki. 

Keempat, para pemimpin negeri Muslim sepakat menyerahkan nasib Palestina ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar menerima solusi dua negara. Usulan solusi dua negara tentu sama saja mengakui eksistensi Yahudi yang telah merampas tanah milik kaum Muslim di Palestina dan membunuh para wanita dan anak-anak. 

"Padahal seharusnya pemimpin negeri Muslim wajib mengirimkan pasukan militernya untuk membebaskan Palestina dari zionis laknatullah," cetusnya. 

Dia mengatakan, Pengkhianatan yang dilakukan oleh pemimpin negeri Muslim hari ini tidak hanya menghianati warga Palestina tetapi mereka juga mengkhianati Allah dan Rasulnya. Karena mereka telah bersekutu dengan musuh-musuh Allah sebagaimana firman Allah dalam Qs. Ali Imran 118: 

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti," paparnya. 

Kemudian, ia menegaskan, pengkhianatan yang dilakukan oleh pemimpin negeri-negeri Muslim adalah pengkhianatan yang paling besar karena seorang pemimpin adalah pihak berwenang dalam menentukan setiap kebijakan yang diputuskan baik kebijakan yang berkaitan dalam negeri maupun di luar negeri. 

"Qadhi iyadh menyampaikan bahwa seorang pemimpin akan dilaknat atas pengkhianatan yang dilakukan karena itu iya telah menyalahi janjinya kepada warganya atau menyalahi Amanah yang diemban kepadanya," terangnya. 

Ia mengutip hadis Rasulullah SAW setiap pengkhianat memiliki panji pada hari kiamat yang akan dikibarkan setinggi-tingginya sesuai kadar pengkhianatannya. Ketahuilah tidak ada pengkhianatan yang lebih besar pengkhianatannya daripada pengkhianatan seorang pemimpin kepada rakyatnya. 

Lebih lanjut dia memaparkan pengkhianatan yang dilakukan pemimpin negeri Muslim terhadap rakyat Palestina tidak lain merupakan ketundukan mereka kepada penguasa zionis. Sebagaimana seruan perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada pemimpin dunia Islam dalam perang Gaza ‘jika anda ingin melindungi kepentingan Anda maka Anda harus melakukan satu hal yaitu diam. Inilah potret pemimpin Islam dalam sistem sekularisme yang lebih memilih menghambakan dirinya menjadi pelayan Barat dan manzalimi umat daripada taat kepada Allah untuk menolong agama-Nya. 

"Seharusnya para pemimpin negeri Muslim sadar bahwa kekuasaan itu adalah amanah yang harus digunakan untuk menolong agama Allah bukan untuk menghamba kepada kepentingan zionis Barat laknatullah," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

0 Komentar