Generasinya Homeless, Adakah Solusi Jitu?

MutiaraUmat.com -- Kenaikan harga material dan harga tanah menyebabkan harga rumah tak terjangkau bagi generasi muda. Istilah Millenial Generation Homeless merujuk pada fenomena anak muda yang tak mampu membeli rumah karena harganya tinggi. Untuk biaya pembangunan rumah minimalis saja, dibutuhkan perkiraan anggaran sekitar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta untuk ukuran 100 meter persegi sampai 301 meter persegi (cermati.com ; 27 Januari 2023). Upah kerja yang diterima hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, dan sewa rumah. Belum lagi anggaran pendidikan dan kesehatan yang harus ditanggung sendiri. Membuat keinginan memiliki rumah ibarat mimpi di siang hari.

Dalam pembukaan musyawarah nasional persatuan perusahaan Realestat Indonesia (REI) XVII 2023 di Jakarta, Presiden Joko Widodo menyatakan ada backlog 12,71 juta unit rumah. Sementara laju pertumbuhan keluarga baru yang membutuhkan rumah berkisar 700 ribu sampai 800 ribu keluarga per tahun (Republika.com; 25 Oktober 2023). Backlog merupakan indikator kesenjangan antara rumah yang dibangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ini dikarenakan jumlah luas lahan yang tetap, sementara jumlah penduduk makin bertambah (cnbcindonesia.com; 4 September 2023).

Fakta ini menjadi bahan kampanye pasangan capres Prabowo untuk menarik suara generasi muda. Melalui program rumah murah berupa tahun pertama pembangunan 500 ribu unit rumah tapak dan 500 ribu unit  rumah vertikal di perkotaan. Disusul dengan dua juta renovasi rumah di pedesaan di tahun kedua masa jabatannya (Jpmn.com; 1 Desember 2023). 

Ini bukan terobosan baru, karena sebelumnya program subsidi pembelian rumah dan renovasi rumah dijadikan solusi tingginya backlog di negri ini. Kebijakan setengah hati yang menguntungkan perusahaan realestate karena free PPN untuk pembangunan rumah dibawah harga 2 Milyar. Fakta di lapangan, rumah yang dibangun memang dibawah 1 Milyar. Perumahan yang dibangun pun kadang minim fasilitas umum seperti rumah ibadah, belum lagi sanitasi kesehatan yang tak terpenuhi. Jauh dari fasilitas umum yang akhirnya menimbulkan kemacetan lalu lintas di jam kerja dan sekolah.

Pakaian pangan dan rumah adalah kebutuhan pokok setiap orang. Islam mewajibkan negara untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya dan pembangunannya pun berorientasi pada kepentingan rakyat. Negara akan memudahkan pembangunan rumah, baik dari penyediaan industri bahan material maupun konsep perumahan yang layak bagi manusia. Rumah yang sesuai kriteria rumah sehat dan kemudahan akses fasilitas umum.

Solusi yang ditawarkan Islam melalui mekanisme sistem ekonomi Islam yang diterapkan adalah negara memastikan setiap warganya, baik Muslim maupun non-muslim memiliki pekerjaan. Negara akan membangun industri bahan material sehingga bisa dibeli dengan harga terjangkau. Negara juga akan merancang sistem perumahan yang lengkap sarana dan fasilitas umum sehingga penghuninya tidak kesulitan saat berobat dan sekolah maupun mencari nafkah. Pembiayaan bersumber dari pengelolaan kekayaan alam secara syariah. Demikianlah.

Vidya Anggraini
Aktivis Muslimah 

0 Komentar