Dr. Izzeldin Abuelaish: Jihad Tertinggi Adalah Berdiri untuk Melawan Penjajah

MutiaraUmat.com-- Dalam sebuah dialog bersama Piers Morgan, Dr. Izzeldin Abuelaish, salah satu dokter imigran Inggris asal Palestina mengatakan bahwa jihad tertinggi bagi seorang Muslim adalah berdiri untuk melawan penjajahan. 

“Itulah kenapa saya merasa perlu menghadiri undangan Anda ke studio ini. Saya banyak mendengar beberapa wawancara Anda yang membahas tentang Jihad. Kedatangan saya ke studio juga bagian Jihad. Saya datang menemui Anda untuk membela saudara-saudara saya di Palestina, atau menyelamatkan hidup manusia adalah Jihad.  Dan jihad tertinggi adalah berdiri untuk melawan seseorang yang menjajah Anda,” ujarnya kepada Piers Morgan dalam dialog tersebut dengan judul Israel-hamas War: Piers Morgan And Douglas Murray vs Pro-Palestinians Over Hamas Attakcs (13/12/2023).

Ia melanjutkan bahwa makna jihad sangatlah luas. Ketika seoarang Muslim sedang puasa, bekerja adalah bagian dari jihad. Dan sangat penting untuk dipahami. Bukan malah mengeluarkannya dari konteks dalam artian pembahasan yang dangkal dari kata jihad. 

"Bahkan, ketika sesorang yang berusaha untuk bertahan dari serangan sarcov atau penyakit kanker misalnya, juga bagian defenisi jihad," tegasnya.

Tentu saja katanya, kita tidak sepakat dengan terbunuhnya para korban yang tidak bersalah dalam aksi serangan atau perang. Apalagi saat ia mengungkapkan kepada Piers, bahwa putrinya adalah salah satu korban tidak berdosa dari serangan brutal Zionis. 

 “Coba lihat saya sebagai contoh. Saya lahir hingga putri saya terbunuh itu sebelum tanggal 7 Oktober 2023.  Saya terlahir sebagai pengungsi Palestina sebelum 7 Oktober. Orang tua saya jadi pengungsi sebelum 8 oktober di Palestina,” bebernya kepada Piers. 

Sehingga katanya, perang yang kini sedang terjadi di Palestina bukanlah dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 kemarin. Jumlah korban yang tewas pertanggal 12 Desember 2023 warga Plestina telah tebrunuh lebih dari 23.000 an jiwa dan 45.000 luka parah. Belum lagi kerusakana bangungan yang menimpa jalur Gaza.

“Kedua data yang saya sampaikan adalah representatif dari Kementerian Luar Negeri Uni Eropa. Ini jauh dari yang bisa dibayangkan. Kerusakan yang terjadi di Jerman selama enam tahun, hanya dalam dua bulan terjadi di Palestina, bahkan lebih dari itu,” lanjutnya. 

Menteri Luar Negeri Uni Eropa sendiri, kata Izzeldin mengatakan bahwa korban di Palestina melebih korban jiwa di perang dunia ke II.

Saat dialog tersebut, dr. Izzeldin juga mempertanyakan keberanian Piers untuk sepakat menyebut Zionis yang membunuh putrinya sebagai teroris. Tetapi Piers jelas menyangkal dan tetap memberikan pembelaan terhadap Israel. 

“Apakah Anda berani mengatakan bahwa yang membunuh putriku adalah teroris? Apakah Anda berani katakan mereka teroris? “ tandasnya. []M. Siregar.

0 Komentar