Dr. Abdul Waheed Kepada Piers Morgan: Kami Menyeru Militer dari Negara Muslim untuk Menyelamatkan Warga Gaza

MutiaraUmat.com -- Intelektual Muslim asal Inggris, dr. Abdul Waheed, menegaskan kepada Piers Morgan bahwa yang diinginkan oleh para demonstran Muslim di UK kemarin adalah aksi nyata dari militer negara Muslim seluruhnya untuk menyelamatkan warga Gaza. 

“Demontrasi yang kami lakukan adalah demonstrasi yang sudah mempetimbangkan penuh keamanan dan kehati-hatian. Dan kami sedang menyeru kepada aksi militer, dalam hal ini militer negara yang ada di negeri-negeri Muslim untuk menyelamatkan warga yang ada di Gaza,” katanya dalam debat dengan judul Israel -Palestine War: Piers Morgan Debates With Islamist Extremist Doctor, disiarkan langsung oleh kanal YouTube Piers Morgan Uncensored (12/12/2023). 

Menurut dr. Abdul Waheed, semua selebaran, banner, maupun orasi-orasi yang disampaikan dalam aksi damai di UK sudah dipertimbangkan dengan matang. Aksi tersebut dikatakan olehnya sebagai salah satu bentuk dukungan dan kepedulian terhadap dua juta jiwa umat Islam yang disembelih di berbagai belahan dunia termasuk Gaza. 

"Seruan atau memberikan arahan dari Masyarakat terhadap bantuan militer adalah hal yang wajar dan benar. Seperti halnya dalam Islam ada seruan jihad terhadap milter," ujarnya.

Ia mengatakan kepada Piers, tentunya juga tahu bahwa seruan atau arahan masyarakat untuk turun melakukan penyelamatan adalah hal yang wajar dan benar. Jihad dalam konteks ini adalah seperti yang dipahami dan diserukan untuk militer resmi yang ada di negeri-negeri Muslim untuk datang dan melawan.

Oleh karena itu ia menyatakan jika seruan terharap jihad oleh beberapa orang tanpa dalil (landasan yang benar), tentu ia tidak dukung.

Saat ini menurutnya, umat Islam sedang dalam situasi yang jumlah 1% dari populasi Gaza telah dibunuh hanya dalam rentan waktu dua bulan. Atau sebanyak 1% dari seluruh populasi anak-anak di Gaza terbunuh  dan di beberapa belahan dunia lainnya. 

“Anda tahu bahwa warga Gaza tidak ada yang menolong mereka. Mereka harus melawan sendiri berbaris sebagai pertahanan diri dari serangan mematikan,” lugasnya.

Intelektual Muslim asal Inggris itu menganalogikan seruan militer untuk negara Muslim seperti yang dilakukan oleh Ukraina ketika memanggil NATO sebagai upaya yang memungkinkan untuk mengakhiri perang tak bermoral dan illegal oleh Rusia, Vladimir Putin. 

Dunia melihat jelas ketika Ukraina diperangi secara ilegal dan diinvasi, serta hak-hak warga Ukrainan dirampas oleh Rusia. Seharusnya dunai juga melihat hal yang sama terhadap Gaza. Karena hak-hak mereka juga dirampas dengan cara yang tidaka bermoral oleh Zionis setelah tanggal 7 Oktober 2023. 

“Saya akan jelaskan dengan benar jika Anda memberikan saya waktu dan tanggapan yang sopan. Saya akan membela hak-hak warga Palestina untuk melawan sebuah pendudukan. Dan Anda menocba hanya melihat yang terjadi di 7 Oktober sebagai hari permulaan meskipun anda memang tidak mengatakan itu,” tegasnya.

Dan ketika banyak media mainstream mencoba untuk mengalihkan persoalan utama Gaza seperti yang dilakukan oleh Piers Morgan, yaitu menggiring opini untuk menyatakan bahwa HAMAS telah melakukan serangan teror pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu, Abdul Waheed berkata dengan tegas bahwa sebenarnya istilah teroris telah menjadi sesuatu yang dipolitisasi.

Ia mencontohkan praktik politisasi istilah terorisme salah satunya seperti yang dilakukan oleh negara India baru-baru ini. hanya karena ada warga India yang mendukung tim kriket Australia, terjadi penangkapan dengan dakwaan terorisme. 

"Begitu juga yang terjadi di West Bank, jika  ada seseorang yang mengungkapkan kejadian-kejadian dalam penjara, maka akan ditangkap dengan dakwaan yang sama, yaitu terorisme," tambahnya.

Selain itu, Abdul Waheed juga membongkar kabar yang dirilis oleh The Washington Post, bahwa AS juga mendukung penggunaan fosfor putih oleh Israel dan dipasok oleh AS untuk IDF. Baik AS maupun Britania Raya mendukung penggunaannya. Sementara sikap negara-negara Arab hanya diam dan lebih mementingkan keselamatan hubungan bisnis dengan para negara-negara pendukung Israel. 

“Peristiwa yang terjadi di Gaza ini melebihi dari kata ngeri. Apa yang kita saksikan dalam handpohen kita, TV, dan laptop adalah perpanjangan dari peristiwa 1948, bukan?” tanyanya lanjut. 

Dr. Abdul Waheed menerangkan kepada Morgan,  peperangan dalam konteks Islam, Nabi Muhammad SAW memberikan jaminan hidup dan keselamatan kepada anak-anak, kaum wanita, tua renta, pemuka agama, serta tidak memutilasi. Namun kenyataan perang yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Sangat jauh dari konteks Islam. Bahkan, para pelaku penyiksaan tidak mau mengaku kejahatan yang dilakukan terhadap wanita dan anak-anak dalam peperangan.  

“Saya katakan demikian karena bertahan adalah hak dalam Islam. Bahkan  dalam pandangan hukum internasional juga begitu, bukan? Dalam manuskrip gereja juga menyebutkan bahwa hak-hak primer manusia jika terancam bisa terjadi pembunuhan dan kematian untuk tanah tempat mereka hidup,” terangnya lagi. 

Semua manusia tentunya kata Abdul Waheed sepakat bahwa kekerasan tidaklah benar dan tidak bisa dimaafkan, dan untuk menunjukkan kepedulian terhadap warga Gaza, tidak perlu memiliki profesi tertentu seperti dirinya sebagai seorang dokter. 

“Tidak perlu menjadi seorang dokter untuk peduli terhadap warga Gaza. Anda tidak perlu mengaitkan profesi pribadi saya sebagai seorang dokter yang menangani banyak pasien dengan topik yang kita bincangkan,” Abdul Waheed memperingatkan. 

Ia kembali menyampaikan bahwa yang diinginkan oleh kaum Muslim adalah aksi nyata yang seharusnya dilakukan oleh militer dari negeri-negeri Muslim untuk menghentikan pengepungan massa dan mengganti kerugian serta diberikan kepada korban hak-hak asasi mereka yang sama.

“Jadi, yang kami inginkan adalah aksi militer dari negeri-negeri Muslim untuk menghentikan pengepungan massa dan mengganti kerugian serta diberikan kepada korban hak-hak asasi yang sama,” pungkasnya. []M. Siregar.

0 Komentar